4

328 20 0
                                    

"Dikit banget bawaan lo?" Mike memperhatikan barang bawaan Lana. Hanya ada satu koper mini yang mungkin hanya muat empat pasang baju, alat mandi dan satu handuk. Setahu Mike, yang namanya perempuan selalu ribet bin rempong kalau urusan keluar kota. Kenapa Lana santai sekali?

"Gue mau kerja Mike bukan mau liburan"
"Tapi ini seminggu lebih loh Lan"
"Ck gak usah bawel, ayo cepetan!" Lana menghempas komper imutnya ke jok belakang lalu membuka pintu penumpang di samping kemudi.

Mike menggaruk pangkal hidungnya. Merasa tidak yakin tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula Lana bisa membeli apapun itu yang ia perlukan di Jakarta. Ia menduduki kursi kemudi dan mulai mengendarai mobilnya.

"Gue masih gak percaya lo mau buatin wedding cake buat Emer Lan" Lana berdecih dalam hati, ia juga masih tidak percaya.

Kalau bukan karna harga dirinya yang sedang dipertaruhkan, ia ogah menerima permintaan Pao membuatkan wedding cake untuk hari pernikahan wanita itu dengan mantan kekasihnya sendiri.

Sisi negatifnya berpikir kalau Pao hanya ingin pamer padanya, bahwa wanita itu berhasil mengalahkannya. Tentu saja ia tidak akan menunjukan kekalahannya kepada siapapun. Termasuk Mike.

Maka dari itu ia terpaksa menerima permintaan itu demi imagenya sebagai wanita strong.

"Gue buat untuk Pao, karna dia yang minta"
"Tapi kan lo bisa nolak Lan"
"Dan dianggap yang nggak-nggak?"
"Lo pikir Pao bakal kaya gitu?"
"Kalau gak kenapa dia sampai mohon-mohon sama gue? Padahal di Jakarta banyak yang lebih hebat bikin wedding cake, sampai bela-belain ke rumah gue segala, padahal gak kenal, apa kaya gitu lo masih bisa mikir positif?"
"...Gitu ya? Padahal setahu gue Pao gak freak kaya gitu deh" Lana hanya mengedikkan bahunya.
*

Lana menyapu seluruh ruangan dengan matanya. Apartmen Mike tidak begitu luas dengan dua kamar tidur dan satu kitchen set juga satu living room.

"Cewek lo gak marah Mike gue nginep di sini?"
"Cewek yang mana?"
"Yee dia pake nanya, lo pikir gue hapal semua cewek lo?" Mike terkekeh geli.

"Cuma lo yang pernah nginep di sini Lan"
"Serius? Jadi gue orang pertama?" Mike mengangguk sambil fokus menunggu gelasnya penuh. Ia lalu meminum segelas air mineral dalam genggamannya itu.

"Jangan bilang lo modus Mike, kelar riwayat lo kalo Nessy tahu"
"Tenang aja Lan, kecuali lo juga mau"
Lana hanya berdecih, membuat Mike semakin geli. Mike cukup tahu diri dengan penolakan Lana sejak awal mereka berkenalan, ia hanya ingin menggoda Lana karna itu sudah menjadi hobbynya.

"Yang mana kamar gue?" Mike menunjuk dengan dagunya. Lana menuju satu kamar yang ditunjuk oleh Mike dan meletakan koper imutnya di dalam sana.

Jam menunjukan pukul sebelas malam. Waktu yang tepat untuk langsung beristirahat karna Lana cukup kelelahan dalam perjalanan.

Lana membuka isi kopernya yang hanya terdapat dua kimono tidur, dua tshirt dan satu jeans, satu mini dress, satu cullote pants, satu spaghetti top, satu hot pant, satu tas pesta dan heels, satu pouch berisi alat mandi dan make up, tiga bra dan sepuluh underwear, mini hair dryer dan satu handuk bersih.

Kata siapa koper mininya tidak muat banyak? Mike saja yang tidak tahu trik packing yang benar. Lana tersenyum geli mengingat lucunya ekspresi bingung Mike tadi. Ia lalu membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan kimono tidurnya.

"Lan!"
"Ha?"
"Gue boleh masuk gak?"
"Iya"

Mike membuka pintunya sedikit dan memasukan kepalanya seperti ingin mengintip. Dilihatnya Lana sudah berpakaian dengan kimono tidurnya yang berwarna nude pink berbahan satin, terlihat sangat seksi.

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang