Satu tahun berlalu.
Seperti tahun sebelumnya, mereka menaiki kereta di awal semester dua untuk persiapan festival sekolah. Bedanya tahun ini mereka hanya bertiga dan ini merupakan tahun terakhir mereka di sekolah. Setelah ujian nanti dan lulus, mereka akan melakukan perpisahan dan mencari universitas masing-masing.
Setelah kelulusan kakak kelas kemarin, banyak yang berubah setelahnya. Kehidupan Soobin juga di sekolah saat ini begitu berbeda, setelah salah satu sahabatnya pergi. Sebenarnya ia begitu menyesal sampai saat ini. Ia menyesal bagaimana sahabatnya itu berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka tapi Soobin menghiraukannya.
Jika Soobin sedang sendiri dan mengingat hal itu rasanya ia ingin memukul dirinya sendiri tentang bagaimana sebuah penyesalan tidak bisa mengembalikan waktu.
"Lo tahu nggak, kalo festival sekarang dibuka untuk umum?" sua Felix pada Changbin di sebelah kanannya.
"Maksudnya, murid bisa bawa orangtua sama saudaranya kan?" sahut Changbin.
"Seru nggak sih? Katanya ini pertama kalinya festival sekolah dibuka untuk umum kan?"
"Menurut gue sih pasti bakal makin ramai, makin banyak pengunjung sama makin cape juga buat kita."
"Kenapa idenya pas giliran kita kelas tiga SMA? Kalo idenya pas tahun kemarin kan, masih ada kakak kelas yang kerjain." Felix mengeluh dengan ekspersinya yang khas.
"Eh iya, katanya kakak kelas yang kemarin lulus, mereka pada kuliah di luar negeri ya? Iri banget gue, emang sih mereka pinter semua." kata Changbin.
"Setahu gue yang kuliah di luar negeri itu gengnya Kak jeno kan? Bener nggak sih Bin?!" Felix menyenggol Soobin di sebelah kirinya. Kebetulan Felix duduk di tengah-tengah.
"Entah." sahut Soobin memandang ke luar jendela.
"Soobin mana tahu Lix, mereka kan langsung putus saat itu juga."
"Lo bener-bener putus Bin? Serius? Saat itu juga di tempat?!" Felix meruntuti Soobin dengan banyak pertanyaan.
"Iya. Sekarang dia sudah dapat yang lain." jawab Soobin terdengar sedih. Yah, walaupun sedang dalam masa jenuh, tapi mereka pernah menjalin hubungan karena mereka saling mencintai.
"Belum loh Bin, kemarin gue lihat Kak Jeno pulang ke Korea. Dia ada kumpul sama teman gengnya yang biasa, gue lihat temennya bawa pasangan masing-masing kecuali Kak Jeno." tukas Changbin merasa yakin.
Soobin menatap ke luar jendela dengan sedih. Ingatannya tentang pertengkaran hari itu kembali membayangi. Moment dimana ia harus kehilangan segalanya. Ya. Semuanya.
Satu tahun yang lalu
Soobin ingin memperbaiki kembali hubungannya dengan sang kekasih. Mengenai Yeonjun, Soobin tidak mau disamakan dengan pasangan Yeonjun yang lainnya. Apalagi kata cewek itu, bernama Soyeon, Yeonjun adalah calon suaminya. Jujur saja Soobin merasa malu telah berpacaran dengan pasangan orang. Soobin juga merasa bersalah telah mengkhianati Jeno padahal mereka tidak dalam masa break.
Mengenai Beomgyu, berdasarkan info dari dua sahabatnya, Beomgyu benar-benar sakit. Felix bilang Beomgyu sedang sakit saja tapi dia ingin minta maaf pada Soobin. Soobin sudah di ajak keduanya untuk ikut menengok Beomgyu. Tapi Soobin tidak bisa ikut karena dia tidak mau bertemu dengan Yeonjun. Juga dengan cewek itu.
Sudah satu Minggu Beomgyu tidak masuk sekolah. Soobin belum bisa menjenguk Beomgyu karena hari itu Soyeon datang ke sekolah. Katanya dia yang akan menjaga Beomgyu sampai sembuh. Dia juga mengantarkan pesan bahwa Beomgyu ingin minta maaf. Soobin sudah memaafkan Beomgyu. Soobin ingin menjenguk Beomgyu. Lagi-lagi Soyeon bilang, Beomgyu tidak mau diganggu. Termasuk oleh Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞
HorrorYeonbin fanfic collection Soobin always bottom Genre : Hard, Mature, Gore, Thriller, Sadisme, Angst/Comfort, BDSM, Bondage, Romance Bukan untuk anak kecil 🔞 Bukan untuk homophobia 🚫 Dilarang keras mengcopy paste 😠