29

211 17 0
                                    

Noah memijat pelipisnya. Baru saja ia memberitahu Keenan keberadaan Lucy via telepon, pria tua itu sudah panik dan membatalkan semua jadwalnya untuk mengejar Lucy.

Hari ini Noah akan mengantar Lana dan Lucy ke Bandung karena Mike sedang ada pekerjaan.

"Mantan lo merried, lo gak diundang ya?"
"Diundang kok, tapi gue sengaja gak dateng"
"Kenapa?"
"Karna gak ada pasangan, Keenan gak diundang jadi gak mungkin ngajak dia"

Lucy terkekeh.
"Alesan, kan lo punya tunangan, kenapa malah ngarepin Keenan?"

"Gapapa, gue emang lebih suka ngajak Keenan kalo datang ke acara apapun"
"Serius? Wah mau sampai kapan? Tunangan lo kan bakal jadi istri lo nantinya, masak lo sama Keenan mulu"

"Gue kasihan aja Keenan sendirian, makanya gue temenin.. gimana kalo lo aja yang temenin dia? Jadi kan gue bisa nikah"
"Eh eh maksud lo apa nyuruh-nyuruh Lucy pacaran sama Keenan?" Mike tiba-tiba muncul dengan bertelanjang dada.

"Kenapa emangnya? Kok lo sewot?" Noah menatap Mike dan Lucy bergantian. Baru saja Mike ingin membuka mulutnya, suara bell apartmen berbunyi.

Noah bangkit berdiri dan berjalan mendekati pintu. Noah membulatkan matanya, dihadapannya ada tunangannya dan juga Keenan.

"Cel?" perempuan itu menatapnya dengan tajam.

Noah tak tahu harus mengatakan apa, ia masih terkejut.
"Kenapa? Kaget? Mana cewek itu?" Noah mengangkat sebelah alisnya.

"Cewek?"
"Iya mana selingkuhan kamu? Pasti kamu umpetin di sini kan?"

Noah melongo sambil menatap Keenan dengan penuh tanya. Pria tua itu hanya mengangkat bahu lalu menerobos masuk seperti mencari sesuatu.

"Lus?" Lucy menoleh dan terkejut.

Wanita itu langsung bersembunyi di balik punggung Lana. Lana yang tidak siap nyaris menjatuhkan piring di tangannya.

"Lus apaan sih?" Lucy hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tetap memegang kuat kedua pundak Lana agar perempuan itu tidak pergi kemana-mana.

"Lus kita perlu bicara"
"Aku gak mau Ken"
"Please kita bener-bener harus bicara"

"Lucy! Keenan gak mungkin macem-macem sama lo, ada gue, Noah sama Mike" Kata Lana dengan nada gemas.

Keenan mengerutkan keningnya. Tadi kalau tidak salah Lana menyebut nama Mike?

"Mike?" Lana menoleh pada Keenan, pria itu masih mengerutkan keningnya. Ah iya pasti Keenan tidak tahu soal Mike.

Panjang umur. Mike kembali muncul dan sudah memakai kaosnya. Ia menaikkan sebelah alisnya ketika melihat apartmennya didatangi manusia-manusia tak diundang.

"Ada apa nih?" Tanyanya polos.
"Loh Ken? Ngapain lo di sini?" tanyanya lagi.
"Lo bisa jelasin Mike? Kenapa Lucy ada di apartmen lo? Selama ini gue tanya sama lo, lo bilang gak tahu?"

Mike membeku. Ia memang pernah bilang tidak tahu mengenai keberadaan Lucy, tapi itu dulu sebelum Lucy meminta pertolongan kepadanya.

Setelah itu Mike memang tidak memberitahu Keenan kalau Lucy ada bersamanya. Bukan karna Lucy yang meminta, tapi sesuatu telah terjadi padanya.

"Aku yang minta dia gak kasih tahu kamu" Lucy berbohong.

Keenan melupakan Mike sejenak. Ia kembali menatap Lucy dengan tatapan intens.
"Kamu kenapa sih Lus? Aku sama Jay nyari kamu kaya orang gila! Kalau ada masalah itu ngomong bukannya kabur kaya pengecut"

Lana merasa Lucy mengendurkan pegangan tangannya pada pundaknya. Segera ia menyingkir dan berdiri di samping Mike.

Lana tidak mendekati Noah karna pria itu berdiri di samping tunangannya.

"Iya aku pengecut, aku segalanya yang buruk yang ada di kepala kamu dan mama kamu, terserah Ken aku udah gak perduli, jadi jangan cari-cari aku karna kita gak ada hubungan apa-apa"

"Gak ada hubungan apa-apa kamu bilang? Masih bisa kamu bilang gitu setelah apa yang aku lakukan sama kamu?" Keenan mulai terpancing emosi. Namun bukannya takut, Lucy semakin menantangnya.

"Oh apa memangnya yang kamu lakukan? Merusak aku demi menyakiti Bianca? Trus berusaha menghidupi aku karna rasa bersalah kamu? Trus mencampakan aku setelah kamu ketemu calon istri kamu? Begitu?"

Keenan merasakan emosinya akan meledak. Ia memang melakukan itu semua, tapi setidaknya ia tetap menjaga Lucy dan memperhatikan kehidupannya sebagai tanggungjawabnya. Ia tidak membiarkan Lucy luntang-lantung dan merasa sendirian. Lucy masih punya dirinya untuk tempat bergantung. Setidaknya ia sudah berusaha menebusnya, tapi mengapa Lucy tidak pernah menghargai itu.

Keenan hendak mendekati Lucy dengan tangan yang sudah terkepal. Noah sudah ingin menahannya namun kalah cepat dengan Mike.

Keenan tampak tidak suka dengan sikap Mike yang dianggap sok pahlawan itu. Akhirnya mereka pun bertengkar dan saling memukul.

Mereka semua terkejut sampai tidak tahu harus berbuat apa.

Lucy sudah berteriak dan menangis, apalagi ketika melihat Mike berada di bawah Keenan dengan tak berdaya dan wajahnya sudah berlumuran darah.

Noah berhasil memisahkan mereka setelah menendak perut Keenan.

Suasana sangat kacau. Mereka terdiam cukup lama, hanya ada suara tangis Lucy dan napas Keenan dan Mike yang terengah-engah.

"Kamu mau aku ngapain Lus? Selama ini aku udah kasih kamu semuanya, apapun mau kamu. Aku udah berusaha nebus semuanya. Bilang sama aku apa yang masih kurang? Jangan diam atau malah pergi ninggalin aku"

"Aku mau kamu! Aku mau cinta kamu! Aku mau aku yang ada dihati kamu! Jadi istri kamu! Bukan Bianda bukan Thalita bukan siapapun!" Jawabnya ditengah tangis.

Dengan perut yang masih sakit, Keenan mendekati Lucy. Perempuan itu berjongkok di dapur sambil menangis, kepalanya berpangku pada kedua tangannya yang dilipat.

Keenan memeluknya sambil ikut terisak. Keenan sudah merusak perempuan ini, bertahun-tahun ia berusaha menebus kesalahannya.

Ia menuruti apapun kemauan Lucy. Menemaninya setiap perempuan itu membutuhkannya. Menghabiskan uang-uangnya untuk membahagiakan Lucy. Ia pikir semua sudah cukup, ia pikir semua sudah berhasil ditebus.

Tapi ternyata tidak. Keenan merasa seperti anak kecil yang bodoh.

Lucy menginginkan cintanya. Hanya cinta.

Bukan apartmen mewahnya, mobil yang mahal, uang yang banyak, ketenaran sebagai model.

Cuma ingin cinta.
***
TBC

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang