25. ARSEN / GEO

1.6K 268 29
                                    

"Lo mau,kan berangkat sekolah lagi? gue bakal selalu jagain lo, sesuai janji gue ke bokap lo." Ara membulatkan matanya menatap Geo dengan pandangan terkejut.

"Geo," gumam Ara tidak menyangka. Jadi yang menemui ayahnya di penjara dan berjanji akan menjaganya adalah Geo.

"Gimana kamu bisa kenal aku?" tanya Ara masih dengan terkejutannya.

Geo mengangkat satu alisnya. "Karena gue yang nolongin lo waktu lo pingsan di SMP dulu," jawab Geo enteng, seakan tidak ada apa-apa, padahal jelas hal itu jadi beban pikiran bagi Ara.

Arsen hanya memandangi keduanya cengo. Kemarin Ara bertanya apakah dia menemui ayahnya di penjara atau tidak, Hari ini Geo bilang dia berjanji untuk menjaga Ara, seperti janjinya pada ayah Ara.

Ini Arsen yang amnesia atau Ara yang hilang ingatan?

Ara menatap Arsen sekilas. "Jadi aku, kamu, Kak Arsen dulu pernah satu SMP?" tanya Ara pada Geo.

"Kalau satu SMP sama Geo sih, gue inget. Tapi kalau satu SMP sama lo gue gak inget," jawab Arsen mendahului Geo.

Ara memegangi kepalanya pusing, begitupun orang-orang yang ada disana, sama pusingnya mendengar pembicaraan yang berbelit-bielit.

"Muka Ara udah berubah jauh, wajar kalau orang-orang gak ngenalin dia," ujar Geo menatap Ara dengan lekat. "Jauh berbeda dari waktu SMP dulu," tambahnya.

Ara mundur satu langkah. Rambutnya yang di gerai dia biarkan jatuh menutupi sebelah pipinya. Benar, dia berbeda. Ara sudah tak secantik dulu lagi. Semenjak pembulian di SMP dulu, Ara tak pernah merawat wajahnya dia membiarkan wajahnya terlihat jelek dimata orang-orang.

"Tapi lo selalu cantik," ujar Geo sambil menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Ara. "Lo selalu cantik, gimanapun caranya," ujar Geo lagi.

Mia membalik badannya. Menetralkan napasnya yang terasa sesak melihat Geo begitu mencintai Ara, bukan seperti dirinya yang di tolak berkali-kali.

"Ekhem." Atan berdehem untuk mencairkan suasana. "Hargai yang jomblo," ujar Atan lalu pergi menuju sebuah pohon rindang untuk berteduh.

"Mending kalian ngobrol berdua dulu," saran Ria yang langsung mendapat lirikan tajam dari Arsen. Bukannya takut, Ria malah membalas lirikan Arsen dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Kasihan mana masih muda," ujar Revo menatap Mia dari belakang. Mia juga berjalan pergi dengan lesu menyusul Atan.

"Udah biarin merek berdua dulu, ayo Sen pergi," ujar Eka sambil menyeret sebelah tangan Arsen untuk pergi dari sana.

Akhirnya meski dengan sedikit tidak rela, Arsen pergi dari sana menyusul Atan dan yang lainnya.

"Kubelikan bakwan malah dia yang jadian. Aku yang berjuang malah aku yang terbuang~" Eka berdendang menyindir Arsen yang masih setia mengawasi Geo dan Ara dari kejauhan.

"Besok gue beliin mendoan, pisang goreng sekalian!" sungut Arsen kesal pada Eka.

Geo megenggam tangan Ara dan mengajaknya duduk diatas sebuah batu besar. Geo tersenyum manis, akhirnya dia bisa berdua dengan Ara.

"Lo yakin gak inget gue?" tanya Geo pada Ara. Ara hanya menggeleng membuat Geo menghembuskan napasnya kasar.

"Mungkin karena dulu lo dikerubungi banyak orang, jadi lo gak pernah ngelirik gue sama sekali," ujar Geo sambil tertawa miris. Ara ikut tertawa miris mengingat masalalunya, dimana begitu banyak orang yang mengaku menjadi temannya.

"Kenyataanya saat aku ada masalah gak ada satupun yang dipihakku, malah mereka bilang aku gila," ujar Ara miris. Orang-orang menjauh darinya saat Ara membutuhkan mereka.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang