Part ini sebenarnya masih kejadian di part kemarin, tapi dari sisi Arka.
Selamat Membaca!
.
.Hari ini merupakan hari terakhir perkuliahan semester ganjil, satu ujian lagi yang harus Arka hadapi sebelum ia tenang karena menyelesaikan perkuliahan di semester awal. Meskipun hasilnya tidak langsung keluar, Arka yakin nilainya aman, karena mata kuliah di semester satu sudah banyak dipelajarinya sewaktu sekolah menengah kejuruan dulu, dan ia sangat menikmati kuliah di semester awal ini.
Sekitar 10 menit lagi ujian terakhir pada semester ganjil akan dimulai, dosen yang mengampu mata kuliah ujian ini belum masuk ruangan, sehingga keadaan kelas cukup ramai, ada yang belajar bersama, ada yang sibuk sendiri menghafal berbagai rumus dan konsep, dan beberapa masih sempat menggosip. Sedangkan Arka, pria itu mereview materi perkuliahan selama satu semester ini, hanya mengingat kembali, siapa tahu ada beberapa konsep yang tidak begitu ia ingat.
Drrttt.. Drttt..
Perhatian Arka teralihkan ketika merasakan ponselnya bergetar, dan didapatinya notifikasi whatsapp dari Alika. Arka pun segera membuka pesan tersebut.
Alika
Arka, lo bisa dateng ke rumah gue habis kuliah? gue mau minta tolongArka
jam 10 gue otwArka rasa Alika menghubunginya ini ada kaitannya dengan kejadian kemarin. Sampai saat ini, Alika memang jarang menceritakan tentang keluarganya, bahkan dengan Kafka yang notabenenya adalah pacar gadis itu, masih belum mengetahui tentang keluarga Alika. Arka pun mengetahui tentang keluarga Alika saat sudah hampir 2 tahun berteman.
Setelah membalas pesan Alika, Arka mematikan data selulernya karena dosen sudah masuk, begitu soal dan lembar jawaban dibagikan, keadaan kelas langsung tenang, hanya terdengar suara lembaran kertas yang dibolak-balik dan suara tip–x yang dikocok.
...
Begitu waktu ujian berakhir, Arka langsung menghubungi Alika bahwa sebentar lagi ia akan berangkat. Tak lupa, ia menghubungi Nadine terlebih dahulu, apakah istrinya itu pulang dengannya sekarang atau tidak.
Arka
aku ada urusan, km plng skrng sm aku/nebeng tmn km?Nadine
kamu duluan aja, nanti aku nebeng sama OchaTanpa membalas pesan dari Nadine, Arka langsung menaruh ponselnya di saku celana, lalu segera menuju parkiran mobil. Arka langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah Alika dengan kecepatan sedang.
Sesampainya Arka di rumah Alika, dilihatnya gadis itu sudah menunggu di teras dengan pakaian rapi seperti ingin pergi.
"Mau kemana ?" tanya Arka
"Gue mau minta tolong, temenin gue nganter mama ke rsj. Mobil gue dibawa tante Fani, dia ngurus administrasi duluan ke sana" ucap Alika dengan pelan, sambil menyunggingkan senyum tipis yang dipaksakan, senyum itu adalah kamuflase untuk menutupi rasa sedihnya atas kejadian yang menimpa keluarganya ini.
"tante–" belum selesai Arka berbicara, Alika segera memotongnya.
"Mama gue beberapa hari terakhir ngga stabil, tiap diajak ngobrol ngga pernah nyaut, terus kalo lagi sendiri bisa tiba-tiba nangis sampe lempar-lempar barang" Alika menahan tangis ketika mengingat kejadian memilukan itu, ia tidak menyangka akan separah ini. Ia benar-benar merindukan keadaan rumah yang hangat.
Sedangkan Arka masih diam, ia tidak menyangka efek nya sampai sebesar ini ketika papa dari Alika menggugat cerai istrinya itu. Arka salut dengan Alika yang bisa setegar ini, papanya yang sudah meninggalkan mereka dan memulai hidup baru dengan istri baru yang begitu dicintainya, dan mamanya yang saat ini dengan jiwa yang terguncang. Bahkan gadis itu tidak menampakkan air matanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...