12

232 14 0
                                        

Dering ponsel mengganggu tidurnya yang nyenyak, ia terpaksa mengambil ponsel itu dengan gusar. Tanpa melihat siapa yang meneleponnya ia menggeser tombol hijau tersebut.

"Hm" katanya dengan suara khas bangun tidur.
"Dimana? Gue udah sampe rumah Mom"
"Hah?" Noah terkejut. Ia lupa kalau pagi ini ada janji untuk makan siang bersama di rumah ibu Keenan.

"Jangan bilang lo baru bangun Nuh!"
Noah tidak menghiraukan perkataan Keenan. Ia fokus memindahkan tangan ramping yang memeluk dada telanjangnya dengan perlahan-lahan, takut membangunkan wanitanya yang masih tertidur pulas. Setelah memastikan wanita itu tidak terbangun, Noah langsung melesat menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

"Nuh! Halo! Lo denger gue gak? Awas aja lo gak jadi ke sini!"
"Ck iya sabar gue bentar lagi OTW" jawabnya sedikit berbisik, tanpa menunggu jawaban Keenan ia mematikan sambungannya.

Segera ia mandi dan berpakaian. Hari ini adalah hari penting bagi Keenan, dan ia akan menemaninya sampai tujuan mantan bosnya sekaligus sahabat baiknya itu tercapai.

"Sial, kenapa gue bisa lupa sih" umpatnya sambil memakai kemejanya dengan terburu-buru. Ia memakai sepatunya asal-asalan, memasukan dompet dan ponselnya ke dalam celana lalu menyambar kunci mobilnya.

Tidak lupa mencium kening kekasihnya dengan selembut mungkin agar wanita itu tidak terbangun. Setelahnya ia berlari menuju mobil sportnya yang ia parkir di area basement.
**

Keenan duduk menyender di depan televisi. Sesekali ia mengubah channel di layar datar tersebut.

Ibunya sibuk mengatur letak piring  berisi lauk dan berbagai jenis makanan di atas meja makan. Sedangkan ayahnya duduk bersamanya dengan ponsel ditangannya.

"Noah masih lama Ken?" Tanya ibunya dari jauh.
"Udah di jalan Mom"

Keenan melirik ponselnya, sudah setengah jam dari saat Noah mematikan sambungan.

Tak berapa lama suara mobil sport Noah terdengar memasuki halaman rumah tersebut. Keenan segera bangkit untuk menyambut kedatangan Noah, sekalian memakinya karna datang terlambat.

"Niat gak sih lo nemenin gue? Malah sibuk ena-ena" Noah menepuk jidat Keenan dengan kunci mobilnya.

"Bawel lo kaya emak-emak, belum masuk aja gue udah di omelin"
"Salah sendiri lo datang telat, mood gue jadi jelek kan"

"Masih untung gue datang Ken, lebay banget lo"
"Udah lah cepetan masuk!"

Noah mengikuti arah jalan Keenan. Tampak Diana juga berjalan menghampiri mereka. Noah memeluk ibu Keenan yang sudah seperti ibunya sendiri.

"Kamu apa kabar nak? Kok gak pernah jenguk Mommy?"
"Kan Mom sering telepon juga"
"Iya sih, tapi kan Mommy pengen dijenguk, Daddy juga udah gak pernah main catur, kangen tuh dia sama kamu" Noah terkekeh. Ia menghampiri ayah Keenan yang sedang duduk di depan televisi.

"Dad" sapanya. Ia memeluk pria tua itu dengan sayang.
"Sehat Noah?"
"Sehat, Daddy gimana?"
"Sehat, tapi Daddy bosen di rumah terus, gak ada lawannya pula" Noah terkekeh. Daddy sama seperti orang tua pada umumnya, meski beliau kaya raya tapi tetap tidak betah di rumah kalau tidak ada kegiatan berarti apalagi jika tidak ada lawan mainnya.

Keenan jelas tidak bersedia menjadi lawan main ayahnya. Selain karna ia sibuk bekerja, ia juga lebih suka tinggal di apartmennya daripada di kamarnya semasa kecil.

Alhasil Gustaf harus puas dengan hanya bersama istri juga para asisten rumah tangga di rumah mewahnya.

"Nanti kita main catur, gimana?"
"Boleh, tapi yang lama ya biar seru" katanya dengan semangat. Noah terkekeh.

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang