Keesokan hari nya, baik Nadine maupun Arka tidak ada yang membahas perihal kepergian Arka tadi malam. Nadine percaya dengan suaminya, sedangkan Arka merasa belum siap untuk menceritakan tentang Alika kepada Nadine."Adine" panggil Arka, saat ini mereka sedang bersiap-siap menuju kampus, setelah selesai memasang flatshoesnya, Nadine pun menoleh ke arah Arka.
"kenapa ?"
"kemarin kamu ngerjain kuis punyaku ?"
"iya, soalnya kemarin kamu aku telpon ngga aktif, whatsapp juga centang 1, jadi aku buka laptop kamu, syukurnya di e–learning password kamu tersimpan otomatis. Jadi langsung bisa login. maaf ya kalo aku lancang buka laptop kamu"
Arka menatap tidak percaya kepada Nadine, seharusnya Arka lah yang mengucapkan terimakasih kepada istrinya itu, karena sudah mengerjakan kuis yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing, bukan malah Nadine yang meminta maaf.
"aku yang seharusnya makasih sama kamu" ucap Arka sambil mengusap pelan puncak kepala Nadine, dari sekian banyak hal yang dipikirkan Arka, hanya kalimat singkat itulah yang lolos dari mulutnya.
Nadine hanya menganggukkan kepalanya, meskipun jauh dalam lubuk hatinya, ia merasa sedikit kecewa dengan Arka, Nadine mengira suaminya itu akan bercerita terkait kepergiannya tadi malam. Jujur saja ia ragu ketika Arka menyebutkan bahwa pria itu sedang ada project dadakan, karena jika ada project Arka selalu membawa laptop kesayangannya itu. Namun, tadi malam pria itu hanya membawa dompet dan ponselnya.
Melihat Arka yang nampak begitu santai seolah tidak ada beban, Nadine menghembuskan nafasnya pelan, ia mencoba berpikir positif dan tidak berspekulasi macam-macam terhadap suaminya. Ia harus percaya dengan Arka.
...
Arka
aku ada urusan, km plng skrng sm aku/nebeng tmn km?Nadine
kamu duluan aja, nanti aku nebeng sama OchaSaat melihat tanda centang 2 berwarna biru, Nadine pun memutuskan untuk mematikan data seluler pada ponselnya nya, ia yakin Arka tidak akan membalas pesannya lagi.
"Cha ntar pulang gue nebeng lo ya?" ucap Nadine, saat ini Nadine teman-temannya baru saja keluar dari kelas, mereka baru saja menyelesaikan ujian akhir semester 1.
"iya, eh tapi hari ini wawancara buat yang daftar kepanitiaan kan ?" tanya Ocha
"iya, jam 11 mulai wawancaranya, katanya sih dibagi 2 sesi, angkatan 20 siang ini, kalo 18 sama 19 jam 8 malam" sahut Rani sambil membuka akun instagram himailkom untuk mengecek informasi terkait wawancara mereka.
"lo ngga papa nad kalo nunggu gue wawancara dulu ?"
"iya, ntar gue ikut ke sekre. Udah ngga ada kegiatan juga"
"lo seriusan ngga daftar buat jadi panitia nad ?"
"gue belum cerita ya ke kalian, nanti deh gue ceritain" saat kemarin teman-temannya meninggalkan Nadine dengan Reynan, Nadine tidak bertemu lagi dengan teman-temannya, mereka benar-benar meninggalkan Nadine, pagi tadi pun mereka langsung mengerjakan ujian, sehingga Nadine belum sempat menceritakannya.
"ke kantin yo, kita nyiapin buat wawancara, sekalian makan, gue udah laper banget" ucap Zira, gadis itu sudah memasang wajah memelas, sudah mereka tebak bahwa Zira belum sarapan.
"kuy kuy"
Sesampainya di kantin, mereka memesan makanan dan membawa makanan tersebut ke kursi orange yang letaknya tak jauh dari kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDINE
Teen Fiction"Nak, dari dulu kan kamu pengin kuliah di kota, Bapa juga maunya begitu. Tapi bapa sama Ibu tidak bisa menemanimu disana." "Nadine ngga papa kok pak kalau sendirian di sana." "Bahaya anak perempuan di kota tidak ada yang menjaga. Ini juga demi kebai...