"pengantin baru keasyikan ngerem di rumah nih, ngga pernah dateng lagi ke rumah bunda" Rita -bunda dari Arka- langsung menyambut anak dan menantunya dengan senyum ceria."maaf ya bun, akhir-akhir ini Nadine sama Arka lagi sibuk sama kegiatan kampus." ucap Nadine sambil tersenyum tipis, mood Nadine selalu membaik ketika berhadapan dengan mertuanya ini.
"Arka ke kamar dulu bun" setelah memeluk bundanya sebentar, Arka langsung berjalan cepat menuju kamarnya.
"kebiasaan banget anak itu. kamu harus banyak-banyak sabar ya ngadepin suami kamu itu."
"duduk dulu, biar bunda bikinin minum" Rita merangkul Nadine menuju ruang keluarga.
"biar Adine bikin sendiri aja, bunda kayak sama siapa aja"
"yaudah, kalo gitu bunda ke kamar dulu ya, mau nyiapin keperluan ayah"
"ayah mau kemana bun?"
"biasa lah, ayah mau pergi dinas ke luar kota"
Keluarga Arka bukanlah orang yang berada karena memiliki perusahaan, tetapi orang tuanya itu bekerja sebagai ASN. Ayah Arka merupakan kepala dinas di salah satu instansi pemerintahan, sedangkan Rita adalah dosen di universitas yang sama dengan Arka, namun di fakultas yang berbeda. Rita merupakan seorang dosen di fakultas perikanan.
Nadine tidak heran melihat suaminya itu begitu pintar, karena orangtuanya adakah orang-orang hebat dan cerdas.
..
Arka mengajak Nadine ke rumah orangtuanya karena ia baru saja mendengar kabar dari kakaknya kalau Ayah mereka hari ini akan ada dinas ke luar kota. Biasanya jika sedang dinas seperti itu, Ayahnya biasa pergi paling cepat 4 hari, namun lebih sering seminggu karena dari rekan-rekan ayahnya ketika selesai dinas akan berkeliling kota dan berjalan-jalan dengan rombongan terlebih dahulu. Sehingga biasanya Arka ataupun Adrian akan pulang ke rumah untuk menemani bunda mereka.
"baju aku di rumah kamu cuman satu sama kulotnya, itu juga baju buat ke kampus. Aku pake baju kamu aja ya buat tidur"
"iya" sahut Arka
Nadine pun segera bangkit dan berjalan menuju lemari untuk mengambil baju kaos Arka untuk ia pakai malam ini.
Nadine berlalu masuk ke kamar mandi, setelah kurang lebih 15 menit membersihkan diri, dan siap dengan pakaian Arka yang kebesaran ditubuhnya itu, ia pun keluar daei kamar mandi.
"besok habis kuliah ke rumah dulu ngambil baju-baju aku, baju kamu kegedean, pake boxer kamu kayak gini juga aneh banget"
"mau pake baju bunda?"
"ngga ah, ga enak sama bunda"
Setelah itu keadaan kembali hening, Arka mulai sibuk dengan laptopnya dan Nadine sibuk dengan handphone nya. Nadine sudah biasa seperti ini, pekerjaan suaminya sebagai seorang programmer itu mau tidak mau menyita cukup banyak waktu di rumah.
Nadine juga cukup tahu diri, untuk tidak memaksa Arka agar selalu memperhatikannya. Ia berpikir realistis saja, nikah dengan perjodohan dan suaminya tidak bersikap kasar dengannya Nadine sudah bersyukur, apalagi semakin kesini hubungannya dengan Arka mulai membaik. Ia tidak ingin menuntut macam-macam, ingin diperhatikan secara berlebihan ataupun selalu bermanja-manja. Pernikahan bukan semenye-menye itu, banyak hal yang menjadi kewajiban dan tanggungjawabnya ketika sudah berumah tangga seperti ini.
"tadi kenapa lama ?" ucap Arka memecah keheningan yang terjadi
"hah kapan?" sampai sejauh ini, Nadine sering bingung ketika mendengar ucapan Arka, karena pria itu tidak banyak berbicara dan sekali berbicara hanya sepatah dua patah kata, membuat Nadine berpikir keras maksud ucapan suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...