21

213 17 0
                                    

"Kamu banyak berubah ya"
"Masa sih?"
"Iya"
"Apa aja yang menurut kamu berubah?"

Noah memperhatikan wanita yang ia gandeng sedari tadi. Tatapannya sangat dalam dan bibirnya tersenyum penuh arti.

Lana tidak tahan dengan perhatian itu, ia mengalihkan pandangannya ke arah laut.

Tiba-tiba tangan itu meraih beberapa helai rambutnya yang berterbangan, jari-jari itu menyisir rambut Lana dan menyelipkannya dibalik telinga.

Lana terpaku menatap pria di hadapannya. Ia tidak mengerti mengapa Noah bertingkah begitu manis padanya sementara pria itu sudah memiliki tunangan.

"Aku belum tahu banyak, kan kita baru ketemu.."
"tapi aku rasa semua yang kenal kamu pun tahu apa yang paling berubah dari kamu"
"Apa?"
"Penampilan kamu"
"Dan life style kamu, mungkin"

"Mungkin?" Noah tersenyum.
"Baru dugaan aku aja"

"Emang kamu menduga gimana?"
"I dunno, kamu lebih berani, lebih percaya diri, kaya bukan kamu"

Lana tersenyum.
"Apa itu buruk?"
"No, itu bagus.. selama masih dalam batas wajar"

Lana mengangguk-angguk.
"Aku pikir kamu juga banyak berubah El"
"Oh ya?" Lana mengangguk lagi.
"Kenapa kamu bisa bilang gitu?"
"Ya.. kamu jauh lebih dewasa"
"Hahaha yes iam, aku tiga puluh tahun Lana"

"Ck bukan itu! Maksud aku, sikap kamu jauh lebih dewasa dibandingkan dulu"
"Um.. Kamu selalu pemaksa, tapi ... cara kamu yang sekarang beda" Noah terkekeh. Sepertinya pembahasan ini sangat menarik untuknya.
"beda cara ya? Kaya apa misalnya?"

"Dulu kamu kalau maksa gak pernah mau jelasin kenapa alasannya, pokoknya kamu cuma mau diturutin tanpa harus kasih pengertian apa-apa"

Noah mengangguk sambil tersenyum penuh arti. Salah satu yang Lana sukai, Noah lebih banyak tersenyum daripada Noah yang dulu.

Senyuman Noah sangat manis dan tidak pernah bosan untuk dipandangi. Lana selalu suka jika Noah tersenyum, pria itu lebih tampan seribu kali lipat jika tersenyum. Noah dulu sangat sulit untuk tersenyum meski Lana memintanya sampai merajuk.

"Kamu suka?"
"Suka apa?" Noah terkekeh.
"Perubahan aku?" Tanyanya dengan senyuman itu lagi.

"Um... iya aku suka" jawab Lana mengakui itu. Senyuman Noah semakin melebar sampai matanya menyipit. Mau tidak mau Lana ikut tertawa.

"Jadi... kamu udah tunangan?" Tanya Lana tiba-tiba. Senyuman manis itu mendadak sirna, Noah meminum air kelapanya sambil menatap jauh ke arah laut.

"Iya aku udah tunangan" jawabnya akhirnya. Lana tersenyum entah untuk apa, mungkin karna ia tidak ingin terlihat cemburu.

"Kamu gimana?"
"Gimana apa?"
"Kamu tahu maksud aku Lan"
"Aku sendiri"

"Kenapa?"
"Kenapa?" Lana tertawa.
"Emangnya kenapa kalau aku sendiri?"
Noah tersenyum. Memang tidak ada salahnya jika Lana sendiri.

Sendiri itu lebih baik daripada dalam ikatan namun tidak merasa bahagia. Iya kan?

"Kamu selalu bawa camera ya?" Noah melirik arah pandang Lana.
"Iya, kalau ada spot yang bagus pasti aku foto"
"Boleh aku pinjem?"
"Boleh"

Lana tampak senang saat Noah meminjamkan cameranya. Noah mengajarinya cara-cara sederhana dalam menggunakan camera itu.
***

"Kenapa lo gak nungguin gue?"
"Sorry, g-gue takut kalau seandainya ada yang lihat gue ke kantor lo, trus mereka akan kasih tahu Keenan kalau gue ke sini"
"Ck tapi seenggaknya lo tinggalin nomor HP dong Lus, gimana gue bisa hubungin lo?"
"Kalau gue punya pasti gue kasih Jay"
"Jadi bener lo gak bawa apa-apa?" Lucy menggelengkan kepalanya.

Love At Second SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang