XXXIV. CRAZY GAME 🔞 bg.2

2K 67 2
                                    










Semua pintu di ruangan lantai 2 dan lantai lainnya terkunci. Jendela juga tertutup semuanya, tak ada satupun yang bisa dibuka. Pintu yang bisa dibuka hanya ruangan buntu juga kamar lainnya saja. Yeonjun dan Soobin tidak tahu harus lari kemana lagi. Mereka memutuskan untuk memasuki sebuah kamar yang dipenuhi buku dan ada ranjang juga. Untungnya kamar yang mereka masuki bisa dikunci dari dalam.

Soobin terduduk di atas ranjang sangat cemas dan ketakutan, ia merasa seluruh tubuhnya bergetar. Ia tak berhenti menggigiti kukunya karena takut, ia menahan air matanya agar tidak keluar walaupun ia sangat ingin meraung dan ingin pulang.

Yeonjun yang sedang mondar-mandir sambil memikirkan cara lain, melihat Soobin dan sedikit keheranan. Seorang Choi Soobin yang terkenal jahat, tiba-tiba bisa ketakutan bahkan nyaris menangis. Apakah ini Choi Soobin yang asli? Walaupun Yeonjun tidak mengenal Soobin dengan akrab, ia tahu tentang Soobin karena pemuda itu memang seterkenal itu seantero sekolah.

"Tenanglah, kita pasti akan keluar dari sini. Guru itu pasti sudah merencanakan semuanya, menjebak kita semua di sini." kata Yeonjun.

Soobin menatap Yeonjun sebentar. Ia lalu terisak sedikit. "Semua gara-gara aku..."

"Mau bagaimana lagi, mereka menyimpan dendam pribadi padamu, dan kau harus menghadapinya."

"Aku ingin pulang...akhh..."

Yeonjun panik, ia segera menghampiri Soobin. "Tanda di tanganmu semakin menyebar..."

"Sakit...tanganku seperti terbakar..." Soobin meringis.

"Sial! Sejak kapan guru itu punya ilmu seperti ini?!" umpat Yeonjun.

"Sekarang kita kemana...?"

Yeonjun menatap Soobin sejenak, sambil memegang lengannya dan wajah Soobin begitu ketakutan. Menahan air matanya agar tidak menangis. Di situasi seperti ini, tak ada telepon atau alat komunikasi yang lain. Satu-satunya jalan memang menuju pintu masuk utama.

Yeonjun menarik Soobin kembali perlahan. Soobin yang sudah lemas tak bertenaga mengikuti apa yang Yeonjun lakukan. "Ayo, kita akan terus mencari jalan keluarnya."

Soobin tidak menjawab. Ia mengikuti saja ketika Yeonjun mengajak Soobin keluar dari kamar ini. Mereka berbelok ke arah kanan. Mereka mencari tangga untuk ke lantai satu.

Semua ruangan di lantai ini hanya diterangi dengan cahaya yang temaram, sunyi, dingin seperti tak berpenghuni. Wajar saja, memang mansion ini hanya dihuni oleh penjaga saja. Itu pun satu orangnya lagi adalah lelaki tua yang hanya bisa duduk di kursi roda.

Soobin mendengar seperti ada suara orang kesakitan di sebuah ruangan yang baru saja mereka lewati. Soobin berhenti, membuat Yeonjun bertanya-tanya.

"Ada orang di sini..." kata Soobin mendadak tegang.

"Benarkah?! Dimana?!" tanya Yeonjun berbisik-bisik.

Soobin menunjuk sebuah ruangan yang di sisi kanannya. Pintunya tertutup, bagaimana bisa Soobin mendengar ada orang di dalam sana. Yeonjun meragukan pendengaran Soobin.

"Kau yakin?" tanya Yeonjun meyakinkan.

"Aku berani bersumpah, ada suara orang kesakitan di ruangan itu."

Yeonjun memutuskan untuk tetap melanjutkan tujuan mereka dan menyuruh Soobin melupakan yang tadi. Baru tiga langkah, mereka bersama-sama mendengar suara pintu berderit. Asal suara itu berasal dari ruangan yang ditunjuk Soobin tadi. Keduanya menoleh bersamaan, benar saja, pintunya terbuka, seperti ada orang yang membukanya.

Yeonjun menatap Soobin, wajah pemuda itu semakin tegang. "Ayo kita lihat..."

Lampu di atas mereka mendadak kedip-kedip. Soobin reflek memeluk lengan Yeonjun, dan menempelkan wajahnya ke leher Yeonjun. Soobin sangat ketakutan, dari awal ia masuk ke tempat ini saja ia sudah merasa tak enak.

HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang