Hari kedua di rumah orangtua Nadine. Tidak ada kegiatan spesial atau khusus yang mereka lakukan. Hanya rutinitas seperti biasa."Adine, mandi sana. Kamu tuh udah nikah masih aja mandinya siang"
"Ini baru jam 9 bu, masih pagi"
"Dibilangin orangtua tu ngejawab ya"
Perdebatan yang sejak dulu tak bisa terhindarkan. Dulu jika hari minggu ataupun hari libur lainnya maka Nadine mandi lebih siang dibandingkan hari sekolah.
Nadine rasa untuk apa pagi-pagi sekali mandi? toh ia hanya di rumah saja."Iya bu maaf, sebentar lagi Adine mandi"
"Nih ya ibu bilangin, kalau sudah menikah itu harus selalu bersih, rapi, dan wangi di hadapan suami. Itu ada pahalanya loh Adine. Biar suami ngga jajan di luar juga. Pokoknya kalau sudah jadi istri itu harus selalu enak dipandang suami"
"Iya bu"
"Jangan iya iya aja, mandi sana"
"Iya ibuku sayang" Nadine bangkit dari sofa, dan melangkah menuju kamarnya untuk bersiap-siap mandi.
Ketika Nadine memasuki kamar, di dapatinya Arka yang sedang tertidur pulas. Pria itu memang hampir tidak tidur semalam, karena membantu temannya untuk menyelesaikan pekerjaan. Arka baru tidur setelah sarapan, itupun di paksa oleh Intan karena melihat bagian bawah mata Arka yang sedikit menghitam karena tidak tidur.
Nadine mendekat ke tempat tidur, duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan Arka yang nampak begitu pulas. Wajah suaminya itu terlihat sangat lelah.
"Kenapa sih suka banget bikin khawatir" ucap Nadine pelan sambil mengelus puncak kepala Arka. Pria itu nampak sedikit terusik. Arka menggeliat lalu mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.
"kenapa bangun?" tanya Nadine melihat Arka yang membuka matanya
"tidur lagi" sambung Nadine masih mengelus kepala Arka. Tanpa menjawab pertanyaan Nadine sebelumnya, Arka kembali memejamkan matanya. Nampak ia begitu nyaman dengan elusan Nadine di puncak kepalanya.
"Tidur ya, aku mau mandi dulu"
Tangan Nadine dicekal Arka ketika ia beranjak dari tempat tidur. Arka segera menarik Nadine untuk berbaring di sampingnya, lalu pria itu melingkarkan tangannya ke tubuh Nadine, begitu erat.
"Kamu di sini aja"
Nadine tersenyum tipis dan membalas pelukan suaminya itu.*
"Gimana Arka tidurnya, nyenyak sayang?"
"Iya bu, nyenyak" sahut Arka dengan senyum tipisnya sambil melirik ke arah Nadine yang menampakkan wajah masam.
"Syukurlah, kalian ibu tinggal dulu ya. Ibu mau ke rumah teman"
"Mau kemana bu?" tanya Nadine, ia baru sadar bahwa ibunya itu sudah siap dengan pakaian yang sangat rapi.
"Mau ke rumah tante Lia, ada reunian gitu"
"Kayak lama ngga ketemu aja bu pakai acara reunian"
"Eh ibu udah lama ngga ketemu sama teman-teman ibu, hampir 3 bulanan"
"bu yang namanya reunian tuh yang bertahun-tahun ngga ketemu, ini setengah tahun aja belum nyampe"
"3 bulan tu lama, udah ah ngga ada habis nya debat sama kamu, ibu pergi dulu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Keadaan hening, tidak ada yang membuka suara. Nadine melirik Arka yang sedang memainkan handphone seolah tak terjadi apa-apa. Sedangkan Nadine mendengus pelan lalu membuang muka berusaha untuk tidak memerhatikan Arka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...