16

10.6K 1.1K 53
                                    

Cloud Recesses yang dingin.

Udara segar dari alam yang dialirkan langsung memasuki Jingshi. Dengan suara petikan guqin yang begitu merdu didendangkan, berhasil menciptakan suasana paling dia tunggu. Wei Wuxian menikmatinya sebelum terjaga, menggeser posisi tidurnya kesamping hanya untuk menemukan suaminya yang tenang bermain Guqin miliknya.

Omega laki-laki itu sekali lagi jatuh hanya untuk Alpha rupawan disana.

"Selamat pagi," ia berujar lembut. Suaranya parau karena semalaman dihajar oleh kenikmatan, mengerang dan berteriak untuk Alphanya seperti memanjatkan doa.

Lan Wangji meliriknya, berhenti memainkan nada-nada dari Guqin miliknya. Keheningan pagi mulai terasa, sampai suara berat suaminya bersenandung kecil. "Selamat pagi, sayang."

Wei Wuxian tersenyum mulai bergerak bangun lalu mengulurkan kedua tangannya. Siap untuk dibawa suaminya keluar Jingshi.

Lan Wangji berjalan kearahnya dengan mudah mengangkat istrinya. "Saatnya sarapan pagi."

Omega itu mengangguk kecil. Ketika Lan Wangji mulai berjalan keluar dan menutup pintu, Wei Wuxian menatap salju yang sudah menggunung didepan Jingshi. Mendongak menatap mata cerah suaminya dan bertanya, "Bolehkah aku bermain setelah sarapan?"

"Mn," Alpha itu mengangguk. Sementara matanya berbicara apapun untukmu.

Insting omeganya menggeliat oleh rasa senang. Mulai mengeratkan pelukannya pada tubuh sang Alpha.

.

Tidak butuh lama sampai mereka berdua tiba di ruang makan, Wei Wuxian diturunkan dari gendongannya hanya untuk menggigil saat telapak kakinya menyentuh dinginnya lantai kayu.

Lan Qiren dengan diam menatapnya dari ujung meja. Menyesap White tea, teh putih yang memiliki warna dan rasa yang ringan serta sangat dihargai oleh para pecinta teh karena kehalusannya yang tak tertandingi serta rasa manis dan kelezatan alami.

Lan Jia sendiri memiliki perkebunan teh luas yang Wei Wuxian selalu lihat ketika mereka datang. Karena ada dua Tuan muda Lan sebagai pewaris, mereka membaginya menjadi dua bagian. Masing-masing dari mereka mengantongi uang setiap bulan, uang mengalir dari semua arah sehingga menjadi Nyonya Lan begitu terjamin kehidupannya.

*Jia = Family

"Aku melihat berita tiga hari yang lalu, apakah kau benar-benar mendorong Omega perempuan?"

Wei Wuxian yang sudah duduk disamping suaminya menunggu para pelayan selesai dengan apa yang mereka lakukan baru kemudian menatap wajah Paman Lan Wangji ini. Dibawah kakinya menendang-nendang udara, pikirannya melayang sambil bertanya-tanya bagaimana Jiang Cheng bisa kuat diinterogasi tiap hari bahkan saat mereka sarapan.

Saat Lan Wangji mulai menggulung lengan bajunya keatas sebelum istrinya mengambil sendok makan, Wei Wuxian segera menjawab pertanyaan itu. "Dia pantas mendapatkannya."

Lan Qiren siap memuntahkan api, "Wang—"

"Paman, sudahlah..." Sang Budha sendiri menyelamatkan telinganya. Senyumnya berseri seperti biasa, disampingnya ada Jiang Cheng yang datang dengan Sweater turtleneck biru terlihat kebesaran. Mengejeknya yang pasti hanya dia yang melihatnya.

Wei Wuxian mendengus sekaligus balas menyeringai kecil saat melihat cetak merah telapak tangan berada di balik Sweater turtleneck-nya atau ruam merah yang baru.

Mata Jiang Cheng melotot, seolah mengatakan 'diam kau!' Yang dia hafal luar dalam.

Baik, ia akan menahan omong kosongnya nanti. Saat ini harus menghadapi Lan Qiren dulu.

"Kalian berdua... berlututlah hingga petang di Aula leluhur sekarang. Tidak —tidak perlu....  Aku tahu apa alasannya." Lan Qiren menahan Lan Xichen kala keponakannya siap membantah.

Wei Wuxian masih mengunyah hati-hati, melirik kearah Jiang Cheng yang menyerah untuk membela suaminya. Agar adil Wei Wuxian hanya mengikuti omega itu untuk berdiam diri. Ia jelas masih mengingat bagaimana kerasnya didikan Lan Qiren atau betapa konservatif-nya dia.

Jika ia berjuang keras mengatakan kalimatnya, semua akan ditanggung Lan Wangji.

Sampai kedua Alpha itu berangkat.

Male-Omega yang telah duduk tegak dengan sarapan dihadapannya hanya bersiap untuk hukuman juga. Bukan—bukan seperti yang kalian bayangkan. Hanya saja, telinganya akan panas betapa kejamnya ketika kalimat dari peraturan Gusu diucapkan dengan mudah dari mulut Lan Qiren.

Mereka berdua ingin menangis saja.

.

Ketika pukul tiga sore mereka selesai di kuliahi , Wei Wuxian benar-benar menangis dramatis. Saat keduanya diminta untuk datang ke perpustakaan, "Tahu seperti itu aku tidak akan datang kesini!"

Jiang Cheng mendengus kecil, "Kenapa bahkan aku ikut dihukum seperti ini."

Wei Wuxian berdiri dan mengamati Aula leluhur Lan Jia yang terlihat dibawah dari jendela. Dengan salju yang menumpuk di kemeja suaminya, Wei Wuxian benar-benar ingin berlari kesana.

"Lebih baik hentikan pikiranmu." Jiang Cheng melihat niatnya jelas.

Wei Wuxian merengut, mencengkram erat apa yang dia pegang. "Aku benar-benar tidak salah... Aku hanya membela diri."

Jiang Cheng mendesah dalam, "Aku pun melakukan hal yang sama kemarin malam. Keberuntungan tidak sedang memihak ku."

Biasanya tidak akan menjadi masalah. Sebanyak apapun dia membuatnya, namun kejadian ini bahkan dimuat dalam media massa, tak sedikit netizen bahkan membuat postingan sendiri seperti 'Apakah keluarga Lan bahkan bisa mengendalikan menantu Omega mereka?' atau 'Inilah pribadi Ibu yang akan melahirkan penerus generasi keluarga Lan!'

Wei Wuxian dan Jiang Cheng menjadi topik hangat hingga saat ini di media massa. Seseorang benar-benar menargetkan mereka.

Entah untuk alasan apa.

Yang sialnya, mereka berdua tidak tahu siapa orang itu bahkan untuk sekedar menebaknya.

"Terlalu banyak orang," Wei Wuxian mengigit bibirnya. Benar, masih segar di ingatannya dimana Alpha Perempuan, Omega perempuan bahkan yang bergender seperti dirinya dengan berani berlomba-lomba mendapatkan perhatian Twins Jade Of Lan.

Pikiran itu tiba-tiba membuatnya mual.

Wei Wuxian mengelus ringan perutnya. "Aku akan keluar sebentar."

Jiang Cheng menidurkan kepalanya di meja tidak peduli. "Sekalian ambilkan aku makanan jika kau melewati dapur."

Wei Wuxian mengangguk tanpa menoleh.

Bergegas keluar dan menuju sumur tua disamping perpustakaan. Ingin memuntahkan apapun yang dia makan sebelumnya yang nyatanya tidak ada yang dimuntahkan.

Omega itu segera berkumur pelan, merasa terkejut dengan keanehannya sendiri.

Lebih terkejut lagi ketika Lan Qiren berdiri tak jauh darinya. Menatapnya dengan tajam sambil mengelus jenggotnya yang mulai memutih. "Kapan terakhir kali kau heat ?"

Wei Wuxian mengernyit bingung tapi masih menjawabnya, "Minggu lalu."

"Pergilah ambil makanan yang kau inginkan di dapur..."

Lan Qiren bahkan membuka pintu perpustakaan dan berbicara kepada Jiang Cheng untuk segera keluar.

...Dan hindari berlarian di Yun Shen Buzhi Chu, terutama kau."

Jiang Cheng menahan diri untuk tidak tertawa keras di pintu keluar, Wei Wuxian hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kenapa Lan Qiren selalu menargetkannya, pikirnya sebal.












Tbc
Purwakarta,
17/12/2020

Edit [15/September/2021]

Wangxian [Omegavers] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang