Love At Second Sight

18

Lucy memandangi punggung telanjang itu sambil menelan salivanya. Ia sudah sering melihat yang seperti itu, namun melihat milik Mike sungguh menyiksanya. Ia memegang kuat air mineral di tangannya.

Sang pemilik punggung tidak menyadari kedatangannya karna ia memandang ke arah yang berlawanan.

Entah mengapa melihat Mike sit up dengan dada telanjang yang basah itu membuat dada Lucy berdebar-debar.

Ia merutuki pikirannya yang sudah travelling. Tiba-tiba Mike berdiri lalu menghampirinya. Lucy mulai gelagapan karna salah tingkah.

Pria itu memandang intens ke arahnya, membuat pipi Lucy memanas. Apalagi dada basah itu sekarang sangat dekat dengan wajahnya. Astaga.

"Ini untuk gue?" Lucy terpaku. Ia tidak berniat membawakan minum untuk Mike, namun entah mengapa kepalanya justru mengangguk.

"Thanks" Mike mencium pipi Lucy dan mengambil air itu lalu meninggalkannya.

Lucy tentu terkejut, terbukti dirinya tidak bisa berhenti memikirkan rasa bibir Mike di pipinya. Ia bahkan memegangi pipinya sambil sesekali mengusap lembut. Bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum malu.

Sialan. Apa pria itu pikir ia bisa mudah digoda? Oh Lucy dia memang menggoda. Akui lah.

Lucy menepuk kedua pipinya berharap ia bisa berhenti tersenyum konyol.

Malamnya Lucy mengurung diri di kamar karna takut bertemu Mike. Ia juga tidak tahu mengapa ia harus takut.

Mike sendiri sedang sibuk mengedit lagu dengan komputernya di ruang tengah.

Satu jam kemudian terdengar ketukan di pintu kamar Lucy. Lucy hampir saja menjatuhkan sisir yang akan ia letakan kembali ke tempatnya.

"I-iya Mike?"
"Lo gak makan? gue delivery pizza"
"O-okay sebentar lagi" tidak ada jawaban dari Mike. Mungkin pria itu sudah pergi dari depan pintu kamarnya.

Lucy menimbang-nimbang apakah ia akan bergabung untuk makan pizza bersama Mike atau ia akan menunggu Mike kenyang dan menyisakan beberapa potong untuknya.

Ketukan kembali terdengar. Lucy membulatkan matanya karna terkejut.
Dengan segera ia membuka pintunya takut Mike akan marah seperti malam itu. Lucy sungguh trauma mengingat malam itu.

Baru saja Lucy membuka pintu, tiba-tiba tubuhnya terdorong dan bibirnya dilumat dengan rakus.

Lucy tidak sempat protes karna tubuhnya mendadak membeku karna terkejut.

Mike terus melumat bibirnya dalam-dalam, bahkan lidahnya sudah memaksa masuk ke mulut Lucy mencari-cari lidah wanita itu.

Puas menghisap lidah Lucy sekarang Mike beralih menghisap leher mulus itu.

Lucy mendesah tanpa bisa ia tahan. Tangan kekar itu berhasil membuka kaitan bra di balik kaus Mike yang kebesaran di tubuh Lucy.

Mike meremas payudara Lucy dengan lembut, sambil sesekali menggoda putingnya. Astaga Lucy merasa mulai mabuk oleh sentuhan Mike.

Bisa ia rasakan miliknya mulai nyeri dan basah. Mereka bahkan masih memakai pakaian lengkap, dan Mike berhasil membangkitkan gairahnya. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan semua pria termasuk Keenan.

Lucy mengumpat dalam hati ketika pria itu menarik kasar celana pendek sekaligus celana dalamnya, Mike menunduk dan mulai menciumi miliknya yang sudah sangat basah dengan rakus.

Lucy memejamkan matanya rapat-rapat. Ia menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan itu. Ia tidak pernah merasakan yang seperti ini pada siapapun.

Desahannya menjadi-jadi ketika ia mulai mendekati puncaknya. Lucy orgasme.