Wei Wuxian merasa aneh. Ketika dia terbangun dari tidurnya, tidak ada Alphanya disampingnya. Mengamati dengan mata setengah sadar, ia memindai sekeliling dengan manik kelabu murni yang terlihat indah dibawah cahaya lampu Jingshi.
Disana ada sepupu menyebalkannya, Bibi Yu dan Paman Jiang duduk dengan tenang dari kursi tambahan entah dari mana mereka dapatkan. Ah, benar... Lebih jauh lagi dia mengendus ringan lalu senyum kecil terlihat senang dari bibirnya. "Sepertinya aku mencium aroma soup Iga Babi Teratai dari arah luar."
Wen Qing yang sedang memeriksanya tertawa mendengar ini, "Kalau kau sudah bisa meneriakkan kalimat itu dari mulutmu, sepertinya kau benar-benar sudah sehat."
Wei Wuxian tertawa,"Memangnya aku sakit apa?"
Suara decakan lalu datang dari dua arah, satu terdiam yang satunya adalah Jiang Cheng. Menyemburkan kalimatnya. "Sia-sia saja aku khawatir padamu."
Wei Wuxian tidak terima, dia benar-benar tidak melakukan kesalahan apapun hari ini pada Jiang Cheng. Hei dia baru saja bangun yang mana kemudian dikelilingi oleh orang-orang dan menatapnya aneh seperti dia adalah fosil langka yang baru saja di temukan.
"Oh tidak, Aku tidak ingin berdebat denganmu Jiang Cheng!" Kali ini si Omega dengan tiba-tiba mulai bergerak turun dari ranjang hanya untuk jatuh di ranjang empuknya lagi, anehnya beberapa dari mereka bergegas maju.
Perut Wei Wuxian berubah saat dia menghabiskannya dengan duduk sejenak, seolah merenungkan sesuatu lalu mengernyitkan dahi saat mual lah yang dia rasakan barusan nyata dan tak tertahankan.
Detik itu pula, seperti menyalakan api pada kayu yang kering, indera penciumannya segera menangkap segala macam jenis aroma disekelilingnya.
Dia menatap wajah semua orang yang tiba-tiba bersemangat untuk itu. Hei, ada apa dengan itu? Tanpa berpikir panjang dia mulai bergerak kedepan ketika dihentikan oleh Lan Wangji yang datang dengan ember dihadapannya.
Baik, suamiku... kau ingin aku muntah disini? Depan orang banyak yang menonton? Wei Wuxian tidak tahu harus tertawa atau menangis melakukannya. Tapi sial, mualnya tak tertahankan. Dia mencoba mengeluarkan apapun yang dia makan tapi tidak ada apapun yang keluar. Jadi dia hanya membuang air ludah kedalam lalu menyeka bibirnya saat Lan Wangji menyerahkan sapu tangan bersih dari dalam sakunya.
"Bagaimana rasanya?" Bibi Yu tiba-tiba bertanya.
Wei Wuxian mengerjapkan matanya sambil berpikir, 'Apakah dia ingin aku mendeskripsikannya bagaimana rasanya muntah?'
Mungkin karena dari raut wajahnya, mereka tahu apa yang dia pikirkan. Paman Jiang tertawa lembut merangkul mesra istrinya yang mendengus kesal. "Tidak apa, dia hanya belum tahu."
"Belum tahu apa?" Kali ini Wei Wuxian bertanya setelah menyesap teh hangat yang dibuat Alpha-nya untuknya. Lengannya yang ramping sendiri memegang erat kemeja belakang suaminya saat dia benar-benar berkeinginan untuk menempelkan tubuhnya dalam aroma suaminya.
Tak sempat mereka menjawab pertanyaan dari Omega kecil itu, seseorang masuk lagi kedalam Jingshi. Wei Wuxian tertawa lebar saat tebakannya tidak pernah meleset. "Jie-jie, apakah kau sengaja memasak untukku. Seolah-olah kau benar-benar tahu apa yang aku inginkan setelah bangun tidur."
Omega wangi cantik itu hanya tertawa lembut saat menyerahkan mangkuk hangat dilengan Lan Wangji.
Sang Alpha mengambil dari tangan Jiang YanLi akan segera menyuapi istrinya seperti biasa sampai Wei Wuxian melirik kearah keempatnya dengan tatapan malu. Tulang pipinya memerah padam, Wen Qing dari belakang mendengus lucu saat mendengar suara gugupnya, "K-kenapa kalian masih disini?"
Jiang Cheng bersidekap dengan santai menyeringai kecil pada saudaranya. "Menonton kebodohanmu."
