Butterfly bukan berarti mentega terbang, sama kaya dia bilang sayang tapi gak bener-bener sayang
-Andra
__________________________________________
______________________
________Pagi hari pun tiba. Sahira terbangun akibat cahaya matahari yang masuk kedalam matanya yang masih tertutup. Sesekali Sahira mengucek matanya agar memperjelas penglihatannya.
Sahira menoleh ke samping dan ia tak mendapatkan Farel di sana. Suasana mulai asing, biasanya Sahira akan melihat Sasa yang telah duduk di atas meja rias Sahira atau di atas lemari Sahira. Hari ini sungguh berbeda, mengapa tiba tiba Sahira merasa kehilangan Sasa?
Ya sepertinya memang seperti itu. Sasa yang biasanya selalu menunggu Sahira bangun dari tidur nyenyaknya dan Sasa yang selalu membuat Sahira kesal di saat Sahira sedang badmood. Sudahlah, Sahira akan main ke rumah lamanya nanti, siapa tahu saja ia akan bertemu teman lamanya itu.
Sahira lebih baik mandi dan turun kebawah untuk mencari keberadaan Farel, sang suami.
Sahira menemukan Farel yang sedang memakan sarapan yang pastinya di buat oleh bi Ira---Asisten rumah tangga mereka.
Sahira ikut duduk di samping Farel, dan mengambil secentong nasi goreng kedalam piring Sahira.
Setelah melaksanakan Sarapan pagi bersama, Sahira dan Farel berangkat menuju kampus mereka. Sama sekali tak ada perbincangan yang keluar dari mulut mereka, hanya suasana hening yang menyelimuti mereka. Entah atas dasar apa mereka diam. Sahira yang jengah dengan keadaan pun akhirnya membuka suara lebih dulu.
"Mas Farel kenapa dari tadi diem aja?" tanya Sahira akhirnya membuka suara.
"Enggak" jawab Farel.
Sahira memperhatikan sang suami yang agak sedikit berbeda dari biasanya. Mungkin saja mereka sedang di luar, Farel menjadi dingin seperti ini.
•••
Jam matkul telah selesai. Sahira mulai merapihkan barang barang miliknya. Namun matanya tertuju pada Fellycia yang sedari tadi hanya diam dan tak bersemangat. Sahira menoel lengan Fellycia dan membuat sang empun menoleh.
"Lo kenapa sih? Kayak orang lagi patah hati aja" tanya Sahira sekaligus meledek.
"Tau Fell, udahlah jomblo ini mana mungkin patah hati" tambah Andra.
"Apa sih si Andra, main nyamber aja" timpal Arka.
"Lo juga sama" ketus Fellycia.
"Buset sensi amat, kenapa sih lo?" kini giliran Indah yang bertanya, menyeret bangku agar bisa duduk lebih dekat dengan Fellycia.
Fellycia berdecak, "Ck, gue lagi patah hati nih" cicit Fellycia
Andra memasang muka yang menjengkelkan "Halah sok sokan lo patah hati, pacar aja gak punya!" ledek Andra.
"Andra kalo soal ngejulid nomer satu!" Sahira mengacungkan satu jempolnya ke arah Andra.
"Makannya itu, gue patah hati!"
Sahira mengusap usap bahu Fellycia, "patah hati kenapa sih?"
"Kemarin gue liat Raka lagi pelukkan sama cewe lain" cicit Fellycia.
"Hah? Gimana-gimana?" tanya Arka tak mengerti.
"Lo kenal sama cewenya?" tanya Indah.
"Gak sih tapi gue tau namanya, kalo gak salah namanya Stella. Padahal pas itu dia pernah bilang sayang ke gue" jawab Fellycia.
"Yaelah sayang doang jadian kaga" ledek Andra.
Indah mendarati cubitan pelan di perut Andra, "bisa diam tidak?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓
Teen Fiction‹part lengkap› 🚫𝖓𝖔 𝖕𝖑𝖆𝖌𝖎𝖆𝖙🚫 Cerita yang berasal dari otak saya yang paling dalam alias hasil pemikiran sendiri! Seorang mahasiswa cantik yang bisa di bilang ia indigo. Ia di jodohkan oleh Dosen tamvan, dingin, datar dan juga kaku. Entahl...