Soobin meremas kain seprai ranjangnya ketika bagian bawah tubuhnya menerima serangan dari tak kasat mata. Soobin mendesah, mengerang, menikmati gairah yang tak pernah ia kecap selama 18 tahun. Itu karena orang tua Soobin sangat mengekang Soobin dari pergaulan dunia luar. Mereka tak memberi alasan mengapa Soobin dibatasi untuk bergaul. Sekolah Soobin bahkan hanya SMA saja bisa sekolah keluar. Sejak sekolah dasar dan menengah atas, Soobin hanya sekolah di rumah.
Soobin mendongak ketika ia merasa ia akan keluar. Ia membusungkan dadanya tinggi-tinggi dan mengerang berisik ketika spermanya berhasil keluar. Ia tumbang dengan peluh membanjiri pakaian tidurnya sendiri. Napasnya turun naik, meraup udara rakus. Soobin tak merasakan lagi pergerakan lain ketika ia sudah keluar sebanyak tiga kali. Selama tiga kali itu, Soobin seolah digauli, disetubuhi dan dijamah sesuatu yang tak terlihat. Memang tidak sampai masuk ke dalam, tapi dengan menggerayangi tubuh Soobin sudah sehebat itu, bagaimana nanti jika Soobin benar-benar ditusuk keperjakaannya? Akankah Soobin langsung tumbang dalam satu ronde saja?
Sejak Soobin pindah ke rumah tua ini, Soobin selalu mengalami hal mistis yang selalu mengganggunya. Memang tak mencelakai Soobin, tapi hal mistis itu mengganggunya ketika Soobin tidur, tepatnya setiap malam.
Setiap malam, sejak malam pertama Soobin tinggal, sesuatu selalu menggerayangi tubuh Soobin. Membelai wajah Soobin dan bibirnya. Puncaknya ketika tak kasat mata itu mulai lancang menyentuh bagian vital Soobin. Memijatnya membuat Soobin melenguh hingga kenikmatan dan keluar secara refleks. Gairah nikmat Soobin yang pertama yang terasa asing selama 18 tahun.
Tetapi sekarang semua itu terasa mengganggu. Soobin sudah berulang kali meminta pindah kepada orang tuanya, namun selalu ditolak. Mereka bilang Soobin sebaiknya tinggal di rumah itu dan menjadi warisan keluarga untuk Soobin. Soobin terang terangan menolak, tetapi orang tua Soobin tetap tidak menggubrisnya.
"Kau seharusnya menggunakan lampu listrik untuk menerangi rumahmu Soobin." kata Taehyun, teman sekelas Soobin.
Perlu diketahui juga, seluruh penerangan di rumah sebesar Soobin memang tidak menggunakan listrik. Kecuali untuk kompor, setrika, air dan lain-lain.
"Apa kau tidak gangguan mata setiap hari menggunakan lentera?" kata Taehyun lagi. Saat ini mereka sedang di kantin untuk makan siang.
"Orangtuaku tidak mau penerangan berlebihan di dalam rumah." jawab Soobin memajukan bibirnya. "Aku kan selalu bilang, orangtuaku aneh, sangat aneh dan begitu aneh. Aku tidak bisa menjelaskan semua keanehan mereka."
Taehyun mengerti keluhan Soobin. "Mungkin, yang dikatakan orang-orang ada benarnya..."
Soobin langsung menatap intens Taehyun.
"Orangtuamu memiliki rahasia." lanjut Taehyun.
Soobin tidak marah. Soobin memang sering mendengar orang-orang bergosip mengenai orangtuanya. Orangtua Soobin digosipkan punya sesembahan mistis dan banyak pantangan yang harus dijalankan orangtua Soobin. Itu semua karena demi kemajuan perusahaan ayah Soobin.
Soobin tidak peduli. Sejauh ini ia tidak menemukan barang aneh apapun, kecuali sikap aneh orangtuanya. Soobin sering membaca buku yang mengatakan jika ada orangtua yang bersikap seperti itu, artinya dia menyayangimu dan terlalu mencintaimu. Setidaknya itu yang membuat Soobin selalu berbaik sangka terhadap orangtuanya.
Sepulang sekolah, Soobin tidak bisa pulang dengan teman lain. Itu karena lagi-lagi Soobin dilarang untuk tidak banyak dekat dengan teman baru. Soobin selalu pergi dan pulang sekolah sendiri, berjalan kaki kurang dari 1KM. Letak rumah baru Soobin begitu terpencil dengan dikelilingi pohon akar gantung juga beberapa makam. Soobin tidak terlalu takut atau merinding, ia seperti sudah biasa dengan keadaan ini sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞
HorrorYeonbin fanfic collection Soobin always bottom Genre : Hard, Mature, Gore, Thriller, Sadisme, Angst/Comfort, BDSM, Bondage, Romance Bukan untuk anak kecil 🔞 Bukan untuk homophobia 🚫 Dilarang keras mengcopy paste 😠