Tadinya part ini mau aku bagi dua, karena takut kalian capek baca... tapi pas udah dipenggal, malah gantung. Jadi aku satuin lagi dan semoga kalian nggak bosen ya T.T
Tuh udah aku ketik panjang-panjang nih... MANA VOTE DAN KOMENNYA YEOROBUN~
•••
Sambil melipat kedua tangannya diatas dada, Sonho menatap putrinya yang tengah duduk di sofa dengan tajam. Apa sebutan untuk seorang perempuan yang masih menyandang status sebagai istri, terlihat turun dari mobil laki-laki lain bahkan sampai bersentuhan dengan orang yang jelas-jelas bukan suaminya? Pendosa? Pengkhianat? Sebutan-sebutan itu sepertinya cocok untuk diberikan kepada Arin.
"Bagaimana kamu menjelaskan apa yang Papa liat barusan?" Sonho siap mengintrogasi. Namun yang ditanya tampaknya tidak terlihat gentar atau merasa panik. Perempuan itu malah tertawa sinis sambil memalingkan matanya.
"Sekarang Papa tertarik sama kehidupan aku?" Arin kembali menatap Sonho dengan tatapan andalannya yang dingin dan super tajam, "setelah bertahun-tahun mengabaikan aku kayak mainan nggak kepakai, dan ketika mainan nggak kepakai itu mulai diurus orang lain, Papa mulai tertarik lagi sama aku?"
Meski tau kemana arah pembicaraan Arin menuju, Sonho tidak langsung menanggapi. Yang saat ini menjadi permasalahan adalah siapa sosok laki-laki yang mengantar Arin sekaligus mempertanyakan tanggung jawabnya sebagai istri, bukan mengenai masa lalu keluarga mereka.
"Kamu seorang istri. Sudah selayaknya kamu menjaga perasaan Chan sebagai suami kamu. Dengan kamu bepergian bersama laki-laki lain, apa kamu nggak mikir perasaan Chan? Selama empat bulan ini kalian bersama, Chan selalu mengurus kamu dengan baik dan sabar. Tapi apa balasan kamu kepada Chan? Kenapa seperti ini Arin? Mau sampai kapan kamu begini?" Sonho mulai geram. Putrinya ini tak penah berubah sedikit pun bahkan setelah menikah.
Arin yang mendengarnya tentu tertawa. Meski tidak ada yang sedang melucu, tapi ucapan ayahnya barusan sudah seperti lelucon baginya.
"Jadi anak Papa itu, aku atau Bang Chan? Kayaknya sayang banget sama orang itu sampai terus dibela-belain." Sonho yang mendengar hal itu lantas menelan ludahnya kuat-kuat.
"Arin..."
"Wah... lucu sekali orang-orang disini," Arin bersedekap, lalu bersandar pada sofa sambil menatap langit-langit ruangan, "semuanya membela seorang laki-laki bernama Bang Chan seolah manusia yang satu ini akan mati besok."
Sonho memejamkan matanya frustrasi kala mendengar Arin berkata seperti itu. "Jaga mulut kamu, Arin."
Saat ini mungkin Arin terlihat tegar karena tampangnya yang mengintimidasi. Tapi terlepas dari itu semua, pelupuk matanya sudah membendung genangan air yang bisa tumpah kapan saja.
"Kemana cincin pernikahan kamu?" Sonho tiba-tiba mengalihkan pembicaraan begitu melihat benda yang melingkari jari manis Arin tampak berbeda dari yang terakhir kali dilihatnya.
"Aku buang," jawab Arin enteng.
"Yoon Arin!" bentak Sonho sampai membuat pemilik nama terkejut bukan main. Saking kagetnya, Arin sampai tak bereaksi selama beberapa detik.
"Kamu ini benar-benar anak nggak tau diri! Cincin itu satu-satunya peninggalan orang tua Chan sebelum mereka meninggal! Dan kamu membuangnya gitu aja? Tanpa tau apa-apa? Kamu nggak mikirin bagaimana perasaan Chan?" sudah tak terhitung berapa tingginya suara Sonho yang menggema diseluruh ruang tamu rumah Arin.
Sungguh, hatinya remuk melihat sang ayah membentaknya seperti itu. Sesak, kesal, marah, semuanya menjadi satu hingga membuat Arin tak kuasa untuk menahan air matanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
gloomy moon • bang chan
Fanfiction"Andai aku bisa lebih menghargai waktu." [skracha] (Bang Chan x OC) Highest Rank #3 in Stay 15/10/2020 #2 in StrayKids 3/05/2021 #4 in Chan 24/01/2021 Start - 23.06.2020 End - 20.01.2021