Perpisahan yang tak diinginkannya seumur hidup sudah tiba. Jessi menaruh bunga Krisan itu berusaha melepaskan Bumzu dengan ikhlas. Ia mendapatkan kabar kematian Bumzu dari temannya dan seketika itu juga Jessi tidak dapat menahan kesedihannya. Ia tidak mau ditinggalkan dengan cara seperti ini.
Hubungan Jessi dan Bumzu mulai terjalin sejak 20tahun yang lalu. Saat itu Jessi menemukan Soobin di bawah pohon rindang dalam keadaan hujan deras. Jessi mulai mengurus Soobin dan menganggap anak itu seperti anaknya sendiri. Jessi merasa kebingungan ketika Soobin mulai menginjak usia 10tahun, usia dimana anak di rumah bordir milik ayahnya segera mendapatkan pelatihan sebagai penghibur yang baik. Dan Jessi tidak mau Soobinnya jatuh ke tangan orang yang salah.
Saat itu ia bertemu dengan pria baik hati. Pria itu bernama Bumzu dan Bumzu mengatakan jika ia menyukai Jessi dan ingin menikahinya. Jessi bahagia. Ketika Soobin menginjak usia 18 tahun, mereka mengadakan perjanjian. Jessi menitipkan Soobin untuk dibeli siapapun di keluarga Bumzu asalkan Soobin selamat. Bumzu lalu sepakat akan membeli Soobin untuk Tuan Yeonjun karena Yeonjun adalah pria baik-baik.
Itulah mengapa ketika pelelangan Soobin, harganya langsung diatas harga tinggi. Itu agar para lelaki hidung belang tidak mampu membelinya. Setelah Soobin dinyatakan laku, sebenarnya Jessi tidak pernah menerima uang itu. sebaliknya, uang itu ada di dalam rekening khusus milik Soobin yang Yeonjun buat.
"Sayang...terima kasih sudah melindungi Geisha dengan baik. Setelah Geisha keluar dari rumah itu aku merasa tenang karena dia akan aman berada di tanganmu. Sekali lagi terima kasih..."
Geisha adalah nama samaran yang digunakan Soobin di rumah itu. Yang memberikan nama tersebut adalah Jessi, karena menurut Jessi nama itu cocok untuk watak Soobin yang manis. Selain itu, seni musik juga mengalir di darah pemuda cantik itu.
Yeonjun membawa Soobin ke Eropa, tepatnya kota London. Menurut Yeonjun di sana lah Soobin akan aman dari gangguan tikus-tikus dan Wonyoung. Perjalanan mereka cukup singkat karena menggunakan pesawat pribadi Yeonjun. Bahkan sekarang Yeonjun tengah menelpon seseorang di balkon luar.
Soobin tidak dibolehkan Yeonjun untuk keluar karena Soobin tidak bisa bicara bahasa inggris. Yeonjun takut Soobin mudah ditipu terutama jika Soobin sampai bertemu dengan antek-antek tikus itu.
"Terimakasih Taehyun, tolong kau kabari aku apa saja yang terjadi di mansion. Aku akan kembali ke sana jika tikus itu berhasil ditangkap. Aku tidak akan tenang jika dia belum dipenjara." ujar Yeonjun dengan temannya bernama Taehyun di seberang sana.
Soobin baru saja selesai mandi setelah mereka melakukan hubungan itu lagi. Yeonjun yang memintanya karena lelaki itu sedang setres. Setelah Yeonjun selesai dengan percakapan nya, ia mulai memperhatikan Soobin.
"Kau lapar?" tanya Yeonjun membelai rambut Soobin yang masih basah.
"Iya. Tapi aku langsung rindu makanan Korea." jawab Soobin menggemaskan.
Yeonjun menyentuh pipi Soobin. "Oke, kita ke restoran Korea. Ganti bajumu sekarang, aku tunggu di luar."
Soobin mengangguk.
Mereka tinggal di rumah. Ya, Yeonjun punya rumah di London. Lelaki kaya itu seperti punya tanah dimana-mana dan jika misalnya Soobin kabur juga pasti ia akan mudah untuk ditemukan.
Saat ini mereka akan makan ke restoran Korea. Nuansa di restoran itu benar-benar mirip dengan Korea. Sejenak Soobin ingin kembali ke Korea. Tapi itu tidak mungkin karena Yeonjun tidak akan suka.
Setelah mereka makan di restoran itu, Yeonjun mengajak Soobin untuk melihat jam raksasa ikonic khas kota London. Apalagi jika bukan Big Ben. Dari jembatan sungai bawah Big Ben, mereka berdiri romantis berdua saja. Kadang-kadang Soobin mengeratkan genggamannya untuk menggenggam tangan Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞
HorrorYeonbin fanfic collection Soobin always bottom Genre : Hard, Mature, Gore, Thriller, Sadisme, Angst/Comfort, BDSM, Bondage, Romance Bukan untuk anak kecil 🔞 Bukan untuk homophobia 🚫 Dilarang keras mengcopy paste 😠