Setelah kondisi Alika sudah memungkinkan untuk ditinggal sendiri, Arka memutuskan untuk pulang ke rumah. Bagaimanapun ia sudah sangat salah karena tidak mengabari Nadine dari kemarin.Waktu menunjukkan pukul 4 sore, Arka menyetir dengan kecepatan cukup tinggi karena ia melewati jalan pintas yang lengang.
Sesampainya di rumah, didapatinya Nadine yang sedang membersihkan rumah. Perasaan bersalah itu semakin menyelinap masuk di relung hatinya. Selama ini Nadine selalu melakukan yang terbaik untuk hubungan mereka, untuk rumah tangga yang baru mereka tempuh belum genap setahun, namun apa yang diberikan Arka selama ini? Silakan umpat Arka sesuka hati kalian.
"Adine" panggil Arka pelan, sepertinya gadis itu tidak mendengar sama sekali deru mesin mobil Arka dan suara pintu yang terbuka, karena ketika Arka memanggil Nadine, gadis itu benar-benar terpenjat kaget.
"Arka?!" Nadine menatap pria yang berada tepat satu meter di hadapannya dengan tatapan kaget bercampur khawatir, bahkan matanya sudah berkaca-kaca
"kamu kemana aja?" Nadine langsung berlari dan memeluk Arka dengan erat, seolah tidak ingin pria itu pergi lagi.
Dengan gerakan perlahan, Arka membalas pelukan hangat istrinya dan mengusap pelan punggung kecil yang nampak rapuh itu.
"maaf aku ngga ngabarin kamu, handphone aku habis baterai. Aku dari rumah sakit"
"...dan maaf sudah menutupi semua ini dari kamu, Adine" sambung Arka yang hanya mampu ia ucapkan di dalam hati.
Arka merasakan tubuh Nadine yang menegang di dalam pelukannya. Nadine mengurai pelukan yang sudah sangat nyaman itu dan menatap Arka penuh tanya.
"kamu.. kamu sakit?"
"bukan aku"
"terus? kenapa semalam itu pergi? bahkan kamu buru-buru banget sampai ngga ngasih tau aku"
"mamanya temen aku sakit, temen aku yang jagain lagi ngga enak badan. Jadi aku nemenin dia"
Nadine mengangguk pelan setelah mendengar penjelasan dari Arka, akhirnya ia bisa bernafas lega setelah mengetahui kebenarannya.
"kamu udah makan?"
"udah, dikit"
"loh kenapa?!" Nadine sangat mengkhawatirkan jika Arka tidak makan dengan baik, karena kegiatan pria itu sangat padat. Jika ia tidak memperhatikan makannya, besar kemungkinan Arka langsung jatuh sakit.
"soalnya ngga makan masakan kamu"
"sekarang bisa banget gombalnya, diajarin siapa sih" Nadine yang sangat gemas dengan Arka mencubit pelan pipi suaminya itu, sedangkan Arka tersenyum tipis melihat pipi Nadine yang bersemu karena ucapannya.
"itu bukan gombal" ucap Arka lembut
Arka merasa dihantam bongkahan batu besar, hatinya sangat tidak tenang karena menyakiti istrinya meskipun gadis di depannya ini tidak menyadari. Arka harus memikirkan cara agar bisa segera mengkomunikasikannya dengan Nadine, ia tidak ingin karena ketakutan yang selalu muncul dipikirannya menjadi bom sewaktu-waktu dan bisa menghancurkan mereka berdua.
"yaudah sana kamu ke kamar dulu, biar aku siapin air hangat untuk kamu mandi, terus kamu makan"
Tanpa Nadine sadari, Arka mengepal kedua tangannya dan memejamkan matanya, berusaha menahan segala yang ada dipikirannya saat ini.
"sampai kapan gue sembunyiin ini?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...