13. Diantar ?

4.5K 374 2
                                    


Saat ini Nadine berjalan santai menuju gedung kampus. Meskipun hubungannya dengan Arka sudah membaik, bukan berarti mereka sudah siap go public. Awalnya Arka tidak ingin menurunkan Nadine di depan halte, tapi Nadine bersikeras untuk turun disana agar tidak ada yang curiga dengan hubungan mereka. Nadine hanya tidak ingin dijadikan pusat perhatian. Terlebih suaminya merupakan incaran kaka tingkat dan teman angkatan. Bisa heboh satu prodi kalau mereka melihat ia berangkat bersama Arka.

Sesampainya di kelas, Nadine langsung duduk di kursi yang sudah disediakan teman-temannya, gadis itu duduk di samping Zira.

"aduh kok gue gugup banget ya" ucap Ocha yang duduk di samping Zira

"gue ngerasa salah jurusan, logika gue bener-bener ngga nyampe mikirin kodingan" sahut Zira sambil mengaktifkan laptopnya.

"sambil dicoba dulu contoh yang di modul, kan kemarin asdosnya bilang juga kalo baca modul pasti bisa ngerjain" ucap Rani, gadis mungil ini memang yang paling mengerti mengenai pemrograman.

Senin pagi adalah jadwal mata kuliah pemrograman dasar, dan hanya 1 mata kuliah, sampai jam 10.30. jam 11 mereka langsung dilanjutkan dengan praktikumnya.

Tadi malam saat mereka baru saja memperbaiki hubungan, Nadine minta ajarkan untuk persiapan praktikum pada hari ini. Praktikum dilaksanakan serentak jam 11 di ruangan yang berbeda, dalam 1 ruangan yang sama hanya ada 1–2 kelompok, kelompok praktikum pemrograman dasar totalnya ada 6. Dan Nadine tidak satu kelompok dengan teman-temannya ataupun Arka.

Dosen pemrograman dasar–yang diketahui bernama Satya– itu selalu menjelaskan dan langsung mempraktikkan, ketika menjelaskan satu sub materi, beliau langsung memerintahkan mahasiswa untuk mengerjakan latihan, meskipun latihan tersebut tidak dikumpulkan, namun latihan itu sangat berguna untuk meningkatkan skill mahasiswa agar terbiasa mengerjakan barisan code, sekalipun dimulai dari yang sederhana.

"ini salah satu contoh percabangan, yang pertama saya akan menjelaskan if–else, dan bisa kalian lihat di layar contoh program dari percabangan if–else ini"

"Program akan melakukan eksekusi atau menjalankan statement yang berada dalam if jika kondisi tersebut terpenuhi atau bernilai benar yang biasa disebut true."

Nadine memperhatikan dengan seksama, mencoba mendengarkan dan memahami setiap penjelasan dari dosen, namun tetap saja yang bisa ia tangkap hanya 50% dari penjelasan dosen tersebut.

Hampir 2 jam berlalu, mereka dijelaskan secara rinci materi beserta beberapa latihan. Latihan tersebut di berikan setiap satu pembahasan sudah selesai, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10.20, 10 menit lagi mata kuliah pemrograman dasar akan berakhir, dan seperti biasa dosen akan memberikan latihan di kelas dan salah satu mahasiswa yang telah selesai harus menampilkan dan menjelaskan hasil kodingnya.

Nadine melihat Rani yang mulai mengerjakan latihan yang diberikan dosen di powerpoint, sedangkan Ocha dan Zira sedang berdiskusi kecil untuk menyelesaikan soal tersebut. Sedangkan Nadine masih memikirkan output program tersebut agar mendapat gambaran codenya.

Belum selesai Nadine mengerjakan, ternyata dosen di depan sana sudah membuka suara.

"sudah 5 menit, yang selesai mengerjakan bisa angkat tangan, sebutkan nama dan silakan mendemokan hasil kodingnya, jangan lupa sambungkan laptop nya ke proyektor agar teman-teman yang lain bisa melihatnya"

Beberapa menit berlalu, suasana kelas hening, belum ada tanda-tanda ada yang ingin tampil untuk menjelaskan hasil kodingnya.

"ini sudah jam 10.30, kalian akan dipulangkan kalau sudah ada yang bersedia untuk menampilkan hasil kodingnya, kalau ndak ada yang mau ya kalian tidak bisa pulang"

ARDINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang