Hello gengsss saia kembali!!!
Masih ada yang nunggu gak?
Plis kalo komen jangan ngegas, ini baru bibit benih pelakor belum jadi pelakor handal seperi di tv-tv itu.Oke, langsung aja ya. Happy reading!!
•
•
•
Sahira pulang dengan wajah yang lesu. Masuk kedalam kamarnya tanpa memperhatikan sekitar. Untung saja tak ada siapa pun di dalam rumah.
Saat Sahira hendak membuka pintu kamarnya, namun pertanyaan yang keluar dari mulut sang adik membuat aktivitas Sahira tertunda sementara.
"Kenapa lo kak?" tanya Bara, di depan pintu kamarnya.
Sahira menengok sekilas, dan menggelengkan kepalanya. Melanjutkan kembali aktivitas membuka pintu dan masuk kedalam kamar.
Sahira merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Menelungkapkan kepalanya di balik bantal. Masih memikirkan tentang Laras--- mantan kekasih sang suami.
Fikiran Sahira mulai menjalar kemana mana. Mantan kekasih? Sahira takut itu akan menjadi bibit pelakor. Takut saja Farel akan berpaling darinya. Farel akan lebih memilih Laras daripada ia sendiri. Sudahlah pusing sekali memikirkannya.
Sahira merubah posisi tidurnya, ia menjadi setengah duduk dengan kepala yang ia sandarkan di sandaran ranjang.
"HELLO SIR--aa lo kenapa?" teriakkan Sasa seketika memelan saat melihat Sahira terduduk lesu.
"Sirrr!!! Lo kenapa? Lo di apain Sir? Lo masih perawan kan??" tanya Sasa bertubi tubi.
"Berisik Sa" tegur Sahira.
"Ck, lo kenapa sih? Lesu amat? Gak di kasih jatah ya?" tanya lagi Sasa.
"Otak lo udah gak suci Sa"
"Otak gue masih normal ya" balas Sasa.
"Sel otak lo yang ga suci!"
"Saraf lo ketuker Sir"
"Ketuker sama punya lo, sini balikin saraf-saraf otak gue"
"Heh! Saraf-saraf otak gue limitide edition tau!"
"Apaan sih pada ngomongin Sarap?" sahut Susan, masuk tiba tiba entah dari mana.
"Heh! Susana! Lo ngikutin gue ya" todong Sasa.
"Ye, enak aja! Gue ke sini mau ngobrol sama si human itu" jawab Susan, menunjuk Sahira.
"Apa lo? Gak usah nunjuk nunjuk" sinis Sahira.
"Yaudah San, jagain mamih gue kasian dia semalem gak di kasih jatah" ucap Sasa, so di melas melasin.
"Heh Sa! Gue congkel otak lo, dan gue juga bukan mamih lo!" komentar Sahira, memasang wajah nyolot.
"Otak limitide edition gue gak bakal bisa di congkel" balas Sasa, "dadah mamih, Sasa mau pacaran dulu" sambung Sasa, tak mempedulikan dumelan yang keluar dari mulut Sahira.
"Emang setan punya otak?" tanya Susan.
"Siapa bilang setan gak punya otak" Sahut Aripin.
"Dih si pocong disini" sapa Susan, hendak memegang pundak Aripin namun lengannya di hempas dulu oleh Sasa.
"Gak udah modus lo!" tukas Sasa.
"Apansi ngapain setan pada ngumpul disini?" sinis Sahira.
"Gue heran deh sama ni human!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙸𝚜𝚝𝚛𝚒𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 (𝙴𝙽𝙳)✓
Teen Fiction‹part lengkap› 🚫𝖓𝖔 𝖕𝖑𝖆𝖌𝖎𝖆𝖙🚫 Cerita yang berasal dari otak saya yang paling dalam alias hasil pemikiran sendiri! Seorang mahasiswa cantik yang bisa di bilang ia indigo. Ia di jodohkan oleh Dosen tamvan, dingin, datar dan juga kaku. Entahl...