🌙 twenty fifth

5K 1K 575
                                    

Mendekatlah wahai pembaca gloomy moon!

Mendekatlah wahai pembaca gloomy moon!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••



Pertama-tama mau ngucapin makasih banyak buat teman-teman yang jawab pertanyaan aku dichap sebelumnya ya. Nggak nyangka banyak yang kenal Arin sejauh itu❤️

dan bener kata kalian, dibalik semua sikap dan tindakan seseorang, pasti ada sesuatu yang melatarbelakanginya, yaitu masa lalu.

Kalau gitu silahkan lanjut scroll dan
Selamat membaca!







•••

Waktu yang seharusnya Hyunjin gunakan untuk beristirahat dan makan siang, dia habiskan untuk memandangi dokumen yang ada dihadapannya. Kedua tangannya menangkup sembari menopang dagu, terlihat berpikir keras selama satu jam terakhir.

Belakangan ini pikirannya tak pernah lepas dari sosok pemilik dokumen yang secara tiba-tiba dan mengejutkan, membatalkan pendaftarannya untuk program pengobatan. Bisa dibilang ini suatu hal yang langka dan jarang terjadi, dimana seorang pasien menentang dengan keras untuk menolak pengobatan yang dianjurkan dokter.

Saat itu Hyunjin kelewat murka karena lagi-lagi, Chan bersikap seperti ini. Dia tidak tau apa yang Arin lakukan sampai akhirnya Chan membuat keputusan gila yang tentu saja akan membunuh dirinya sendiri. Dia kehilangan kesabaran, sampai secara tidak sadar memukul Chan hingga melukai sudut bibirnya yang pucat. Semenjak itulah sahabatnya menghilang tanpa jejak.

"Dokter Hwang Hyunjin?" perhatian Hyunjin teralihkan begitu mendengar suara perempuan dengan seragam perawatnya itu muncul di balik pintu.

"Ah Maaf, Dok. Tadi saya udah ketuk pintunya tapi Dokter diam aja," lanjutnya lagi setelah memahami wajah bingung Hyunjin.

Saking kerasnya ia berpikir, Hyunjin sampai tak mendengar suara ketukan pintu itu.

"Ya, ada apa?" tanya Hyunjin seraya merapihkan dokumennya.

"Anda kedatangan tamu, Dok," Hyunjin mengernyit, dia tidak ingat kalau hari ini dia memiliki janji.

Perawat itupun mempersilahkan tamu yang dimaksud untuk masuk, setelah Hyunjin mengizinkan. Beruntung hari ini dia berada di ruangannya, kalau tidak mungkin dia melewatkan pertemuan dengan Sonho dan Minyoung yang datang saat ini.

"Maaf ya tiba-tiba datang tanpa ngabarin dulu. Kami juga baru kepikiran buat datang kemari," ucap Minyoung membuka pembicaraan.

Hyunjin menggeleng cepat, "Nggak masalah, Bu. Untungnya saya lagi senggang juga. Jadi, ada perlu apa Pak Sonho dan Bu Minyoung datang?"

"Begini, saya dapat panggilan dari rumah sakit soal pemberitahuan program pengobatan yang katanya dihentikan. Ada apa memangnya? Kenapa pengobatannya dihentikan?" Sonho tampaknya tak mengerti dengan situasi yang masih menjadi tanda tanya tersendiri juga untuk Hyunjin.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang