XXV. GEISHA bag. 4 (🔞) (end)

3.4K 121 9
                                    














Jari-jari kecil itu bergerak, kedua kelopak matanya juga mengerjap-ngerjap. Soobin tersadar ketika ia mendengar bunyi kursi yang diseret-seret. Samar ia juga mendengar suara botol-botol saling bertubrukan. Soobin membuka matanya lebar-lebar. Penerangan redup di ruangan itu membuat penglihatan Soobin tidak jelas. Ia juga mencium bau-bau asing di tempat ini.

Ini bukan kamarnya, bukan juga di rumah Yeonjun. Ketika ia menggerakkan mulutnya, ia sadar jika sesuatu menyumpal mulutnya. Sebuah scarf hitam menyumpal mulut Soobin hingga ia tidak bisa berteriak. Kedua tangan Soobin juga diikat kuat ke belakang dengan tali yang disambung ke tubuh depannya. Begitu juga kedua kaki Soobin turut diikat.

Soobin meronta membebaskan diri meski itu sia-sia. Mendengar erangan Soobin dan decitan ranjang karena Soobin tidak berhenti meronta, seorang pria mendekati ranjang Soobin. Kedua mata Soobin melebar setelah orang itu mendekatinya.

"Mmmhh...!!!" kedua pelupuk mata Soobin mengeluarkan cairan.

Pria itu berdiri di depan tubuh Soobin yang terbaring menyamping. Kedua mata Soobin semakin melebar karena ia mengenali pria ini. Tangan Guanlin menghapus air mata Soobin. Tangan Guanlin juga melepas kain yang menyumpal mulut Soobin.

Guanlin membuka mantel hitamnya. Mengambil tas dan mengeluarkan kamera. Guanlin mengaturnya dengan jarak yang dekat.

"Tuan, apa kau sengaja melakukan ini?"

Guanlin tersenyum lebar. "Ya. Bagaimana? Apa kau suka?"

Soobin menghela napas. "Kau berbohong tentang Yeonjun di bandara. Lalu kau menjemputku dan sengaja membiusku di mobil agar mudah menculikku. Apa maksudmu Tuan?"

Guanlin mengambil kursi untuk duduk di depan Soobin dan berpangku tangan. "Aku hanya iseng." sahut Guanlin santai.

"Iseng?" Soobin mengernyit heran. "Tuan bilang iseng?"

"Ya." sahutnya lagi pendek.

"Ini tidak lucu Tuan, tolong lepaskan tali ini aku harus pergi."

Guanlin memandang datar Soobin. Waktu pertama kali bertemu Guanlin adalah pria yang ramah dan baik, dan Soobin percaya karena orang ini juga adalah temannya Yeonjun.

"Aku mohon Tuan..."

Guanlin bangkit dari kursi. "Aku senang melihatmu memohon." Guanlin berjalan ke arah kamera dan menyetel hidup kamera tersebut.

Soobin merasakan kecemasan, kamera itu akan merekam segalanya, entah untuk apa.

"Aku akan mengirim ini pada Yeonjun. Kita lihat reaksi seperti apa begitu tahu kesayangannya menderita di tangan orang lain. Sama seperti saat dia membuat tunanganku menderita."

Guanlin mengambil cambuk dari tasnya, lalu ia melayangkan cambuk itu ke tubuh Soobin. Soobin menjerit kesakitan, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Soobin menjerit merasakan sakitnya cambukan Guanlin. Sementara Guanlin tertawa keras seolah menikmati penderitaan Soobin.

Entah berapa cambukan yang dilayangkan Guanlin. Dia terus melakukannya sambil mengelilingi ranjang Soobin. Soobin tidak berhenti mengerang, seluruh tubuhnya sakit. Ia sendiri tidak bisa melawan siksaan Guanlin. Apakah Guanlin benar-benar berniat membalaskan rasa sakit hatinya pada Soobin?

"Sakit...sakit sekali..." isak Soobin menyedihkan.

Guanlin berhenti mencambuk Soobin. Dia melempar cambuk itu ke lantai puas. "Kau pikir siapa yang mulai semua ini? Aku merasa takjub kau bisa tahan juga dengan serigala berbulu domba si Choi Yeonjun itu. Rupanya dia sudah menganggap bahwa dirinya bisa mengendalikan dunia."

HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang