11. RUMUS JOMBLO

2.6K 414 56
                                    

           AKU GANTENG!

Daratan Jeram:
Udah pada subuhan belum?

Arsen Kalvio:
Tuhkan, nanyain mulu, dasar kang kepo!

Daratan Jeram:
Ingin ku teriakkkkk

Merdeka Bangsa:
AAAAAAAAAA

Arsen Kalvio:
AAAAAAAAAAAAAAA

Daratan Jeram:
Apadah? Pada gaje, gue kan tanya udah pada subuhan belum?

Merdeka Bangsa:
Ketauan kalau jomblo jadi gak ada yang bisa di tanyain gitu.

Daratan Jeram:
Gue tanya tuh artinya gue perduli coeng-coeng ku tersayang!

Arsen Kalvio:
Gue gak perduli wek.

Merdeka Bangsa:
2^

Daratan Jeram:
Tauah bete, kalian semua laknat.

Merdeka Bangsa:
Elo Tan?

Daratan Jeram:
Elo bego!

Arsen Kalvio:
Btw, tulisan nama lo warnanya ungu @Daratan Jeram. Dasar Janda!

Daratan Jeram:
Gue bukan janda.

Arsen Kalvio:
Janda anak sebelas kebanyakan omong.

Daratan Jeram:
Lo duda karung!

Arsen Kalvio:
Lo Janda anak sebelas!

Merdeka Bangsa:
Sedang memantau orang merebutkan janda dan duda.

****

Arsen menurunkan Lala di depan Tk. Anak itu dengan sigap turun dari motor besar Arsen dan membuka helm mininya lalu dititipkan di post satpam, setelah selesai Lala kembali kepada kakaknya dan menyalimi Arsen.

"Sekolah yang pinter ya Lala," pesan Arsen sebelum kembali mengenakan helmnya.

"Siappp," jawab Lala semangat. Setelah Lala masuk ke arena sekolah Arsen kembali melajukan motornya untuk ke rumah Ara.

Sampai di rumah Ara, Arsen bisa melihat Ara sedang mengenakan sepatu di depan rumahnya, tidak menyadari kedatangan Arsen padahal suara motor Arsen cukup jelas, mungkin perempuan itu banyak pikiran.

Arsen turun dari motornya mendekati Ara. Satu hal yang Arsen lihat perbedaan dari perempuan di depannya, mata Ara bengkak. Arsen masih diam di posisi tak ada niatan menyadarkan Ara dari kegiatannya yang menali tali sepatu sambil melamun hingga membuatnya terlihat lelet.

Arsen memiringkan kepala menatap serisus kearah Ara. Pikirannya sedikit bingung tentang Ara. Ada sesuatu yang ganjal saat Arsen melihat Ara, seakan mereka pernah bertemu sebelumnya tapi Arsen rasa tidak mungkin. Dipikir-pikir Arsen belum pernah mempunyai kenalan manapun yang bernama, Nusantara Lencana.

"Eh, kak Arsen." Ara terkejut saat menoleh ke samping dan menemukan Arsen berdiri memandanginya di sana.

Arsen hanya mengangkat satu alisnya. "Udah?" tanya Arsen, Ara mengeryit tak mengerti maksud Arsen.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang