20. TERBONGKAR

1.7K 347 38
                                    

Gak nyangka udah 11k
Makasih ya temen-temen❤
Happy reading 🌼


Arsen mengeluarkan semua buku mata pelajaran hari ini. Buku itu ia susun sedemikian rupa untuk membentengi selembar kertas yang dialasi buku tulis. Tidak membiarkan siapapun untuk mencontek garapannya.

Eka menoel pundak Atan yang duduk di depannya.

"Apa?" tanya Atan kepada Eka.

Eka memberi kode lewat lirikan matanya yang melirik Arsen. Atan menghela napasnya lelah. Arsen masih marah karena fotonya di pajang di mading sekolah. Masalahnya Arsen adalah manusia yang sangat sensitif, dia terlihat seperti perempuan yang merajuk dengan pacarnya kalau sedang marah kepada Eka dan Atan.

"Sen, nanti pas istirahat gue copot, deh foto lo." Atan menarik-narik lengan seragam Arsen.

Arsen masih diam bahkan tak melirik sedikit pun kearah Atan, dia masih sibuk mengisi soal-soal yang diberikan guru bahasa indonesia. Arsen menarik lengannya menjauh dari Atan ketika Atan tak menghentikan aksinya untuk menarik lengan seragam Arsen.

"Yaudah, lah. Kerjain aja sendiri lagipula cuma latihan biasa," ujar Atan pasrah.

Dengan dongkol Eka mengerjakan latihan soalnya sendiri. "Kalau nyontek Arsen, kan bisa dapat delapan puluh sampai seratus. Kalau ngerjain sendiri pasti delapan puluh turun," sungut Eka sambil membolak-balikkan lembaran bukunya dengan kasar. Sengaja agar di dengar Arsen.

***

Dengan was-was Ara berjalan sendiri menuju kamar mandi. Tadi pagi Mega meninggalkannya saat Geo masuk kelas. Tapi Ara tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, terlebih Ara tidak ingat siapa Mega. Setau Ara, dia baru mengenal Mega semenjak masuk di SMA ini.

Ara memasuki satu bilik kamar mandi untuk berganti pakaian. Dia baru saja selesai pelajaran olah raga dan harus berganti seragam ciri khusus SMA Achinodermata.

Ara terkejut saat ada tangan yang menyeretnya untuk keluar dari kamar mandi. Mega.

"Diem. Jangan berisik!" ujar Mega sambil terus menyeret Ara.

"Enggak. Lepasin aku, lepasin aku." Ara terus memberontak takut.

"Gue bilang diem!" bentak Mega mendekatkan wajahnya ke wajah Ara.

Mega membawa Ara ke kolam renang sekolah. Ara mengedarkan matanya yang nampak memerah menahan tangisnya. Cekalan di pergelangan tangan Ara semakin kuat. Kejadian ini sama persis seperti tiga tahun lalu.

"Sekarang lo inget, siapa gue?" tanya Mega di sebelah telinga Ara.

Ara memandang Mega bingung. Kenapa Mega selalu bersikap kasar padanya.

"Enggak, kamu siapa?" tanya Ara dengan nada takut.

Mega tertawa gambang. Tawa yang terdengar mengerikan di telinga Ara. Mega menarik Ara menuju tepi kolam renang dengan kasar.

"Gyus." Ara meneguk salivanya saat melihat beberapa murid masuk ke area kolam renang.

"Gue, Mega. Salah satu orang yang ngebuli lo waktu SMP. dan asal lo tau, setelah kejadian itu Aya di keluarin dari sekolah!" bentak Mega. Perempuan itu menjambak rambut Ara dengan kuat.

Ara meringis menahan sakit di kepalanya karena Mega menjambak rambutnya terlalu kuat. Air matanya tak lagi dibendung. Ara tidak tahu kalau selama ini dia berurusan dengan orang-orang di masalalu. Ara selalu menginginkan untuk berlari dari masalalunya tapi kini malah dia di pertemukan dengan orang yang sama sekali tidak dia inginkan.

"Lepasin aku. Aku mohon," ujar Ara memelas. Ara memegangi rambutnya yang di jambak Mega, mencoba melepaskan tangan Mega dari sana, meski tidak mampu.

Mega sengaja membawa Ara kesini, disini adalah tempat yang aman. Selain untuk mengingatkan Ara dengan masalalu yang akan membuat Ara kembali terpuruk. Geo ataupun yang lain tidak akan kemari.

ARASEN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang