"KALO KALIAN SEMUA MENGANGGAP REMEH LKMM–PD INI, JANGAN SALAHIN PANITIA KALO NGGA LULUS SEMUANYA!" panitia sedari tadi berteriak tanpa lelah di hadapan barisan anak Ilmu Komputer angkatan 2020, bahkan sudah hampir satu jam mereka berbaris di hutan dekat gedung kampus ini, barisan pun semakin sedikit karena banyak korban berjatuhan, panitia medis kewalahan dengan semakin banyak mahasiswa yang pingsan bahkan ada yang sampai asmanya kambuh. Mayoritas yang pingsan dan ke medis adalah perempuan, meskipun ada beberapa laki-laki yang juga ke medis baik itu karena kaki keram ataupun kepala pusing.Barisan yang awalnya lengkap 70 orang hanya tersisa kurang lebih 50 orang, perempuan yang tersisa dibarisan pun hanya 5 orang, sedangkan 15 lainnya sudah dilarikan ke medis.
"kalian tahu? LKMM–PD INI SYARAT KALIAN BUAT SIDANG NOL NANTI !" lagi-lagi mereka dikagetkan dengan ucapan lantang salah satu panitia, yang sering mereka panggil bang Reynan, ia memang orang yang cukup disegani karena tidak banyak bicara tetapi lebih banyak bertindak, Reynan juga merupakan salah satu asisten dosen dalam mata kuliah Pemrograman Dasar.
"panitia sudah semaksimal mungkin buat bantu kalian dek, meringankan tugas kalian, dan kalian tetap tidak memenuhi tugas yang kami berikan. KALIAN MAUNYA APA?!" kali ini panitia perempuan yang menyahut, namanya Farah. awalnya memang perkataannya lembut, tapi diakhir pun ia berteriak keras bahkan seperti membentak.
"mereka maunya dimanja kaka-kaka sama abang-abang, jangan dimarahin terus dong bang" sahut panitia lain yang juga perempuan dengan suara yang sangat centil, membuat semua mahasiswa Ilkom angkatan 2020 merasa sangat kesal dengan suara yang dibuat-buat itu.
"HEH INI NGGA ADA YANG MAU INTERUPSI ?" Reynan mendekat ke barisan sambil menatap satu persatu mahasiswa yang baris.
"INTERUPSI" seluruh pasang mata langsung melirik bahkan ada yang menoleh ke sumber suara seorang perempuan yang baru saja mengangkat sebelah tangannya dengan suara lantang itu.
"ada yang interupsi nih bang" suara panitia centil itu kembali terdengar.
"BAGUS! Dari tadi kek ada yang interupsi, silakan"
"nama saya Nadine Illana, dengan nim 2011016110003, izin interupsi"
"silakan"
..
Setelah hampir 70 menit berbaris di hutan yang tidak begitu rindang itu, akhirnya mereka dibubarkan dan diperbolehkan untuk pulang, rangkaian acara hari ini sudah selesai dan minggu depan adalah rangkaian terakhir kegiatan LKMM–PD, korban memang semakin banyak berjatuhan, bahkan Nadine baru saja mendengar bahwa 2 temannya ada yang dilarikan ke rumah sakit, dua orang itu adalah geng Famous yaitu Adara dan Devita, meskipun Nadine sempat kesal pada Adara yang pernah modus dengan Arka namun Nadine dan teman yang lain tetap saja berdo'a semoga temannya itu cepat sembuh dan yang lainnya bisa kembali fit, karena selain 2 orang yang masuk rumah sakit itu yang lain pun sangat drop, ada yang asmanya kambuh bahkan ada yang sakit perut karena bekas operasinya kembali berasa sakit.
Nadine tidak menyangka bahwa akan separah ini, menurut Nadine kegiatan LKMM–PD tidak terlalu keras dan masih dalam batas wajar, bahkan masih lebih keras kegiatan-kegiatan waktu sekolah, hanya saja beberapa hari sebelum LKMM–PD ini tenaga mereka terforsir untuk meminta sharing dan mengumpulkan tandatangan dari kakak tingkat, mereka sering pulang tengah malam dan mengabaikan waktu makan, itupun masih tidak bisa memenuhi target sehingga pada saat acara berlangsung mereka benar-benar drop.
"eh Rani sama Ocha masih di medis ?" tanya Zira yang baru saja mengambil tasnya di dalam ruangan.
"udah dianterin ke kos, terus kunci motor Rani di kasih ke gue, kalo ngga salah Rani sama Ocha dianterin ke kos Rani, kita ke sana dulu kali ya? siapa tau mereka masih lemes" diantara empat sekawan ini memang hanya Nadine dan Zira yang kuat dibarisan dari awal sampai akhir sedangkan Ocha karena sering terlambat makan magh nya kambuh dan Rani dari pagi sudah tidak enak badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...