Sesampainya di restoran yang sudah dijanjikan Arka dengan teman-temannya, Arka langsung berjalan menuju meja di pojok restoran ketika menemukan Alika salah satu sahabat baiknya itu melambaikan tangan ke arahnya."Yang lain mana ? " tanya Arka ketika baru saja duduk tepat diseberang Alika, mereka hanya terpisah oleh meja.
"Santai bos quu, pesen dulu kek, to the point banget"
Arka tertawa kecil ketika mendengar penuturan gadis dihadapannya ini, gadis yang sejak dulu disukainya. Gadis ini tidak berubah, selalu saja ada hal yang membuat orang disekitarnya tertawa, baik itu karena tingkahnya ataupun celetukannya. Sangat tidak sinkron dengan wajah cantiknya yang dilihat sangat manis dengan mata sipit dan wajah cukup tirus.
Jika melihat Alika pertama kali mungkin orang akan memberikan first impression nya sebagai gadis yang manis dan cute. Padahal gadis ini sangat bar-bar bahkan bisa dikatakan tomboy. Teman-temannya pun kebanyakan laki-laki.
Setelah Arka memesan minuman dan makanan berat, karena ia belum makan malam. Akhirnya Alika pun angkat suara.
"Jordan sama Kafka masih di jalan. Soalnya tadi motor Kafka lagi diservis, makanya Jordan jemput Kafka dulu."
Arka hanya menganggukkan kepala dan mulai memakan makanan yang ada dihadapannya."Arka" Arka langsung menoleh ketika Alika memanggilnya, ternyata gadis itu sedang memvideonya, refleks Arka tersenyum tipis, entah kenapa setiap melihat wajah Alika Arka merasa keceriaan gadis itu menular padanya, membuat ia refleks tersenyum bahkan terkekeh kecil ketika berhadapan dengan gadis itu.
"Pinjem hp bentar dong, gue mau repost nih di snapgram lo"
"Jangan buka macam-macam" ucap Arka sambil menyerahkan ponselnya yang ada di atas meja ke Alika.
"Santui bos quu"
"Eh bebeb udah dateng" Alika langsung berbinar ketika Jordan dan Kafka datang. Arka tersenyum tipis ketika kedua teman yang ditunggunya datang. Sebenarnya pertemuan mereka kali ini bukan sebatas hang out atau nongkrong-nongkrong unfaedah, melainkan ingin membicarakan project besar yang akan mereka garap dalam kurun waktu 1 bulan ini.
Kafka langsung duduk di samping Alika sambil tersenyum manis kepada gadis itu. Arka yang melihat interaksi kedua temannya hanya bisa tersenyum, namun disisi terdalam hatinya, tanpa ada yang tahu bahwa rasa itu masih ada, untuk gadis dihadapannya ini. Meskipun rasa itu sudah tidak sedalam dulu.
"Kamu tadi bikin snapgram tanpa aku yaa. Sekarang harus bikin lagi yang ada akunya" ucap Kafka dengan suara dibuat manja, membuat Arka dan Jordan merasa muak dengan suara yang dianggap mereka begitu menjijikkan. Tidak cocok sekali badan kekar Kafka dengan kelakuannya yang sangat bucin ini.
*
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, setelah kurang lebih setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya Arka sampai di rumahnya. Ketika baru saja membuka pintu, Arka melihat Nadine tersentak kaget di sofa ruang TV, sepertinya gadis itu tertidur disana, karena dilihat dari wajah nya seperti orang yang baru saja tertidur cukup pulas.
Padahal sejak awal pernikahan Arka tidak pernah menyuruh Nadine untuk menunggunya ketika pulang malam, lebih tepatnya hampir tidak ada komunikasi diantara mereka. Tapi Nadine selalu bersikeras menunggu laki-laki itu pulang di sofa ruang TV. Ketika Arka datang, Nadine dengan segera menyiapkan air hangat dan menaruh baju kotor Arka di mesin cuci. Dengan segala kebaikan Nadine, entah kenapa hati Arka belum sepenuhnya bisa menerima gadis itu.
"Bentar ya Aku siapin air hangat dulu" ucap Nadine sambil berlalu dari hadapan Arka dengan muka bantal dan nyawa yang mungkin belum terkumpul seluruhnya, bahkan ketika berjalan masih sempoyangan, beruntung gadis itu bisa menahan tubuhnya jadi tidak sampai terjatuh. Arka yang melihat hal itu hanya terkekeh kecil, bahkan tidak berniat untuk membantu istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...