18. SUKIDI

1.8K 323 31
                                    

Arsen, Eka, dan Atan selesai melakukan pemanasan. Atan duduk di tepi lapangan untuk menghindari panas matahari yang nampak menyengat ditubuhnya.

"Sini woy!" teriak Eka kepada Atan. Atan masih berteduh di bawah pohon besar samping lapangan.

"Ngak mau. Nanti gue item kayak lo!" teriak Atan dari jauh.

"Kampret lo!" maki Eka sambil tersenyum kecil.

"Gue gak mau jadi jomblo gak laku!" teriak Atan lagi meledek Eka dari kejauhan.

"Diem lo. Gue mau masukin nih bola," ujar Eka. Eka mengambil ancang-ancang untuk memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Pasti gak kena," ledek Arsen di sampingnya. Cowok itu memegang satu bola basket yang hanya dipeluknya.

"Kalau kena lo harus turutin permintaan gue," ujar Eka memiliki misi terselubung.

"Oke," jawab Arsen mantab. Arsen pikir Eka paling-paling akan meminta contekan atau bisikan dari Arsen saat ada ulangan.

Eka membisikan sesuatu di telinga Arsen. Arsen hanya tersenyum geli mendengar bisikan Eka namun dia tetap menyutujuinya. Kali ini Eka tidak sedang tertarik pada nilai bagus, ada sesuatu yang lebih menarik untuknya.

"Pita, ambil bola basket lagi di gudang ya," ujar pak Arto. Pak Artocarpus. Artocarpus adalah nama yang diambil dari Artocarpus heterophyllus  yang artinya buah nangka. mungkin pak Arto berduri jadi namanya nangka. dia adalah guru pembimbing pelajaran olah raga di kelas Arsen.

"Siap, pak." Pita berjalan sedirian dengan berani bahkan sengaja melewati Arsen dan menendang bola yang di pegang Arsen.

Dulu sewaktu Arsen masih kelas sepuluh, masih awal-awal masuk Sma. Arsen pernah dighosipkan dekat dengan Pita. Pitogorasila Alana. tapi yang sebenarnya adalah kedekatan mereka hanyalah sebatas teman, tidak lebih. orang-orang saja yang menambahi cerita untuk dijadikan bahan ghosip.

Pita adalah cewek periang, dia mudah dekat dengan siapapun, temannya banyak dan cukup pintar. sampai sekarang kedekatan antara Arsen dan Pita masih terjalin, masih dengan status yang sama dan tidak akan berubah. mereka hanyalah teman.

Pita memasuki gudang setelah membuka pintu dengan kunci yang diberi Pak Arto. Dia mengambil beberapa bola basket untuk pelajaran hari ini. Dirinya melangkah dengan santai sampai dia melihat sesuatu di samping gudang.

"Astagfirullah!" pekik Pita. bola yang dia pegang dibiarkan terjatuh begitu saja dan dia berlari kearah lapangan untuk mengabari yang lainnya.

"Pak, ada yang pingsan di samping gudang!" teriak Pita kepada Pak Arto.

Pak Arto yang sedang mengajari anak-anak teknik bermain bola basket dengan benar mengalihkan tatapannya dari bola ke Pita yang berdiri di ujung lapangan.

"Kalau ada yang pingsan itu ditolongin bukan malah ditinggal kabur," ucap Pak Arto sambil lari ke arah gudang.

Anak-anak yang lain mengikuti pak Arto dari belakang termasuk Arsen, Eka, dan Atan. Atan malah berterimakasih untuk kejadian ini karena dari tadi fikirannya tidak fokus kepada penjelasan pak Arto tapi malah memikirkan salah satu mantannya yang semalam tiba-tiba memberinya pesan, membuatnya kembali teringat masa-masa pacaran bersama mantannya itu.

Mata Arsen melebar saat melihat Ara terkapar di tanah. setau Arsen tadi pagi Ara masih baik-baik saja. tapi kenapa bisa sampai pingsan?

Pak Arto, mendekati Ara. menepuk-nepuk pipi Ara untuk menyadarkan Ara namun tidak ada tanda-tanda Ara akan bangun. Pak Arto baru akan membopong Ara untuk dibawa ke uks tapi dihentikan oleh Arsen.

"Biar saya saja, pak." Arsen melangkah mendekati Ara dan pak Arto.

"Kamu kenal dia, Sen?" tanya Pak Arto pada Arsen.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang