Bang Chan, 22 tahun.
Tahun ketiga perkuliahan.Hal yang paling tidak diinginkan setiap manusia adalah perpisahan. Apapun alasannya, semua orang benci perpisahan. Bagaimana tidak? Momen paling tak terduga yang terjadi pada setiap insan di muka bumi ini adalah pertemuan. Mana ada yang menginginkan perpisahan, jika pertemuan saja sudah sebegitu menyenangkannya? Sekiranya begitu salah satu prinsip yang dipegang Chan sampai sekarang.
Hari ini, seluruh fakultas di kampus tempat Bang Chan berkuliah tengah mengadakan festival. Di dalamnya ada berbagai acara. Mulai dari pertunjukan musik, tari modern juga tradisional, theater, dan masih banyak lagi. Festival ini menjadi perayaan ulang tahun universitas, yang dibuka secara umum untuk pihak luar maupun mahasiswa di dalamnya.
Karena di buka secara umum pula, stand campus expo juga turut diadakan, demi mempermudah calon mahasiswa yang hendak menempuh pendidikan, memperoleh informasi tentang jurusan dan fakultas yang akan menjadi pilihan mereka nantinya.
"Dabin, bisa gantiin aku sebentar? Aku mau beli minuman dulu di kantin," ucap Chan yang kebetulan berjaga di stand campus expo.
Dia ini sebenarnya sudah mendaftarkan diri untuk tampil di pertunjukan seni, namun panitia yang lain sepakat menempatkan Chan pada stand campus expo. Alasannya klasik. Dia tampan, tentu sangat berguna untuk menarik perhatian calon mahasiswa—terutama perempuan.
Baek Dabin yang sebelumnya tengah merapihkan brosur pun menoleh, lalu mengangguk seraya bersiap bangkit menggantikan Chan.
"Boleh. Sana istirahat dulu, biar aku yang gantian jaga." Dabin pun turut dipilih. Meski agak tomboy, paras Dabin juga dinilai cantik.
Sebelum meninggalkan stand, Chan mencari selimut kecil dan diletakkan pada pangkuan Dabin guna nenutupi paha yang tidak sengaja terlihat olehnya. Akan lebih bahaya lagi kalau laki-laki lain melihatnya juga.
Perempuan yang biasa menggunakan celana gombrong atau jeans sobek-sobek itu sepertinya lupa kalau dia tengah mengenakan rok pendek.
"Oh?" Dabin memandangi selimut itu, lalu beralih menatap Chan tak percaya, "ma-makasih."
Chan mengangguk sambil tersenyum, lalu bergerak mencari dompetnya. Hampir setengah hari dia ngoceh di depan anak-anak SMA mengenai jurusan yang ada di fakultasnya, dan sekarang dia butuh asupan minuman yang menyegarkan.
"Selamat siang adik-adik! Ada yang bisa aku bantu?" Chan yang masih sibuk mencari tas kecil diantara tumpukan barang, dapat mendengar jelas Dabin yang tengah menyambut pengunjung dibelakang sana.
"Siang Kaka! Wah cantik banget Kakanya! Kaka dari jurusan Manajemen dan Bisnis ini?" tanya kumpulan remaja perempuan disana.
Dabin tersenyum, lalu mengangguk. "Benar sekali, aku salah satu mahasiswa disini dan dari jurusan manajemen dan bisnis. Kalian tertarik dengan jurusan ini?"
"Mau tanya-tanya dulu boleh?" tanya salah satu diantara mereka.
"Boleh dong, silahkan tanya sepuas kalian dan akan aku jawab semuanya!" seru Dabin antusias.
Sebelum menjawab pertanyaan, Dabin lebih dulu menjelaskan tentang jurusan yang ditempunya. Mulai apa saja yang akan dipelajari, kemudian peluang pekerjaan, dan manfaaf belajar dijurusan tersebut. Dabin juga menjelaskan mengenai program-program yang tersedia seperti magang, student exchange, sampai acara non-akademik seperti darmawisata.
Disaat Dabin sibuk menjelaskan kepada kumpulan remaja itu, rupanya ada satu lagi yang lebih sibuk dibelakang sana. Chan, masih belum juga beranjak dari tempat itu karena tak kunjung menemukan tasnya diantara tumpukan barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
gloomy moon • bang chan
Fanfiction"Andai aku bisa lebih menghargai waktu." [skracha] (Bang Chan x OC) Highest Rank #3 in Stay 15/10/2020 #2 in StrayKids 3/05/2021 #4 in Chan 24/01/2021 Start - 23.06.2020 End - 20.01.2021