Yang langsung ditegur oleh Alpha tua disana, Ayahnya sendiri. "A-Cheng, Bahasa."
"Baik Ayah, Maaf." Oh, betapa menyenangkannya melihat wajah Jiang Cheng yang tunduk tanpa bisa membantah, Wei Wuxian balas menyeringai kecil yang diikuti suara tawa lembut Jiang YanLi atau sekarang Jin YanLi.
Mungkin karena muak dengan ini, Jiang Cheng masih dengan berani menunjuk Wei Wuxian dengan telunjuknya. "Kau benar-benar tidak ingat apapun semalam?"
"Semalam, huh." Wei Wuxian menerawang lagi, Lan Wangji setia disampingnya. Menyuapkan sesendok demi sesendok untuk omega tercintanya. "Kita pulang setelah membeli arak kemudian saat di gerbang.... Aku mencium aroma Pinus lalu benar... Anjingnya!" Omega manis itu segera bergidik.
Jemarinya segera meremas kemeja Lan Wangji.
"Jiang Cheng, bagaimana mungkin ada anjing di Yun Shen Buzhi Chu!" Kali ini, Wei Wuxian mendengus sekaligus mengadu.
"Lalu?" Wen Qing menatapnya, mengawasi.
"Lalu apa? Bukankah Er Gege menggendongku hingga aku tertidur?"
"Tidak, tidak bukan seperti itu."
"Tidak?" Dari raut wajahnya yang ayu mereka membaca kebenaran darinya.
"A-Xian... Kau mengalami serangan panik." Jie-jienya bersenandung lembut. Menyentuh perut si omega laki-laki dengan tangan halusnya. "Syukurlah kalian tidak apa-apa."
Wei Wuxian bingung saat mata mereka bertemu. Kemudian matanya jatuh ke perutnya saat dia memikirkannya, sambil menghela nafas dia lantas menatap mata Lan Wangji kemudian beralih ke mata berbinar cantik dari Jiang YanLi. "A-apakah itu?"
Lan Wangji tersenyum tipis, menyugar surai bergelombang cantik istrinya yang menggemaskan. "Mn.."
Seolah tahu akhirnya, kenapa dia terlihat tersesat sebelum ini atau kenapa keluarganya menjenguknya. Dia segera menjatuhkan kepalanya di bahu sang Alpha dan menangis dalam diam. Dia menangis terharu seraya mengelus ringan perutnya.
Ada kehidupan diperutnya. Generasi Lan muda. Cucu pertama dari generasi mereka. Dari Klan Lan terkemuka.
Putranya. Wei Wuxian yakin, dia seorang bayi laki-laki. Yang dirindukan, putra mereka.
Putra Lan Wangji dan dirinya sendiri.
Kali ini Jingshi yang dipenuhi aroma Cendana milik Lan Wangji digantikan oleh wangi sempurna dari aroma omeganya dimana Grasse, ylang-ylang, tuberose, dan mawar Bulgaria bersatu lalu dihembuskan begitu saja oleh angin sejuk Gusu.
Lebih hebat lagi mereka seperti melintasi Jingshi dan dipindahkan pada ladang bunga dengan aroma yang sangat memikat.
Wei Wuxian jarang sekali mengeluarkannya sekaligus. Tidak, tapi kali ini tepat di saat yang paling penting baginya.
Jiang Cheng yang awalnya menggodanya berhenti seketika. Dia pun ikut tersenyum lebar mengingat aroma dari tubuh saudaranya seakan menari dalam Jingshi. Yang jenis aroma yang berbeda dari miliknya yang lebih segar. Mereka menyebutnya campuran jeruk bergamot, berry, dan peach.
"Dasar, telat sekali." Jiang Cheng tertawa.
"Humf... Aku tidak ingin berbicara denganmu." Wei Wuxian menjawab disela tangisnya.
TBC
Purwakarta,
24 Desember 2020(^~^;)ゞ halo lagi.
Fio bernafas dengan benar kali ini. Terimakasih.Dan sebenarnya Fio mengharapkan diantara Anda para pembaca ada yang bertanya "Bagaimana aroma omega Wei Wuxian?"
(─.─||) Sungguh tidak ada.
ಥ_ಥ Pundung..
Edit [17/September/2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
Wangxian [Omegavers] -TAMAT✓
RomanceProjects for WANGXIAN Kehidupan sehari-hari pasangan Lan Wangji & Wei Wuxian. Alpha!Lan Wangji Omega!Wei Wuxian FIN 1-33 [9 Nov/2020 ~ 8/April/2021] Extra 1- 7 Extra 8-END