Soobin, pemuda polos yang baru menginjak usia 18 tahun itu menginjakkan kakinya ke tanah halaman seorang pengusaha kaya raya. Disusul oleh seorang pria dewasa yang juga keluar dari mobil yang sama yang ditumpangi oleh Soobin. Pria dewasa itu yang membawa dirinya dari rumah border terkenal di sebuah kota malam. Kota bebas dan berbahaya untuk masyarakat awam.
"Ini adalah mansion utama Tuan Muda. Ayo masuk." kata pria dewasa itu.
Soobin memegang degup jantungnya yang tidak beraturan. Ia sendiri belum pernah melihat wajah Tuannya. Soobin kira orang inilah yang akan menjadi Tuannya. Karena dia yang datang sendiri ke rumah bordir dan mengikuti lelang dirinya di sana.
"Harga dibuka mulai 100juta." teriak Nyonya Jessi waktu itu. Harga tubuh dan harga dirinya dilabeli seharga 100juta. Harga yang fantastis untuk menjual harga diri seseorang. Bahkan beberapa orang yang ikut dalam pelelangan itu saling berisik mengeluhkan tentang harga yang dibandrol Jessi terlalu mahal.
"Kalian hanya pengusaha kaya raya hidung belang yang menghabiskan uang di tempat pelacuran. Kalian rela mengeluarkan uang berapapun untuk pelacur lain asal kalian bisa dilayani. Walaupun pelacur itu punya tubuh yang cacat. Aku mengeluarkan dia, yang menurutku terlalu sempurna untuk iblis seperti kalian. Bukan salahku memberikan harga yang mahal untuk anakku yang terlalu sempurna ini."
Begitu kata Jessi. Mereka berubah pikiran. Soobin memang sempurna, nyaris terlalu sempurna. Jujur saja, mereka mendapatkan pandangan pertama Soobin ketika melihat matanya. Matanya yang bulat jernih juga tajam seperti rubah. Tapi bagian bawahnya feminim, bibir jelmaan kelinci dan tubuh bak gitar spanyol. Mereka setuju jika Soobin dilelang lebih mahal daripada pelacur lainnya.
Jessi meminta Soobin untuk menunjukkan kelebihannya. Soobin sudah bisa menyanyi sejak umur 8tahun. Dan ia menunjukkan itu dengan lagu Youngblood. Semuanya terhipnotis dengan suara indah Soobin. Seharusnya pemuda itu menjadi idola kan, dibanding menjadi pelacur.
"Menyanyi saja bisa seindah ini bagaimana mendesah nanti." seorang pria dewasa nampak tidak sabar untuk menjamah tubuh Soobin nanti jika ia memenangkan lelang ini.
Lalu Soobin menunjukkan keahlian keduanya dengan menari. Ia menarikan lagu Mago dengan balutan kain satin putih yang menunjukkan lekuk tubuhnya tanpa dalaman. Hanya menggunakan celana boxer ketat di baliknya, tetapi celana itu tidak menutupi paha indah dan berisi milik Soobin.
Meliuk liuk seperti ular penggoda, Soobin sukses memancing libido orang-orang sana, sebagian sudah ereksi dan mereka menutupi itu dengan memukul meja. Jessi menghentikan aksi Soobin lalu memberikan pemuda itu coat untuk menutupi tubuhnya. Keringat yang mengalir dari dadanya membuat pria hidung belang itu haus akan tubuhnya.
"Aku menawar 150juta!" teriak seorang lelaki masih muda.
"Kau hanya punya segitu?! Aku 200juta!" sahut lelaki tambun.
"Dasar tidak ingat anak dan istri! 250juta!"
"300!"
"350juta!"
"500juta!"
"Satu Miliyar!"
Teriakan berhenti ketika seorang lelaki yang dikenal pendiam itu menawarkan dengan harga yang jauh lebih tinggi. Semua orang diam terlihat bodoh.
Jessi tersenyum. "Ada lagi? 1,5 miliar?"
Tak ada yang menyahut. Pemenang sudah ditentukan. Lelaki itulah yang berhak membawa Soobin.
Soobin tersadar dari lamunannya mengingat flasback sebelum ia menginjakkan kaki ke mansion ini. Jessi merelakan dirinya dengan senggukkan. Wanita dewasa itu sesungguhnya berat untuk melepas Soobin seperti ini, seharusnya Soobin tidak terlibat dengan dunia gelap yang dia bangun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞
HorrorYeonbin fanfic collection Soobin always bottom Genre : Hard, Mature, Gore, Thriller, Sadisme, Angst/Comfort, BDSM, Bondage, Romance Bukan untuk anak kecil 🔞 Bukan untuk homophobia 🚫 Dilarang keras mengcopy paste 😠