🌙 twenty one

5.5K 1K 698
                                    

Nungguin yhaaa????

Nungguin yhaaa????

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





•••

Harus Yiseul akui, kalau pertemuan dengan klien kali ini cukup membuatnya jengkel. Semalam, dia tiba-tiba meminta jadwal pertemuan dimajukan menjadi sebelum makan siang. Yiseul yang sejujurnya memiliki kepentingan lain pun terpaksa membatalkannya demi sang klien. Tapi ketika dirinya sudah menunggu selama satu jam di tempat yang mereka janjikan, kliennya malah terlambat dan merubah tempat pertemuan menjadi di sebuah restoran dekat kantornya. Kalau bukan karena klien penting, Yiseul mungkin sudah memakinya melalui telepon sejak tadi.

Dan disini lah dia sekarang, berdiri sambil menatap sebuah restoran yang kini menjadi tempat pertemuannya dengan sang klien.

"Kalau berubah, apalagi sampai nggak datang, kupatahkan kakinya!" umpatnya kesal sambil membuka pintu dengan kasar.

Tapi sepertinya, kesialan sedang senang-senangnya berpihak pada Yiseul. Pertama dia harus kena omel karena membatalkan janji, kemudian dia dibuat menunggu satu jam lamanya tapi ternyata sang klien terlambat dan mengubah lokasi pertemuan. Belum lagi kakinya kini terasa pegal karena sepatu hills yang dia kenakan. Dan sekarang, dia malah menabrak seseorang dibalik pintu karena terlalu kuat mendorongnya.

"Astaga!" serunya panik begitu melihat seseorang dibalik sana langsung menutup wajah dengan kedua tangannya yang mungil.

"Pak? Pak? Maaf, tapi nggak-nggak apa, kan?" Yiseul hendak meraih kedua tangan itu, tapi dia sadar kalau tindakannya mungkin terlihat tidak sopan.

Karena laki-laki itu masih terdiam, rasa panik dan cemas yang dirasakan Yiseul pun semakin menjadi. Belum lagi pelanggan lain dan beberapa pramusaji yang mulai menatap mereka penasaran. Sementara pelakunya kini sibuk menggigit bibir kuat-kuat karena otaknya mendadak tak dapat berpikir untuk bertindak.

"Chef Felix?" Yiseul melirik salah satu pegawai yang mendekati mereka. Perempuan itu terlihat mengkhawatirkan laki-laki yang dipanggilnya dengan sebutan Chef Felix itu, "Chef nggak apa-apa, Chef?"

Laki-laki itu menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan sambil menuruni kedua tangan. Disaat itulah rahang Yiseul seperti terjatuh, dia ternganga sampai tak dapat menutup kembali.

"Apa saya terlihat baik-baik, saja?" katanya sambil tersenyum tipis, membiarkan darah yang mengalir dari lubang hidung itu mengotori senyumnya.

Namun disaat situasi sedang genting-gentingnya, Yiseul malah terpana dengan suara berat yang didengarnya barusan.

"Saya nggak apa-apa. Cuma... berdarah sedikit."

Perkataan Felix pun berhasil menyadarkan Yiseul yang langsung mencari sapu tangan dalam tas jinjing yang dia bawa. Dengan terburu-buru dan hampir kesal, dia mencari benda kecil yang anehnya malah menghilang saat dibutuhkan seperti ini.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang