6. BULLYAN

3.2K 485 68
                                    

Ingat dunia ini bukan surga, kamu tak bisa menuntut untuk selalu bahagia.

"Eh eh...denger gak kemarin gue nonton berita, ternyata ayahnya si Ara masuk penjara." Seorang siswi baru saja masuk ke kelas IPA 6. Perempuan itu menggebrak meja paling depan dan langsung menebar ghosip, namanya Mega. Megalitikum Yamana.

"Jangan nebar ghosip deh," ujar Arca malas. Meski tak terlalu mengenal Ara, Arca yakin Ara berasal dari keluarga yang baik terlihat dari sifat Ara yang sangat polos.

"Gue gak nebar ghosip. Kemarin gue nonton berita, eh ada tuh anak nangis," ujar Mega membela diri.

Seorang cowok yang tengah terbaring di lantai bangkit dari tidurannya. Padahal ini masih pagi bahkan pelajaran belum dimulai tapi cowok itu sudah malas menjalani harinya.

"Brisik!" ketusnya pada orang-orang yang berada di kelas tersebut. Geo melangkah keluar kelas dengan menutup mukanya menggunakan hodienya lalu melangkah menuju kantin.

***

Ara merasa tak enak hati. Hari ini Arsen menepati perkataannya akan menjeput Ara, dan dari limabelas menit lalu Arsen sudah sampai di rumahnya.

"Maaf ya kak nunggu lama. Padahal kakak gak perlu jemput,kok. Aku bisa jalan kaki," ujar Ara. Dia sudah terbiasa jalan kaki jadi Arsen tidak perlu mempermasalahkannya.

Arsen juga tidak mengerti kenapa dia mau repot-repot untuk cewek yang bahkan hanya sebatas dia kenal. Tapi mendengar cerita Ara kemarin hati Arsen tercubit untuk membantu gadis yang sedang ia boncengkan saat ini.

"Gak masalah lagi pula kan sekalian lewat," ujar Arsen sambil tersenyum.

"Makasih kak," ujar Ara tulus dari belakang punggung Arsen.

Keduanya sampai di gerbang sekolahan SMA Achinodermata. Seketika gelap bagi seluruh kaum hawa pencinta cogan. Arsen kalvio, anak emas Achinodermata membonceng seorang adik kelas yang bahkan tak banyak orang yang mengenalnya.

Ara turun dari motor Arsen dengan gugup lalu melepas jaket yang tadi menutupi pahanya. "Aku ke kelas dulu ya kak, makasih," ujar Ara pada Arsen.

"Berapa kali lo bilang makasih?" tanya Arsen setelah melepas helmnya. Cowok itu merapikan rambutnya di depan spion. Gayanya membuat hati Ara berdebar.

Ara hanya mengulas senyum sebelum senyumnya hilang setelah mendengar salah satu pembicaraan murid lain yang melintas.

"Eh, itu'kan anak yang bapaknya di penjara karena nyuri. Muka polos ternyata keluarganya kaya gitu."

"Iya juga yak. Kalau gak salah namanya Nusantara lencana. Iwh, anaknya pencuri," ujar siswa lainnya sambil menatap Ara hina.

Ara menundukkan kepala. Meremas rok abu-abunya. sakit, Itulah yang dirasakan Ara saat ini. Sepertinya masa SMA Ara akan menjadi masa SMA terkelam yang pernah ada.

"Jangan didengerin udah biarin aja." Arsen mengeusap rambut Ara. Ara masih terdiam sesekali memejamkan matanya meminimalisir rasa sakit dihatinya saat lagi-lagi kata tidak mengenakan tertuju padanya.

"Iyuh banget sih jadi cewek. Bapaknya pencuri, sok mepet Arsen lagi."

"Ih Arsen,kok mau sih deket-deket sama cewek gitu. Udah dekil, jelek, nolep, bapaknya pencuri lagi. Bisa hancur repotasi Arsen."

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang