🌙 twenty nine

4.6K 962 503
                                    

HAIIII!!!!

Tolong jangan marahin aku karena lama updatenya T.T

Selamat membaca, mohon maaf kalau ada salah kata yaa~Jangan lupa tinggalkan komentar dan votenya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca, mohon maaf kalau ada salah kata yaa~
Jangan lupa tinggalkan komentar dan votenya!



•••

Pagi itu, Arin terbangun lebih dulu. Dan seperti biasa, pemandangan pertama yang dilihat Arin ketika membuka mata adalah Chan yang masih tertidur pulas.

Perlahan dia menyingkirkan tangan Chan dari pinggangnya, lalu bangkit untuk segera membasuh wajah sebelum memasak. Kalau sebelumnya Chan yang melakukan tugas-tugas seperti ini, sekarang Arin justru melarang. Tentu saja dia tak mau membuat suaminya itu terluka andai saja tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Arin mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas dan mulai merebus air untuk sup. Lalu dia mengiris daging kornet untuk kemudian dicelupkan pada kocokan telur dan menggorengnya dengan sedikit minyak. Setelah air mendidih, Arin mulai memasukan sayuran seperti wortel, kentang, dan irisan daun bawang serta memberi beberapa bumbu sebagai perasa. Terakhir, Arin memanggang ikan sebagai menu tambahan. Meski tidak begitu pandai memasak, tapi lauk pagi ini tetap terasa mewah.

Arin mematikan kompor, lalu mulai memindahkan semua masakan yang telah jadi ke meja makan. Disitulah akhirnya dia melihat buket bunga yang semalam Chan berikan padanya.

Arin pun berinisiatif mencari vas bunga kosong dan memindahkannya sebelum mawar tersebut benar-benar layu. Tak lupa pula ia menambahkan air disana.

"Cantik!" pujinya seraya tersenyum, setelah meletakkan vas tersebut pada meja makan sebagai hiasan.

Makanan sudah siap, hiasan pun turut mempercantik meja makan, maka sekarang saatnya Arin membangunkan Chan.

Namun ketika hendak berbalik, salah satu tangkai mawar tidak sengaja tersangkut pada lengan baju tidur milik Arin hingga membuat vas tersebut menggelinding dan jatuh membentur lantai.

Arin reflek menjauh ketika serpihan vas tersebut berhamburan di sekitarnya. Dia terdiam selama beberapa detik, sebelum akhirnya mendesah panjang karena kesal. Rasanya percuma dia menata secantik mungkin bunga-bunga ini, kalau ujung-ujungnya dia menjatuhkannya juga.

"Nambah kerjaan aja," keluh Arin sembari berjongkok untuk mengambil pecahan kaca yang besar.

Setelah memastikan tak ada serpihan kaca yang tersisa, Arin segera menuju kamar. Dia agak tenang ketika melihat Chan masih tertidur pulas bahkan setelah keributan yang dibuatnya di ruang makan tadi. Tapi disisi lain, dia terheran-heran karena tidak biasanya Chan belum terbangun meski waktu hampir menunjuk pukul delapan dan sinar matahari mulai mengusiknya melalui jendela.

"Chan? Bangun yuk? Aku udah masakin sarapan," panggil Arin sembari melangkah mendekati sang suami.

"Hey," Arin duduk disisi ranjang, lalu mengguncang tubuh Chan pelan. Namun laki-laki itu tak kunjung menunjukan reaksi.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang