Sahira berjalan dengan santainya di koridor kampus. Setelah jam pelajaran Farel selesai Sahira ingin memutuskan untuk mengunjungi kantor sang Kakak tersayang. Sudah lama ia tak main main kesana.
Dengan langkah kaki yang pelan namun pasti. Sahira memasuki koridor yang jarang sekali orang lain lewati. Rumornya, koridor ini banyak sekali terjadi kejadian aneh yang tak terduga. Namun sudahlah, Sahira ini bisa melihat makhluk makhluk kasat mata jadi mungkin saja Sahira akan mengetahui siapa yang akan berbuat aneh di koridor sepi ini.
Sahira jalan tanpa mempedulikan sekitar. Suasana koridor memang sepi, namun jika di lihat dengan Sahira, koridor ini masih ada beberapa macam hantu yang sedang berkeluyuran tak jelas di sekitar koridor.
Bruk
Sahira tak sengaja menabrak seseorang. Sahira mendongak dan menatapnya. Ternyata itu adalah Nayla, kakak tingkatnya. Dengan wajah yang datar dan malas meladeninya, Sahira menatap kakak tingkatnya itu.
"Eh lo punya mata gak sih?!" tanya Fina, teman Nayla.
"Maaf kak, gak sengaja!" balas Sahira.
"Makannya kalo jalan tuh pake mata!" ucap Kayla, kembaran Nayla.
"Dimana mana jalan make kaki kali Kay" gumam Sahira pelan, namun maish bisa di dengar oleh mereka bertiga.
Nayla melipat dua tangannya di depan dada. Dan menatap Sahira tajam. Seperti ada kebencian yang tersorot dari matanya. Maju satu langkah agar bisa kebih dekat menatap Sahira.
"Udah kalian diem!" titah Nayla.
"Misi dong, buru buru nih" ucap Sahira, ingin melenggang pergi namun di hadang oleh mereka bertiga.
"Ada hubungan apa lo sama Pak Farel?" tanya Nayla, to the point.
Ya, Nayla memang mengikuti Sahira sejak Sahira keluar kelas. Ia pun yang dengan sengaja menabrak Sahira. Banyak gosip yang beredar, Nayla ini memang cantik dan ia juga menyukai Farel.
Kalo sudah di tanya seperti ini, Sahira tak bisa menjawabnya.
"Gak ada hubungan apa apa" jawab Sahira cepat, dan melangkah kakinya lagi untuk pergi. Tapi masih saja di hadang oleh Kayla.
"Beneran gak ada hubungan apa apa?" tanya Kayla.
"Kalo ada hubungan kenapa? Kalo gak ada kenapa?" tanya balik Sahira.
Sahira ini memang tipe orang yang tak takut dengan siapa saja yang telah mengusiknya. Bahkan waktu SMA dulu Sahira ini adalah gadis yang tomboy. Dan semasa masuk dunia perkuliahan Sahira harus terpaksa merubah penampilannya menjadi sedikit feminim. Itu pun ia mendapat desakan dari sang kakak.
"Gak usah tanya balik, jawab buruan!" desak Fina.
Nayla tersenyum miring, mencengkram bahu Sahira. "Kemarin gue liat lo sama pak Farel dalam mobil yang sama di parkiran apartemant permata" ujar Nayla.
"Ya terus? Lo langsung simpulin kalo gue sama pak Farel ada hubungan gitu?"
Kayla memegang dagu Sahira agar menatapnya. "Eh lo bisa sopan dikit gak sih?" tanya Kayla.
Sahira yang sudah jengah pun menepis tangan Kayla dan Nayla. Mengusap usap dagunya dengan lembut. Tak lupa dengan bahu yang tadi dicengkram oleh Nayla.
"Jawab cepat!"
"Mau tau banget ya jawabannya?" ya itulah jawaban Sahira, dengan muka yang menjengkelkan.
"Udah sih langsung hajar aja" kompor Fina.
Brukk
Terdengar suara tong sampah jatuh. Mereka bertiga menengok dan tak mendapatkan seorang pun disana. Suasana menjadi lebih mencengkram, apalagi koridor ini sepi dan hanya mereka berempat saja disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓
Teen Fiction‹part lengkap› 🚫𝖓𝖔 𝖕𝖑𝖆𝖌𝖎𝖆𝖙🚫 Cerita yang berasal dari otak saya yang paling dalam alias hasil pemikiran sendiri! Seorang mahasiswa cantik yang bisa di bilang ia indigo. Ia di jodohkan oleh Dosen tamvan, dingin, datar dan juga kaku. Entahl...