🌙 twenty four

5.1K 1.1K 828
                                    

Simple question:

Bagaimana kalian menangkap dan memahami sosok Arin dalam cerita ini?

Yang jawab dapet hadiah.


















Hadiahnya Ana kasih semangka🌚

Part ini tadinya mau aku bagi 2, tapi aku bingung gimana cutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Part ini tadinya mau aku bagi 2, tapi aku bingung gimana cutnya. Semoga kalian nggak bosen karena chapter kali ini yah... agak panjang dan banyak.







thank you.





•••

"Kok nggak diangkat sih daritadi teleponnya? Bener minta dipotong gajinya nih orang! Bolos mulu!" decak Yiseul sebal karena sejak pagi, sahabatnya Arin tak bisa dihubungi. Karena bolos mendadaknya itulah yang membuat Yiseul harus menangani dua presentasi sekaligus yang seharusnya ditangani Arin—dan itu benar-benar merepotkan.

Kakinya berhenti melangkah ketika sorot netra menangkap sosok tak asing yang kini tengah duduk menunggu di lobby perusahaan. Yiseul menyipitkan matanya, barang kali ia salah liat. Namun laki-laki berkemeja hitam dengan tas ranselnya itu benarlah seseorang yang dikenalnya.

"Chef Felix?" sapa Yiseul setelah berjalan menghampiri laki-laki itu, "ngapain disini malam-malam? Cari seseorang?"

"Oh, hai," Felix segera bangun, "aku habis ketemu seseorang untuk membicarakan soal projek. Lagi nunggu, katanya ada sesuatu yang mau dikasih ke aku."

Yiseul mengangguk mengerti. Satu hal yang dia notice dari cara bicara Felix adalah perubahan penyebutan kata Saya menjadi Aku. Membuat Yiseul semakin berbunga-bunga karena itu tandanya, Felix mulai merasa akrab.

"Apa soal acara ulang tahun perusahaan?" tanya Yiseul.

Kelopak mata Felix melebar, "loh? Kamu tau juga soal projek ini?"

Tawa Yiseul terdengar seiring dengan kepalanya yang bergerak mengangguk. "Aku tau, cuma aku nggak gabung ke dalam projeknya karena satu dan lain hal. Tapi syukurlah kalau urusan makanan Chef Felix yang menangani, karena rasanya pasti nggak bakal mengecewakan."

"Aku anggap itu pujian," balas Felix diiringi suara tawanya yang berat itu.

"Aku memang memujimu," timpalnya lagi yang kemudian hanya dibalas senyum, "ah sayang banget aku nggak bisa ngenalin kamu ke sahabatku. Padahal mumpung kamu disini, Chef."

"Sahabat kamu? Arin maksudnya?" tanya Felix yang lantas membuat Yiseul tersentak.

"Chef kenal Arin?" dia terkejut, tapi juga penasaran bagaimana Felix bisa mengenal sahabatnya itu.

Seraya memasukan tangannya ke saku celana, Felix mengangguk. "Nggak deket banget, tapi aku tau dia karena dia istri dari sahabatku juga."

Dan untuk kedua kalinya Yiseul dibuat terkejut setelah mendengar ucapan Felix. Dia sempat terdiam sejenak, mencerna informasi baru tentang identitas Arin yang disebut-sebut sebagai istri dari sahabat Felix.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang