8

64.1K 6K 287
                                    

"Sira! Lo gue cariin malah di sini" ujar Fellycia. Duduk di sebelah Sahira yang sedang melamun.

Sahira masih asik dengan lamunanya. Memikirkan tentang perjodohan konyol yang di buat oleh orang tuanya. Entahlah ia harus berbuat apa. Yang ia buat hanya mengikuti nya saja.

Sahira juga tak sampai kepikiran ke nikah muda. Umurnya baru dua puluh satu tahun namun ia sudah disuruh untuk nikah? Oh tidakkkk itu tak pernah terlintas di dalam otak Sahira.

Bagaimana nanti jika ia sudah menimah dengan Farel? Apakah sikapnya akan tetap cuek atau akan berubah jadi hangat? Tetapi yang Sahira takuti adalah bagaimana jika rumah tangganya bersama Farel akan kandas di tengah jalan? Itu juga sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh seorang Sahira Auliani.

"Siraa!" panggil Fellycia, membuyarkan lamunan Sahira.

"Eh iya? Kenapa Fel? Kok lo disini?" tanya Sahira, kebingungan. Pasalnya sekarang Sahira sedang mencoba menyendiri, di atas rooftop kampus dengan angin yang sepoi sepoi.

"Jangan ngelamun, nanti kesambet setan pohon pisang lo" kata Fellycia.

"Heh! Disini gak ada pohon pisang Felly"

"Ayo ah turun, ngapain sih lo disini?" tanya Fellycia.

"Gak ga papa, yaudah ayok ah turun bentar lagi kelas masuk"

Saat Sahira hendak berdiri, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Fellycia. Membuat Sahira duduk kembali di tempatnya.

"Lo lagi ada masalah?" tanya Fellycia. "Kalo lagi ada masalah sini cerita sama gue" lanjut Fellycia.

"Gak ada gue fine fine aja" jawab Sahira, berusaha untuk menutupi masalahnya.

"Its okay, ayo kita turun" kata Sahira, mengalihkan pembicaraan lebih tepatnya.

"Ih si anjirt punya lo kan yang item gue yang putih!" terdengar suara seseorang. Namun Sahira tak mengenali itu siapa.

"Gak bisa dong, ini gue udah ngalahin lo" jawab lawan bicaranya.

"Wahh! Gak bisa seperti itu Dino! Lo kan yang item gue yang putih. Dan lo ngejalaninnya make kuda punya gue yang putih!" Greget orang itu, kepada Dino. Panggil saja Dino, tapi bukan dinosaurus.

Sahira masih mencari keberadaan yang sedang adu bacot itu. Sampai Sahira melihat pocong dan genduruwo yang sedang bermain catur.

Sahira berniat untuk menghampirinya, namun ia masih ingat bahwa tamannya itu tak bisa melihat mereka.

"Fell, lo ke kelas duluan deh gue masih ada urusan" ujar Sahira.

"Urusan apa? Lama gak? Beneran ya gue tinggal gak papa? Jangan nglamun lagi nanti kesambet lo"

"Iya iya bawel, dah sana" Balas Sahira, mendorong pelan Fellycia agar menuruni anak tangga.

Saat sudah memastikan bahwa Fellycia benar benar pergi, Sahira menghampiri setan yang sedang beradu bacot tadi.

Ia melihat dua setan yang dengan bermain catur dan empat setan yang sedang bermain monopoli. Sahira terseran heran, bagaimana setan bisa mamainkan mainan manusia seperti itu? Catur? Monopoli? Ahh sudahlah.

"hai" sapa Sahira.

"Heh human! Kok lo kesini?" tanya Genduruwo yang adu bacot tadi.

"Lo? Lo? Lo kan temennya Sasa kan?!" tunjuk pocong hits, Aripin--pacar Sasa.

"Eh lo Aripin ya?" tanya Sahira.

"Ni beban keluarga gaul sekali bisa ngomong ama setan kaya kita" ucap Dino.

𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang