40. EKHEM

1.2K 198 44
                                    

Tandai jika ada typo✊

"Ra, Ara. Ada yang kirim paket buat kamu nih." Teriakan Sandi ruang tengah membuat perempuan yang sedang mengemasih beberapa barangnya itu menghentikan aktifitasnya.

Ara berjalan santai menghampiri ayahnya yang duduk di kursi kayu sambil membawa satu kotak berukuran sedang. Ara menjatuhkan dirinya di samping ayahnya.

"Ini. Katanya dikirim buat kamu," ujar Sandi menyerahkan kotak tersebut pada Ara.

Ara mengerutkan dahinya. Perasaan dia tidak memesan apapun dari aplikasi jual beli online.

"Padahal Ara gak pesen apa-apa lho," ucap Ara membuat Sandi mengedikkan bahunya.

"Ayah juga gak tau, coba kamu buka." Ara mengangguk. Menuruti permintaan ayahnya untuk membuka bingkisan tersebut.

"Sepatu. Dari siapa?" tanya Sandi ketika melihat sebuah high heels yang berada di dalam kotak tersebut.

Apa dari Kak Arsen? tanya Ara dalam hati.

Ara menggeleng pada ayahnya, tanda dia juga tidak tahu siapa pengirimnya. Ara mengeluarkan high heels putih tersebut. Terlihat cantik dan alegan, tapi permasalahannya adalah, Ara tidak pernah pakai sepatu seperti ini.

"Ada suratnya Yah," ujar Ara pada ayahnya. Ara mengambil surat tersebut dan membacanya.

Raut wajahnya berganti kecewa. Terlalu berharap bahwa Arsen yang mengirimkannya benda secantik ini. Namun kenyataannya bukan Arsen, bahkan cowok itu tidak menjawab pesan yang Ara kirim. Pesan yang Ara kirim lewat aplikasi whatssap itu hanya memperlihatkan centang biru tanpa ada tanda-tanda berubah jadi tulisan 'mengetik'.

Hai Ra.
Ini gue, Geo. Gue harap lo suka sepatunya, sebagai tanda perminta maaf'an gue. Terima ya Ra.
Gue mohon, sekali ini aja lo buat gue seneng. Pakai buat acara nanti malam ya Ra. Please.

Ara melipat kembali surat itu setelah dia baca. Dari Geo. Sebenarnya Ara enggan untuk menerimannya. Tapi mengingat Geo yang selalu tersakiti karena dia selalu memilih Arsen, Ara jadi tidak tega.

"Dari Geo Yah. Temennya Ara," ucap Ara kepada ayahnya.

"Geo siapa lagi?" tanya Sandi curiga pada Ara. Masalahnya Ara dulu tidak punya teman tapi sekarang, banyak yang perduli padanya membuat Sandi senang sekligus khawatir kalau Ara hanya dipermainkan oleh teman-temannya, sama seperti semasa SMP dulu.

"Geo. Orang yang janji bakal lindungin Ara," jelas Ara jujur membuat Sandi bisa menghela napas lega.

"Dia beneran lindungin kamu selama ini?" tanya Sandi seraya tersenyum pada putrinya. Tangannya mengusap rambut Ara sayang.

Ara menipiskan bibirnya namun tak urung mengangguk. Ara tidak mau membuat ayahnya cemas dengan menceritakan hari-harinya yang suram selama ayahnya dipenjara.

"Ayah jangan khawatir. Sekarang Ara izin mau berangkat ya Yah," ucap Ara berpamitan pada Ara yang diangguki Sandi.

Ara memasukkan high heels tersebut ke dalam tas-nya sebelum dia pergi ke rumah Arca untuk bersiap-siap bersama teman-temannya.

***

"Gila itu'mah kegeedean, Sen." Atan berdecak kesal saat melihat penampilan temannya yang memakai jaz dengan ukuran lebih longgar dari yang semestinya.

"Bodo amat!" ketus Arsen sambil keluar dari dalam mobil Atan. Atan, Eka dan Arsen berangkat bersama malam ini menggunakan mobil Atan yang mewah.

Eka terlihat menawan menggunakan jaz yang rapi sedangkan Atan berpaikan dengan style ala-ala oppa korea. Dan Arsen, cowok itu menjadi penengah antara style Atan dan Eka. Dengan jaz yang kebesaran namun tidak dapat mengurangi ketampanan seoarang Arsen Kalvio.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang