37. PUTUS

1.4K 212 38
                                    

Ada yang nungguin update gak nih?
Happy reading🍂

Segala sesuatu memiliki awal dan akhir.
_
_
_

Malam nampak sepi. Detik-detik jam bergerak sesuai irama. Dalam kamar yang sunyi ini Arsen masih terjaga. Matanya tak mau tertutup untuk manuju alam mimpi. Arsen membaringkan badannya di samping adiknya yang sudah tertidur, sejak tadi sore Lala terus rewel. Mungkin batinnya gelisah merasakan kehilangan seorang ibu.

Untuk saat ini Arsen juga tak mau jauh-jauh dari Lala. Cowok itu merasa Lala adalah tanggung jawabnya sekarang.

Tling.

Nusantara Lencana.
Kak Arsen udah tidur?

Arsen tersenyum. Ara masih ada untuknya, tidak seharusnya Arsen menghiraukan Ara.

Arsen Kalvio.
Udah. Kamu juga cepet tidur.

Sedangkan di kamarnya Ara buru-buru mengambil ponselnya saat ada notif masuk. Ara tertawa ringan. Arsen bilang dia sudah tidur, bagaimana orang tidur bisa membalas pesan darinya.

Nusantara Lencana.
Iya.

Ara mematikan ponselnya. Mengambil bonekah bantal alien yang dibelikan Arsen dulu. Dengan gemas Ara memeluk boneka tersebut. Membawanya dalam dekapan alam mimpi. Namun ketukan dari luar membuat Ara kembali terbangun.

Ara membuka pintu kamarnya. Perempuan itu tersenyum melihat Arsen berada di depan kamarnya. Wajah lelaki itu nampak kusut dengan rambut berantakan. Tangan Ara terulur untuk merapikan rambut Arsen yang acak-acakan, walau sedikit kesusahan karena tinggi mereka yang terpaut cukup jauh.

Arsen menggulum senyumnya. Cowok itu sedikit membungkukkan badannya agar Ara mampu meraih rambutnya dengan mudah.

"Kamu belum makan, kan? Ayo makan dulu." Ara menggandeng tangan Arsen untuk dia bawa ke ruang makan.

Arsen duduk di kursi meja makan. Memperhatikan Ara yang sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuknya.

"Aku masak banyak, enak-enak lagi tapi gak ada yang makan," ujar Ara setelah memberikan piring berisi lauk pauk pada Arsen.

"Maaf ya. Kamu udah makan?" tanya Arsen pada Ara. Ara hanya diam membuat Arsen menghela napasnya.

"Belum makan aja sok-sok'an nyuruh orang lain makan," ujar Arsen sengit. Arsen menyendok nasi beserta lauk pauknya lalu menyodorkannya pada Ara. "Ayo makan," ujar Arsen lagi.

Ara menggenggam tangan Arsen. "Jangan pernah ngerasa sendiri ya. Harus janji sama aku kalau kamu selalu kuat menghadapi apapun," ucap Ara sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Arsen.

Arsen tersenyum malu lalu menautkan jari kelingkingnya dengan jari Ara. "Udah, ayo buka mulutnya," ujar Arsen hendak menyuapi Ara.

Ara tersenyum. Membuka mulutnya untuk menerima suapan Arsen. Keduanya makan bersama, ada rasa yang harus mereka syukuri, bahwa dalam keadaan tersulit masih ada seseorang yang hadir untuk menemani.

***

Ara berjalan menyusuri koridor sendirian. Hari ini Arsen belum berangkat sekolah tapi cowok itu menyuruh Ara untuk pergi sekolah agar tidak ketinggalan pelajaran. Pagi tadi Ara berangkat bersama Lala diantar Pak Tusam. Alasan Arsen menyuruh Lala ke sekolah adalah agar anak itu tidak terus-terusan merasa sedih.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang