14

12.8K 1.2K 45
                                    

Perjalanan dari ruang tamu lebih cepat dari yang ia kira. Wei Wuxian lebih lunak sekarang karena Alphanya tidak berulah seperti yang dia pikirkan, sehingga dia mulai fokus dengan apa yang akan Lan Wangji lakukan padanya.

Alpha-nya mulai menurunkan dia di atas ranjang, Wei Wuxian sendiri menggigil mendengar suara pelan yang bergemuruh di telinganya saat Lan Wangji masih dengan cekatan menelfon Song Lan lalu mengirimkan sentakan panas ke seluruh tubuhnya yang sudah sakit. Ah, Dia sangat menantikan bagaimana mereka bercinta keras.

Ketika Lan Wangji mulai fokus dengannya setelah melempar smartphone miliknya ke sembarang arah, Wei Wuxian mendesah ringan dengan tangan yang gemetar memegang kemeja Alpha-nya.

"Berbaringlah," kata Lan Wangji, berbisik dengan suara rendah. Bibirnya menyentuh telinga Omega, "Ingin segera merasakan mu."

Sebelum pikirannya mengejar tubuhnya, dia tiba-tiba bersemangat dan menangkap bibir Lan Wangji dengan bibirnya sendiri, melewatkan foreplay yang menggoda dan menyelipkan lidahnya ke dalam mulut pasangannya. Dia ingin mencicipinya, untuk menutup mulutnya yang panas itu. 

Tangan lentik sang omega dengan cepat menelusuri dan mengelus kemeja pasangannya, ia mengerang ke dalam mulut Lan Wangji saat merasakan kulitnya.

Wei Wuxian melepaskan diri dari ciuman itu, terengah-engah, dan membiarkan Alpha-nya mengambil sebagian besar berat badannya untuk melucuti celananya. Ia menggigil saat udara sejuk menyentuh bagian licin yang telah menetes di paha dan pantatnya serta pre-cum di ujung kemaluannya.

Wei Wuxian berjengit ketika dia merasakan sebuah jari menyentuh pintu masuknya, jari itu meluncur melewati cincin otot yang ketat dengan mudah melihat betapa basahnya dia. Dia melengkungkan punggungnya dan melebarkan kakinya lebih banyak lagi, terengah-engah karena merasa dibuka oleh jari Lan Wangji. Dia merengek ketika ketiga jari Alphanya mulai memporak-porandakannya.

Sang Alpha mengeram di atasnya, suaranya rendah karena gairah, dan tidak ragu-ragu untuk menyelipkan dua jari lagi di sampingnya. Istri kecilnya hanya bisa menahan perasaan penuh yang tiba-tiba itu, mengerang dengan air mata hangat yang keluar dari maniknya. Wei Wuxian keluar terlebih dahulu, mengotori kemeja depan suaminya.

Lan Wangji melihatnya tersenyum tipis. Senang mengacaukan omeganya.

Melihat Omeganya mencoba untuk tertidur. Lan Wangji menyugar surai lembut Omega-nya, "Tidak ada waktu istirahat, sayang."

Wei Wuxian linglung mendengar kata-katanya, Erangannya tertelan oleh mulut Lan Wangji ketika Alpha menekannya kembali ke kasur di belakangnya sampai penis tebal suaminya menggeseknya dari balik celananya.

"Lan Zhan..." Dia merintih, mengeluarkan erangan lembut. Aroma Rut Alphanya benar-benar membuatnya jatuh di titik terendah.

Mata kelabu Wei Wuxian berkedip kecil dan inderanya yang tumpul mulai dengan lambat mendengar suara ikat pinggang yang terlepas. Ketika manik keduanya bertemu Wei Wuxian sekali lagi menggigil, dia akan dimangsa olehnya di hancurkan lebih dari masa heat-nya.

Wei Wuxian hanya bisa melebarkan kakinya lebih banyak, mencoba memberi ruang sebanyak yang dia bisa untuk suaminya. Lan Wangji menghargainya dengan memberi sentuhan halus di pinggangnya sementara dia mulai memposisikan penis tebalnya kedalam.

"Ha... Er Ge..." Nafasnya tercekat di tenggorokannya saat dia ditusuk terbuka, melengkungkan punggungnya karena perasaan itu. Tangan Alphanya menyentuh paha Istrinya, membelai kulit lembut yang ada di sana sambil menunggu Wei Wuxian menyesuaikan diri.

Omega menggigil dan mencoba  mendorong Lan Wangji karena terlalu menekannya namun segera ditepis dengan gerakan kasar Lan Wangji yang tidak menyukai tindakan istrinya.

Wei Wuxian menggeliat karena rasa sakit dan kenikmatan yang menembus dirinya, mengerang... "Ya Tuhan.... Alpha, penuh sekali." bibirnya gemetar dengan rengekan bahkan kakinya terlalu kaku untuk digerakkan beruntung Lan Wangji menahannya di bahunya yang lebar.

Lan Wangji mulai mengacaukan omeganya lagi, lebih erat, lebih ketat dan lebih cepat. Sementara Wei Wuxian hanya bisa mendesah dengan mata tertutup sampai suaminya mengusap bagian bawah dagunya lalu bagian atas kepala Omega. "Wei Ying... Buka matamu."

"Er Ge...," bisiknya, mulai membuka kelopak matanya pelan dan menatap pasangannya dengan mata memelas dan sayu. "Lebih pelan....."

"Tidak," sahutnya final. Lan Wangji mencondongkan tubuh ke depan, berhenti tepat sebelum bibir mereka bersentuhan. Wei Wuxian merintih dan menggeliat di dada sang Alpha, pipinya memerah dan dia lebih dari sekedar demam. Dia merengek lagi saat merasakan jari Lan Wangji menyelip dan mengurut penis kecilnya di bawah sana.

"Alpha..., kumohon lebih lambat." Punggungnya melengkung saat jari-jari Alpha turun ke bawah, menangkup pantatnya. Dia menggigil saat merasakan nafas keras Lan Wangji serta penisnya mencengkramnya jauh kedalam, Wei Wuxian mengulurkan tangan dan menggapai apapun untuk melampiaskan kenikmatan sekaligus kesakitannya.

Jelas, yang baru saja itu adalah Lan Wangji mengabaikan permintaannya.
Wei Wuxian sekali lagi menggeliat di dada suaminya, terisak oleh denyutan sakit yang mengguncangnya. "Tidak lagi... Er Ge..."

Lan Wangji mengabaikannya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lan Wangji mengabaikannya lagi. Membalikan badannya dan Wei Wuxian tersentak ketika suaminya menjatuhkannya. Sang Alpha mengangkat dagu istri kecilnya kesamping mulai menjilat bibirnya, ia bergidik tidak akan pernah terbiasa dengan Rut yang menggelora Alphanya seperti ini, suara decitan ranjang ketika dengan keras sekali lagi penis besar menyentaknya lebih dalam.

Wei Wuxian memejamkan mata kewalahan. Tangisan seksualnya terdengar, "Lan Zhan......"

"Alpha-mu," geramnya, dan Wei Wuxian mengerang dan mengangguk.  Tangannya semakin mencengkram erat seprai hingga kusut disana kala Lan Wangji mendorongnya semakin keras dan kasar, Wei Wuxian bisa merasakan simpul suaminya membengkak di dalam dirinya, kali ini lingkar penisnya semakin besar dari biasanya karena Rut.

Lan Wangji mengeram kasar sambil mengusap punggung istrinya hingga ia bisa menggenggam pinggulnya, dan Wei Wuxian terisak sambil menggigit bantal. Air mata mengalir karena kenikmatan yang menumpuk di perutnya, melingkar di atas dirinya sendiri hingga menjadi gumpalan nafsu membara yang menggeliat.

Dekat.

Satu dorongan terakhir ke dalam prostat Wei Wuxian, ia bisa mendengar suaminya mengumpat pelan.

"Sial," Simpulnya membengkak dan menguncinya. Omega kecil itu hanya bisa merintih ketika benih Alpha membanjiri liang yang hangat.

Lan Wangji mengulangi gerakan itu hingga cairannya kosong didalam dirinya. Mendengar desah halus sang omega ketika ia mengeluarkannya.

Wei Wuxian tenggelam ditengah kasur, kesulitan untuk bergerak tidak sampai Lan Wangji meraihnya hati-hati. Memindahkan tubuh kecilnya, memeluknya dari samping.

Istrinya, Omega-nya, Pasangannya segera tertidur pulas diculik mimpi. Lan Wangji mengecup ringan kepalanya.

"Selamat tidur, Wei Ying."



















TBC
Purwakarta,
11/12/2020

Edit [15/September/2021]

Wangxian [Omegavers] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang