🌙 thirty one

4.3K 920 486
                                    

Halo semuanya! Terima kasih sudah menunggu gloomy moon update! Semoga masih ada yang baca ya😭

Terima kasih juga atas jawaban pertanyaan kemarin ya🥰 banyak banget yang komen, tapi bakal lebih seru kalau kalian juga komen mengenai alur ceritanya di setiap chapter ya😭

Aku agak khawatir... takut kalian mulai bosen sampai nggak tertarik lagi jadi langsung scroll aja, atau memang yang tipikal bacanya lempeng-lempeng sampai akhir, idk😭

Okey kalau begitu, selamat membaca!








•••












"all of these stars will guide us home."
— ed sheeran.












•••

Sejauh ini, nampaknya belum ada tanda-tanda akan ada kehidupan yang normal untuk sosok Arin. Setiap hari dia masih dihadapkan dengan kondisi Chan yang mengkhawatirkan bahkan semakin hari kian memburuk.

Hari ini mungkin Chan masih bisa mengenali Arin sebagai istrinya, atau Hyunjin sebagai sahabatnya. Tapi ia belum tentu mengingat sosok itu semua keesokan harinya. Ingatan Chan bisa saja terkikis hanya dalam satu malam.

Tidak hanya memori ingatan tentang pengalaman hidup yang semakin menipis, kemampuan menyusun kata untuk membentuk kalimat saat berbicara turut mengalami gangguan. Disaat-saat tertentu, Chan gagal menyelesaikan kalimatnya karena tak mampu mengingat kosa kata. Kalaupun selesai, baik Arin maupun orang lain yang berada disana untuk mendengarkan, akan kesulitan memahami maksud ucapan Chan.

Belum berhenti sampai disitu, setiap hari kondisi fisik Chan mengalami penurun hingga sekarang sang suami kembali tak sadarkan diri. Makin lama berada di rumah sakit, makin banyak saja alat-alat aneh yang terpasang di tubuh Chan demi menunjangnya untuk tetap bertahan hidup.

Arin menarik kembali kesadaran ketika merasa seseorang menyenggol lengannya. Sang ayah yang berada disebelah Arin, rupanya memberi isyarat untuk mengikutinya keluar ruangan ICU.

"Apa dokter bilang sesuatu soal kondisi Chan sekarang?" tanya Sonho, setelah melepas masker dan pelindung kepala. Dua hal wajib yang harus dikenakan bersama dengan pakaian khusus setiap kali ingin melihat kondisi Chan.

Sambil menurunkan maskernya hingga ke bawah dagu, Arin menggeleng pelan. "Belum. Terakhir kali sebelum kondisi Chan seperti itu, Dokter Moon sempat menyarankan untuk melakukan tindakan operasi di rumah sakit lain. Tapi karena mereka bilang kemungkinan berhasilnya kecil, aku jadi urung."

Sonho memgangguk paham. "Sudah berapa lama dia nggak sadar? Kayaknya kemarin lusa Papa jenguk, dia masih sadar, kan?"

"Iya. Malam harinya tiba-tiba dia mual dan muntah-muntah, terus nggak sadarkan diri sampai sekarang."

Mendengar berita itu, Sonho menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Ditatapnya Arin yang setiap kali ditemui, selalu memasang ekspresi wajah cemas. Dia bisa membaca jelas raut kesedihan yang tak bisa dimengerti siapapun oleh orang-orang disekitarnya.

Belakangan ini, belum sehari pun Sonho melihat Arin tersenyum atau tertawa lepas sebagaimana yang dilakukannya dulu. Kalaupun tertawa, Sonho tau kalau Arin hanya berusaha untuk membuat Chan tak ikut merasakan kesedihan yang menimpanya.

Arin mungkin terlihat pandai menutupi emosi yang ia rasakan. Tapi sebagai orang tua, Sonho dan Minyoung lah yang paling mengerti bagaimana harus membaca situasi ini.

gloomy moon • bang chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang