Selamat Membaca!
Arka terdiam setelah membaca pesan private yang dikirimkan Reynan kepadanya. Tidak mungkin ia tidak membalas pertanyaan dari kakak tingkatnya tersebut, terlebih pesan ini dikirimkan secara private.
[chat]
Reynan Naushad
Adine itu Nadine?Arka Dzaudan
iya bangBeberapa saat tidak ada balasan dari Reynan, rapat masih berlangsung penyampaian dari seksi perlengkapan. Reynan pun masih sibuk menanyakan beberapa hal kepada Panji yang merupakan koordinator seksi perlengkapan.
"Panji"
"iya, ada apa bang?"
"untuk peminjaman barang ke fakultas suratnya udah diuruskan sama sekretaris ?"
"udah bang, sisa proyektor sama layarnya itu belum bilang ke Nadine, soalnya kemarin belum sempat menanyakan ke bang Aldo perlunya berapa buah"
"Nadine masih di room ?" tanya Reynan, room meeting hening, tidak ada yang menyahut. Arka segera mengirimkan pesan ke Reynan secara private.
Arka Dzaudan
Nadine lg ngga di depan laptopReynan Naushad
ok"Mungkin Nadine sedang tidak stay di room, nanti Panji langsung hubungi Nadine untuk mengurus surat peminjaman proyektor ke fakultas, usahakan h-2 sebelum acara semuanya beres" ucap Reynan dengan tegas, siapapun yang mendengar ucapan pria itu, rasanya tidak bisa membantah.
"siap bang"
"Untuk Panji, nanti sampaikan juga ke anggotanya. Kalian harus stay 1 atau 2 orang di dalam ruangan, untuk menghandle masalah proyektor dan mic, sediakan baterai yang baru untuk mic, jaga-jaga kalau mic nya mati. Usahakan koordinasinya harus baik selama acara berlangsung, jangan ada yang misskom"
"siap bang, nanti saya sampaikan ke anggota"
Keadaan hening, aura room meeting seolah mencekam. Reynan berbicara singkat ataupun panjang lebar seperti ini, sama saja. Tegas, dingin, dan tak terbantahkan. Membuat siapa saja yang mendengarnya langsung patuh, tanpa ingin bertanya lebih jauh.
Beberapa menit setelah pembahasan dari koordinator seksi perlengkapan, dilanjutkan dengan seksi konsumsi. Nadine baru saja masuk ke dalam kamar, Arka menatap Nadine yang memasang wajah macam.
"Kenapa tadi?"
"Disuruh ibu nganter kue ke tetangga"
"Tadi gimana? kamu ditanyain macem-macem? Kayaknya suara ibu tadi masuk deh"
Arka terdiam sebentar, sebelum akhirnya ia menggelengkan kepalanya. Ia rasa perihal Reynan menanyakan tentang Nadine, tidak perlu diceritakan.
"Syukurlah. Ini masih rapat? Suara dari room meeting memang tidak terdengar karena Arka menggunakan earphone, earphone Nadine pun juga masih terhubung di laptop.
"Masih, penyampaian konsum"
"Tadi kamu dicariin bang Reynan"
"Hah? kenapa?"
"Disuruh ngurus surat peminjaman proyektor, nanti Panji yang hubungin kamu"
"oh oke, makasih ka" Arka hanya menganggukkan kepala.
Nadine segera berjalan ke meja belajar untuk menghampiri laptopnya, dan ternyata penyampaian dari koordinator seksi konsumsi sudah hampir selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...