32

9.6K 1K 96
                                    

Lan Sizhui.

Dia sangat aktif, Wei Wuxian hampir selalu tertawa saat Alpha-nya diganggu sedemikian rupa dengan keaktifan si kecil. Anehnya Lan Sizhui hanya bertingkah seperti itu dengan Lan Wangji atau saat dia ada.

Melihat ekspresi kewalahan Lan Wangji, Wei Wuxian merasa geli. Lan Sizhui melakukan beberapa hal sekaligus di permadani beludrunya yang empuk dimana Lan Wangji singgah untuk menyelesaikan pekerjaannya sekaligus bermain dengannya. Lucunya lagi, ketika Lan Wangji terlalu fokus dengan itu, Lan Sizhui mulai merangkak di sekitar paha kokohnya, menepuk-nepuk dengan mainan yang dia pegang meminta perhatian hingga Kristal bertemu kelabu murni.

Lan Sizhui duduk dan tersenyum lebar melihat ayahnya kali ini memperhatikannya. "Ba.."

Wei Wuxian yang sejak awal mengabadikan moment tersebut dengan kameranya gemas saat Lan Sizhui mulai mengoceh ringan melalui bahasa bayinya yang di tanggapi Lan Wangji dengan mengangkat putranya tinggi menimbulkan tawa ringan bergemerincing menyenangkan di udara.

Lan Wangji yang kesulitan mengungkapkan kalimat yang akan dia ucapkan hanya bersenandung lirih, seperti biasa yang membuat Wei Wuxian kesulitan untuk tidak berguncang dalam tawa saat kamera masih dia pegang. Saat Alpha-nya melirik kearahnya dengan ekpresi kekhawatiran, Wei Wuxian akhirnya berhenti dan mulai berujar ceria.

"Sizhui senang Papa pulang lebih cepat hari ini, ya kan?"

Di lengan Lan Wangji dimana Sizhui telah berdiri dengan bantuannya, dia melompat-lompat kecil riang seolah menyetujui ucapan dan mengerti apa yang di ucapkan Ibunya.

Wei Wuxian tersenyum lebar dan menghentikan rekamannya, dia duduk di belakang putranya dan mengaitkan jemarinya di telapak tangan Lan Wangji untuk menompang Sizhui berdiri. "Seperti itu Er Gege... cobalah untuk lebih sering berkomunikasi dengan Sizhui dengan suara."

Lan Wangji yang mendengarnya hanya terdiam, apalagi saat Wei Wuxian menaik turunkan alisnya menggoda untuk membuat suaminya mencoba dan kemudian tertawa saat Lan Wangji hanya membuka mulutnya tanpa kalimat apapun yang keluar.

"Wei Ying," desah Lan Wangji, kalah. Ujung telinganya memerah pekat.

Lan Sizhui yang berada di tengah mereka tidak mengetahui apapun mulai bersandar di pelukan Lan Wangji ikut berbicara dengan suara khas bayinya, "Ing...." Lalu terkikik lagi.

Wei Wuxian segera mengoreksinya, melotot lucu kearah Lan Wangji mengingat putranya lebih cepat dalam kemampuan berbicara, "Baobei tampan, panggil Mama..." Oh, dia benar-benar harus meluruskan ini agar Lan Wangji berhenti memanggil namanya di sekitar putranya yang pintar.

"Ma..." Dia tertawa lagi, berguling kecil yang segera di luruskan Lan Wangji agar bisa melihat wajah Ibunya. Giginya terlihat saat dia tersenyum lebar.

Wei Wuxian mengangguk, "Benar-benar...." Dia menyentuh dadanya sendiri dan berujar ringan, "Mama...." Dan menunjuk Lan Wangji, "Papa...."

Lan Sizhui yang mulai mendongak bertemu iris cerah lagi dan bergerak aktif untuk melihat Ibunya terlihat bingung sebelum mengangguk lucu, tidak langsung bergumam karena penasaran dengan benda hijau yang menarik penglihatannya terlihat di samping kaki Ibunya.

Wei Wuxian tidak menampik bahwa putranya pintar, karena biasanya ucapan pertama kali adalah pada saat dia berusia 11 bulan hingga 14 bulan seperti bayi pada umumnya. Dan 20 kata lebih panjang ketika dia berusaia 18 bulan, namun nyatanya Lan Sizhui melebihi ekspektasi tersebut.

Mereka telah mendengar kata pertama putranya pada saat dia rewel dimana gigi tumbuh di gusi merahnya yang cantik. Setelah diusut tidaklah mengherankan bagi keluarga Lan karena telah melahirkan Alpha prime disalah satu generasinya sendiri selain Ayah dan Paman Huan-nya.

"Pa..." Wei Wuxian tergerak mendengar suara itu, melihat Lan Sizhui memberikan sebuah mainan ke atas untuk di pegang Lan Wangji, saat Lan Wangji memegangnya, Lan Sizhui mulai teralihkan lagi. Kali ini oleh suara televisi yang remote-nya sedang di mainkan oleh Boo hingga volume menjadi lebih keras dari biasanya.

Merangkak penuh percaya diri, Lan Sizhui mendekati televisi dan berguling bersama Boo yang bersuara saat putranya menepuk-nepuk perut si putih. Wei Wuxian melatihnya dengan, "Lebih lembut sayang.... atau Boo akan menangis."

Wei Wuxian bersandar di lengan suaminya saat Sizhui benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan. Lan Wangji bersyukur karena Wei Wuxian tidak pernah menggunakan kalimat "Tidak" dan "Jangan" yang akan merusak putranya. Dia lebih memilih menggantinya dengan kalimat lain sehingga putranya mengerti dan akan lebih bijaksana di masa mendatang.

Selagi putra mereka asyik sendiri dengan Boo dan Izzy yang tiba-tiba datang menghampiri, Lan Wangji mulai kembali mengerjakan pekerjaannya dengan Omeganya yang bersandar dengan mata setengah tertutup.

"Istirahat saja didalam," ujar Lan Wangji sembari mengelus surai halusnya. Wei Wuxian menggeleng cepat dan mengambil posisi ternyaman agar dia bisa istirahat sebentar mengingat kelincahan putranya sampai sore ini. "Biarkan aku seperti ini sebentar."

Lan Wangji mengangguk kemudian bertanya, "Haruskah kita memesan makanan untuk makan malam?"

"Mn, kalau begitu aku ingin Pizza. Bolehkah?" Gumaman Wei Wuxian teredam saat terhanyut dalam oleh aroma cendana suaminya.

Lan Wangji mengernyitkan keningnya tidak setuju, "Biarkan aku memasak," ia kemudian bangkit setelah menidurkan tubuh istrinya dengan lembut ke bawah. Diikuti rengekan ringan karena kehangatan Alphanya terlepas dari tubuhnya yang merindukan. "Hanya sebentar sayang, istirahat saja." 

Benar karena ia merasa aman, dengan melihat Lan Sizhui, putranya yang anteng dan fokus dengan animasi yang di tayangkan di televisi, Lan Wangji bergegas ke arah dapur.

.

Sekarang pukul 5 PM, Wei Wuxian terbangun dengan Lan Sizhui yang berada di dekapannya. Putranya mungkin juga kelelahan setelah seharian aktif. Betapa menggemaskannya!

Tidak pernah sekalipun untuknya sendiri bermimpi untuk mendapatkan kesempatan memiliki kesempurnaan yang terjadi sekarang. Diberkahi seorang putra tampan setelah di nikahi oleh seorang yang rupawan seperti Alpha-nya, belahan jiwanya, Lan Wangji.

Wei Wuxian mengusap lembut, tekstur halus di pipi chubby Sizhui sampai  dia mencium aroma kopi yang baru diseduh, suara daging asap dan telur mendesis di wajan dan aroma pancake yang dibuat sempurna. Lan Wangji benar-benar menyelesaikannya setelah dia tertidur selama satu jam.

Mendengar deru perutnya sendiri, Wei Wuxian terkekeh. Dia akhirnya bangkit dengan mengangkat Lan Sizhui dalam buaian gendongannya. Ibu omega dan a little pup pergi ke dapur, menyaksikan senyum Lan Wangji yang menyambut mereka.

Wei Wuxian mendekati Lan Wangji dan mencium ringan bibirnya, "Terimakasih sayang."

"Mn, Mari kita makan."





















TBC
Purwakarta,
30 Maret 2021

Hai ~ comment kalian fio baca ulang dari chapter 1 sampai chapter 31 kemarin membuat dewa perang di dada bergemuruh keras dan menciptakan karya dari chapter 32 ini. 

Sungguh, fio bingung klimaks untuk akhir chapter 35 nanti, atau haruskah di lanjut sampai Lan Sizhui gede? terus Wei Wuxian punya a three little pup again? Perannya tentu kalian ingat di cerita lain fio kan?  Lan Yusheng (Xiaowen), Lan Lihua (Xiaoli) & Lan Huanran (Xiaolian)

Ah, bener.... ada nggak dari kalian semua pecinta anime or ship Misawa/Sakuatsu/BokuAka/Akakuro? 

Edit [17/September/2021]

Wangxian [Omegavers] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang