35. TEMAN

1.2K 215 69
                                    

Adakah yang kangen cerita ini?
Masih pengen lanjut?

Happy reading🍂

"Ra." Arsen menggapai tubuh ringkih Ara, mengusap pipi Ara yang basah akibat air mata. "Maaf," ujarnya menatap Ara sendu.

"Jangan sentuh aku." Ara memundurkan langkahnya sambil menampik tangan Arsen yang berusaha menggapainya.

"Ra. Ini aku." Ara menggelengkan kepalanya. Terus memundurkan langkahnya.

"JANGAN DEKET-DEKET!" bentak Ara ketika Arsen hendak memeluknya.

"Ra!" panggil Arsen tegas.

Ria menarik pundak Arsen agar cowok itu memberinya ruang. Ria menggeleng pada Arsen, memberi kode agar tidak terlalu memaksa Ara untuk saat ini.

Perempuan yang dikenal galak itu mendekat pada Ara. Memeluk seseorang yang tengah meringkuk ketakutan disana. Ria menyandarkan kepala Ara padanya, memberi ketenangan sesaat.

"Jangan takut. Kita semua disini," bisik Ria pada Ara. Namun Ara hanya menggeleng dengan masih sesegukkan.

Tadinya. Ria dan Mia ingin ke kamar mandi, namun saat berjalan melewati gudang mereka mendengar suara teriakan minta tolong. Keduanya mencoba mengintip lewat jendela gudang dan betapa terkejutnya saat melihat Ara dan Geo yang berada di gudang, sedangkan Arsen tengah berada di uks menemani Atan.

"Kamu lagi!" Suara bariton itu membuat pusat perhatian teralih padanya. Lelaki paruh baya tersebut memasuki gudang yang gelap dengan langkah pasti.

"Mau sampai kapan buat kerusuhan?!" tanyanya pada Geo yang masih meringkuk di lantai.

Lelaki tersebut menarik seragam Geo. Memaksa Geo untuk berdiri. Tatapannya tajam, persis seperti mata Geo.

"Gak guna," desisnya di hadapan Geo. Dengan tenaga yang tersisa Geo menepis tangan papanya yang mencekram seragamnya.

"Akh! Minggir, jangan dekati saya." Geo berjalan tertatih-tatih meninggalkan orang-orang yang berada disana.

"Jaga sikap kamu Geo. Saya ini orang tua kamu!" bentak lelaki itu pada Geo, namun tak digubris sedikit pun olehnya.

Arsen hanya diam. Dia tau betul lelaki itu orang tua Geo dan pastinya pemilik SMA ini. Dari kabar yang beredar keluarga Geo memang hancur. Ibunya sudah menikah lagi dengan lelaki lain, dan ayahnya gila kekuasaan karena itu sifat buruk Geo sudah tertanam sejak kecil.

"Siapa yang manggil Pak. Lino?" tanya Eka yang sejak tadi diam. Cowok itu sejak tadi juga disana namun hanya diam. Antara mengantuk dan simpati kepada teman.

"Gue Bang. Siapa lagi emang?!" sungut Revo dari belakang Mia. Membuat orang-orang terkejut karena kemunculannya yang tiba-tiba.

"Sejak kapan lo disana? lo ... bisa nembus dinding?" tanya Eka penasaran. Ria menendang tulang kering Eka membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Gak bercanda dulu bisa?" tanya Ria serius. Eka langsung diam tanpa mengatakan apapun.

Sedangkan Mia sejak tadi hanya menundukkan kepalanya. Geo terobsesi pada Ara, dari awal dia tau itu. Hatinya sudah tak sesakit dulu saat mengingat kenyataan bahwa Geo mencintai orang lain. Tapi Mia kasihan saat melihat interaksi Geo dan papanya tadi. Mia menggigit bibir bawahnya cemas.

"Geo pasti kehilangan banyak kasih sayang," ujar Mia pelan.

"BODO!" sentak Ria lalu melepaskan Ara dari pelukannya. Bisa-bisanya kembarannya ini selalu perhatian pada seseorang yang tidak pernah menganggapnya ada. "Lupain Geo. Sana cariin Ara minum," suruh Ria membuat Mia mencebikkan bibirnya.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang