SIAPA YANG BILANG BAKAL SAD ENDING SIH?!?! ANA AJA BELUM BIKIN ENDINGNYA KALIAN UDAH NEBAK BAK CENAYANG AJA NIH
*ana jobless, sekarang authornya adalah pembaca cerita iniㅋㅋㅋㅋ
•••
Belakangan ini, Arin selalu menolak setiap kali Chan menawarkan untuk memberi tumpangan dari kantornya menuju kembali ke rumah. Tentunya Chan tau alasan dibalik setiap penolakan itu. Arin lebih memilih Chungho mengantarnya pulang dan menurunkannya di gapura ketimbang Chan yang datang menjemput dan mengantarnya sampai rumah.
Bohong kalau Chan tidak marah, kesal, sampai uring-uringan karena merasa Arin semakin menjauh darinya. Tapi apa yang bisa dia lakukan kalau kebahagiaan Arin saat ini memang bukan bersamanya melainkan dengan Chungho? Sekeras apapun Chan mencoba, Arin semakin menjauh apapun alasannya.
Perempuan yang tengah menyantap sarapan dihadapannya itu terlihat terburu-buru. Khawatir kalau orang yang dinantinya sudah sampai di gapura dan ia tak ingin membuatnya menunggu terlalu lama. Arin dan Chungho, keduanya seperti remaja yang sedang di landa kasmaran.
"Nanti aku jemput," entah sudah berapa kali Chan mengatakan hal ini setiap kali mereka sedang sarapan. Namun ia juga akan mendapatkan jawaban yang sama setiap kalinya.
"Nggak usah, aku bareng Pak Direktur." Tolaknya tanpa balas menatap Chan. Dia memasukan suapan roti terakhir ke mulutnya sebelum menyambar tas yang ia letakkan di kursi sebelah.
"Kayaknya kalian makin dekat, ya?" tanya Chan sarkas disela-sela kegiatan perempuan itu.
Arin baru akan bangkit kala Chan bertanya demikian. Buru-buru ia menelan roti yang tersisa dimulut sebelum akhirnya menjawab, "Tentu. Makanya ceraikan aku secepatnya supaya aku bisa benar-benar mengencani dia."
"Kalau aku belum lupa, bukannya kamu nggak suka laki-laki yang lebih tua dari kamu?" Arin kembali mengurungkan niatnya karena Chan kembali berucap.
"Woo Chungho pengecualian. Kenapa? Iri?" tatapan merendah dari Arin itu berhasil membuat Chan tersenyum miring.
"Merasakan tatapan hangat dari kamu, tertawa bersama kamu setiap kali sedang bersama, membicarakan hal-hal yang menyenangkan dan berbagi cerita satu sama lain, siapa yang nggak iri memangnya? Aku yang jelas-jelas suami kamu aja nggak pernah merasakan itu semua," tutur Chan dengan nada menyindirnya yang khas itu. Santai, tapi mengintimidasi sehingga membuat Arin diam tak berkutip.
Mata perempuan itu masih menatap Chan. Kalimat barusan seolah menyadarkan Arin bahwa selama ini dia memang tak pernah melakukan hal-hal yang tadi disebutkan Chan. Namun menurutnya, untuk apa pula dia melakukan hal itu semua?
Chan pikir, Arin yang tiba-tiba terdiam menandakan kalau perempuan itu akan mengakui kesalahannya selama ini. Tapi sekali lagi, kata maaf dan menyesal bahkan tak pernah ada di kamus kehidupan Arin, jadi dia tak perlu mengharapkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
gloomy moon • bang chan
Fanfiction"Andai aku bisa lebih menghargai waktu." [skracha] (Bang Chan x OC) Highest Rank #3 in Stay 15/10/2020 #2 in StrayKids 3/05/2021 #4 in Chan 24/01/2021 Start - 23.06.2020 End - 20.01.2021