22

30.3K 2.9K 86
                                    

Sahira masih di pusingkan dengan kejadian tadi sore. Ia juga bingung siapa yang menelponnya. Salah sambung kah?

Sudah lah, Sahira sedang duduk santai di balkon kamarnya yang dulu. Karena Farel sedang marah padanya jadilah Sahira main ke rumah lamanya. Tapi, nanti Farel jemput kok tenang aja.

Dengan indahnya langit malam, angin yang menerpa membuat perasaan Sahira lebih tenang. Masalah rumah tangga bisa nanti saja di pikirkan, Sahira masih ingin bersantai dirumah lamanya yang sudah lama tak ia kunjungi.

"Sasa kemana sih, kenapa dia gak ada" ucap Sahira pada dirinya sendiri.

"Hayohh, nyariin gue ya?"

Sahira hanya menatap jengah ke arah Sasa. Menyesal ia menanyakan kehadiran Sasa. Tapi jika tak ada Sasa pun ia merasa kesepian.

Sasa berdiri di dekat Sahira yang duduk santai. Ia ikut memandangi langit hitam.

"Sir, gue kangen deh sama lo" ucap Sasa.

"Oh" acuh Sahira.

"Dih oh doang? Lo gak kangen sama gue apa?" Tanya Sasa.

"Enggak lah, hantu barbar kaya lo di kangenin" balas Sahira, meledak.

"Eh ngomong ngomong soal hantu gue heran deh masa di rumah gue kaga ada hantu, eh bukan, di kamar gue masa gak ada hantu Sa" cerita Sahira.

"Terus gue ini apa? Alien?"

"Enggak bukan kamar gue yang ini, kamar gue sama Farel"

Sahira mengubah posisi duduknya, dan Sasa ikut duduk bersama Sahira.

"Oh mungkin aja di pintunya ada bacaan Al'quran nya. Biasanya kalo gak ada hantu ya kaya gitu" jawab Sasa.

"tapi gue gak pernah lihat loh Sa"

"Gak tau, tanyakan saja pada suami mu itu" acuh Sasa.

Sahira meraih ponselnya, hendak menghubungi Farel namun niatnya ia urungkan. Farel kan sedang marah dengannya.

"Tapi Sa--"

"heleh, kebanyakkan tapi lo" kesal Sasa.

"Ini penting Sa, tadi gue udah mau cerita sama lo tapi gegara lo ngomongin hantu jadi lupa" Sahira menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Yaudah cepet cerita"

"oke jadi gini---"

"wah hebat sekali cerita mu nak" potong Sasa sembari bertepuk tangan.

"Gue belum selesai setan!"

"oke oke lanjut"

"Farel kan lagi marah sama gue Sa" cerita Sahira denga nada suara lirih.

"Hah? Marah? Marah kenapa? Kok bisa?" Tanya Sasa bertubi tubi.

"Satu satu Sa nanya-nya" komentar Sahira.

"Iya iya, udah jawab kenapa bisa marah?"

Sahira menghembuskan nafasnya kasar. Sebenarnya ia malas untuk bercerita pada hantu ini namun dirinya butuh teman curhat. Kepada siapa lagi Sahira harus bercerita kecuali dengan hantu barbar ini.

"Jadi tadi tu ada yang---" ucapan Sahira kembali terpotong setelah mendapatkan teriakkan dari Susan.

"Mbak Sira!!!" Teriakkan Susan.

Sahira mengusap usap telinga nya. "Gendang telinga gue pecah ini!" kesal Sahira.

"Heheh maap, gue kangen soalnya sama lo" cengengesan Susan.

𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang