30

10.3K 1.1K 70
                                    

Suara berderit dari pintu. Bau harum Cendana serta sup hangat, mengepulkan asap membanjiri Jingshi.

Wei Wuxian pura-pura tidak mendengar, membelakanginya usai menyusui Lan Sizhui dengan posisi miring. Dia senang, karena putranya kenyang yang kemudian tertidur pulas di sarangnya yang aman.

"Wei Ying," Lan Wangji telah berada di belakangnya. Duduk di kursi yang biasa dia gunakan, meletakkan makanan yang dibawa diatas nakas. Jemarinya mulai menyentuh bahu sang istri, Omeganya.

"Sayang," panggilnya lagi.

Wei Wuxian mendesah kecil dan bersenandung ringan menjawab, "Aku masih marah padamu."

Lan Wangji mulai meremas lembut lengan istrinya, "Baik... Maafkan aku, Tapi tidak untuk melupakan makan... Ini tidak baik untukmu dan putra kita."

"Sebelumnya kau bahkan membiarkan pamanmu—"

"Tidak lagi."

Wei Wuxian terperanjat oleh suara keras suaminya. "Apa?"

"Sizhui yang terakhir, tidak ada lagi untuk kedepannya."

"Kau yakin?" Wei Wuxian sangsi. Dia tidak bodoh dengan melihat tekad Lan Qiren yang sangat menyukai tradisi keluarga.

"Ya, sayang.... Kau tidak perlu khawatir." Wei Wuxian menghela nafas panjang, mulai beranjak dari tidurnya. Menatap suaminya yang manik kristalnya menyimpan kesungguhan. Dia tidak melihat satupun keraguan dari kalimat tersebut. "Baiklah, Aku percaya."

Lan Wangji tersenyum tipis. Menarik lembut istrinya, memberikan ciuman ringan diwajahnya. "Maafkan aku, sayang. Aku bahkan me—"

"Tidak apa-apa," sela Wei Wuxian. Mencium balik bibir Lan Wangji. "Hanya jangan lakukan lagi, bagaimana jika tiba-tiba aku melahirkan bayi perempuan atau bayi-bayi Lan lain?"

Alphanya tertawa. "Aku akan menjauhkan mereka untuk itu."

"Er Gege, kau sepertinya senang saat aku mengatakan itu? Untuk informasi saja, aku tidak ingin hamil lagi sampai Sizhui berumur 4 tahun." Kata Omega itu sambil bersidekap dan menggembungkan pipinya.

"Ya, Wei Ying sayang. Apapun yang kau inginkan."

Wei Wuxian tersenyum kali ini, menggeleng pelan. Diulurkan lengannya untuk mengusap wajah suaminya. "Er Gege tahu tidak, saat kau seperti ini ada jutaan orang lain yang iri denganku."

Lan Wangji menjalin jemari istrinya di wajah. "Aku tidak perlu tahu tentang mereka, tapi bagaimana denganmu sayang?"

"Aku...." Dia menatap Lan Wangji. "Aku merasa beruntung karena bisa bersanding denganmu, menjadi belahan jiwamu. Memiliki putra kita dan hidup bahagia."

Lan Wangji membawa jemari tangan istrinya pada dadanya. Jantung yang berdetak kencang untuk istrinya, Omeganya. Pasangan hidupnya. Lan Wangji memang minor ekspresi selain senyum lembut yang jarang dia tampilkan, satu-satunya cara agar mendeteksi selain dari mulutnya sendiri adalah kinerja jantungnya. Karena dia tidak pernah berbohong, dia juga tidak pernah merasakan seberuntung ini menikahi seorang yang mencintainya balik.

"Maka kau pantas mendapatkannya," bisiknya ringan.

Ya, yang pantas mendapatkan perhatian dan cinta tulusnya.

Wei Wuxian bergegas memeluk suaminya. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk kelenjar beraroma cendana Lan Wangji. "Maafkan aku untuk kemarahan sebelumnya."

"Mn, kita impas. kan?"

Omeganya tertawa kecil, "Ya..."

Wei Wuxian mulai ingat Ayah dan Ibunya saat mereka mengatakan bahwa kunci kesuksesan dalam hubungan adalah saling bertukar pikiran dan memaafkan. Beruntung Lan Wangji adalah Alpha yang pengertian tanpa memperdulikan pride Alpha-nya. Dia meminta maaf terlebih dahulu mengakui kesalahannya.

Jadi bagaimana Wei Wuxian tidak mencintainya lebih dan lebih? Bagaimana dia tidak jatuh dan jatuh lagi?

Jika kesempurnaan ada. Itulah Lan Wangji, Sang Alpha-nya sendiri.

Sementara Lan Wangji berpikir, Jika kelembutan hati dan cinta sejati di dunia saat ini ada, dialah Wei Wuxian. Wei Wuxian adalah bagian dari hal tersebut.





















TBC
Purwakarta,
27 Februari 2021

Hei kalian.... ᕙ(͡°‿ ͡°)ᕗ Karena kalian nagih terus, Fio nggak tahu ini bakalan tamat di Chapter berapa. Seharusnya di Ch. 30 ini tamat, but ᕙ( : ˘ ∧ ˘ : )ᕗ dengan segala pertimbangan. Mari tambah 5 Chapter lagi.

Wangxian [Omegavers] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang