28. HUKUMAN

1.7K 271 39
                                    

Selamat membuat kisah untuk masa sekarang, dan kenanglah nanti di masa depan.

Sebelum baca aku ingetin buat vote dan komen terlebih dahulu ya!❤

"Aku masuk kelas dulu ya Kak," pamit Ara pada Arsen. Sama seperti hari sebelumnya mereka berangkat sekolah bersama, perbedaannya hari ini Arsen mengikuti Ara sampai di depan kelasnya.

"Mau gue anter?" tanya Arsen pada Ara namun Ara menggeleng.

"Ini di depan kelas aku," ujar Ara sambil terkekeh.

Arsen menengok papan yang tergantung di atas pintu kelas, lalu tertawa karena dia tidak sadar sudah berada di depan kelas Ara.

"Yaudah, masuk gih. Terlalu nyaman jadi gak sadar udah sampe tujuan," ujar Arsen membuat pipi Ara memerah.

"Udah dong, Kak Arsen sana ke kelas, ditungguin Kak Atan sama Kak Eka tuh," ujar Ara menunjuk dua teman Arsen yang menunggu di depan kelas.

Hari ini mereka berangkat lebih pagi dari biasanya. Pak Tusam. Nama tusam diambil dari nama latin pohon pinus. Sudah mulai bekerja di rumah Arsen sebagai sopir. Jadi  Lala mulai pagi ini berangkat berasama supir barunya ke sekolah

Arsen mengangguk. "Duluan ya," ujar Arsen lalu pergi dari sana.

Baru satu langkah Ara memasuki kelasnya, Ara kembali menoleh ke belakang saat ada seseorang memanggilnya. Guru BK. Ara mendekati guru itu dengan gugup, dia tidak pernah berurusan dengan BK sebelumnya.

"Ada apa ya buk?" tanya Ara sopan. Guru itu tersenyum ramah pada Ara yang dibalas sama ramahnya oleh Ara.

"Ikut saya ke ruang BK ya ada yang harus diselesaikan," ujar guru itu pada Ara. Ara mengangguk lalu mengikuti guru dengan rambut hitam bergelombang itu dari belakang.

"Ara," panggil Mia dan Ria yang sedang berada di depan ruang BK.

"kalian ngapain?" tanya Ara pada dua saudara kembar tersebut.

"Nguping. Mega di dalem lagi di sidang," jawab Mia tanpa rasa bersalah.

Kedua saudara itu membungkukkan badannya agar sejajar dengan jendela. Memasang telinga dan mata yang tajam untuk mengetahui keputusan guru atas perilaku Mega terhadap Ara.

Ara menghela napasnya. Dia masuk ke ruang BK dengan sedikit menundukkan kepalanya. Disana ada ibu Mega yang duduk di sebelah anaknya. Ara duduk di samping Mega, berhadapan dengan guru BK dan Pak Arto.

Berbeda dengan Ara yang menunduk, Mega justru melirik Ara dengan lirikan tajam. Ibu Mega tak kalah sinisnya menatap Ara membuat Ara mati kutu dihadapkan dua orang ini. Ara memejamkan kedua matanya, meremas roknya untuk meminimalisir ketakutannya. Ara dan rasa takutnya yang berlebihan, selalu membuatnya menjadi orang lemah.

"Jadi, apa benar Mega melakukan hal seperti itu pada Ara?" tanya bu Sejarahani, Selaku guru BK.

"Mana mungkin anak saya melakukan hal seperti itu. Pasti anak itu yang mengada-ngada. Cari masalah saja!" bentak ibu Mega dengan menunjuk Ara.

"Iya Ma. Ara itu selalu cari masalah sama aku, di kelas juga. Ara selalu nyebar gosip yang aneh-aneh tentang aku," ujar Mega mengadu pada ibunya.

Ara menatap Mega tak percaya. Kapan dia melakukan hal seperti itu pada Mega? Ara tak habis pikir bagaimana Mega bisa membuat kebohongan yang amat tidak masuk akal seperti ini.

"Enggak, aku gak pernah nglakuin itu," elak Ara menatap kedua guru itu memohon untuk percaya.

"Ngaku saja kamu! Anaknya kriminal mana mungkin tau aturan!" bentak ibunya Mega lagi membuat air mata Ara luruh dari sudut-sudut matanya.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang