🌙 eleven

4.4K 1K 497
                                    

KEMARIN AKU TUH LUPA UPDATE GUYS, AKU PIKIR HARI INI JUM'AT😭😂😭😂

Happy reading~ jangan lupa vote dan komen kalau kamu suka sama cerita ini🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading~ jangan lupa vote dan komen kalau kamu suka sama cerita ini🥰




•••

Sewaktu Chan membuka mata, kepalanya terasa sakit luar biasa. Belum pernah ia merasa sangat teriksa seperti ini ketika terbangun dari tidurnya yang amat panjang.

Chan mengerang pelan. Sambil memegangi kepala yang terasa berputar, dia mencoba bangkit dan duduk bersandar pada tumpukan bantal dibelakangnya. Chan tidak ingat, sejak kapan dia berada di tempat tidur?

Seingatnya, hari masih pagi. Tapi setelah melihat keluar jendela lalu beralih pada jam di nakas yang ternyata sudah menunjuk pukul sebelas malam, barulah Chan tau kalau dirinya tak sadarkan diri selama lebih dari dua belas jam.

Tapi ada hal yang jauh lebih mengejutkan lagi, yaitu ketika Arin masuk ke kamarnya tanpa permisi dengan membawa semangkuk bubur. Bersama ekspresi wajah yang kecut itu, Arin meletakkan bubur tersebut tepat pada meja nakas di sebelah kasur Chan.

"Bagus deh kalau udah bangun. Tuh makan buburnya," ucap Arin memerintah.

Perempuan itu hendak kembali ke kamar kalau saja Chan tidak menahan pergelangan tangan Arin sampai membuatnya jatuh terduduk di sisi kasur. Dia menatap Chan terkejut sekaligus bingung.

"Nggak ada niatan nyuapin? Suaminya lagi nggak enak badan gini," ucap Chan dengan suara seraknya barusan.

Tentu saja jawaban yang Chan terima adalah sebuah tatapan heran sekaligus enggan dari seseorang bernama Arin. Respon yang tidak lagi membuat Chan terheran-heran.

"Manja banget. Makan sendiri!" Sudah Chan duga, Arin akan menolak permintaannya. Perempuan itu langsung menepis tangan Chan, lalu meninggalkan ruangan dengan langkah yang sengaja dihentak keras.

Chan tersenyum tipis. Paling tidak dia sudah tau bayangan sikap Arin ketika kondisinya semakin memburuk, sehingga nantinya dia terbiasa dan tak lagi terkejut atau berharap Arin akan peduli. Dia ingat betul kalau perempuan itu sama sekali tak mau direpotkan, sehingga Chan berusaha sebisa mungkin melakukan semuanya sendiri, termasuk makan, bahkan disaat kondisi tubuhnya tidak mendukung untuk bergerak.

Baru saja Chan bersiap menyendok bubur buatan Arin setelah susah payah meraihnya dari meja nakas, dia kembali dikejutkan dengan kedatangan perempuan itu. Chan memandang Arin penuh tanya, karena dia hanya berdiam diri diambang pintu tanpa mengatakan apapun selama beberapa detik.

"Apa?" tanya Chan, "ada yang mau dikatakan?"

"Bisa nggak makannya? Mau disuapin?" Arin balik bertanya, mengabaikan pertanyaan Chan sebelumnya.

Hal itu tentu membuat Chan tercengang. Barusan, Chan tidak salah dengar, kan? Arin menawarkan bantuan?

Karena Chan tak meresponㅡ hanya bengong menatap kearahnya, Arin berinisiatif menghampiri Chan. Merebut mangkuk tersebut dari tangan laki-laki berwajah pucat itu dan mulai menyendokkan sesuap bubur yang masih mengeluarkan kepulan asap panas.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang