"Nangis aja." Suara itu terdengar lagi.
"Si... siapa yang mau nangis." Jawabku gugup, Aldi memalingkan mukanya.
"Ayo berangkat, koper gue udah di bawah." Aku keluar duluan.
Lalu kami berpamitan, Aldi menepikan mobilnya ke sebuah rumah makan katanya makan siang sebentar.
Tidak ada perbincangan ketika makan, hingga kami melanjutkan perjalanan. Aku hanya melihat ke jalanan, dengan banyak pikiran hinggap di kepalaku.
Apa omongan gue kelewatan ke mamah? Gue gak minta maaf lagi, ish parah banget sih lu Cha... mamah nangis gara-gara lu tadi, mamah pasti kepikiran sekarang~
Aku melirik Aldi, pandangannya hanya tertuju pada jalanan di depannya dia bahkan tidak melirik sedikitpun.
Argh...! Dia makin serem kalo diem begini, sebenernya gue lagi sama orang apa benda mati~
"Akting lu bagus, gu..gue ngaku kalah." Aku menunggu reaksinya.
"Bagus."
Cuma itu?~
"Sesuai perjanjian lu punya 3 permintaan ke gue." Ucapku malas, Aldi tersenyum miring.
"Tapi jangan coba minta yang aneh-aneh." Aku langsung menatapnya tajam, Aldi malah tertawa pelan.
"Jangan kebanyakan berharap saya gak akan ngelakuin apa yang ada di kepala kamu sekarang." Aldi melirik, membuatku gelagapan.
"Gue cuman ngingetin, bukan ngarepin ngerti?" Ketusku.
Argh... hening lagi~
Aku menyalakan radio, lagu pun memenuhi seisi mobil. 8 jam berlalu mobil memasuki kawasan Jakarta, Tepat pukul 10 malam kami sampai di apartemen Aldi.
"Maaf, saya tidak terlalu menyukai rumah." Kata Aldi ketika aku masuk.
Apartemennya cukup luas~
"Ini kamar tamu kan?" Tanyaku ke sebuah pintu.
"Bukan." Aldi melempar sebuah card untuk membuka apartemen ini.
"Gak ada kamar tamu di sini." Jawabnya, di pintunya ada sebuah tulisan Genius lab.
"Terus gue tidur di mana?" Tanyaku sambil melihat-lihat apartemen tersebut.
Aldi mengabaikanku.
Apartemen tersebut tergolong lengkap ada ruang tamu, ruang TV, dapur yang digabung dengan ruang makan, dua kamar yang diubah satu, sama sebuah bar kecil di pojok ruan Tv.
"Permintaan pertama saya." Aldi sudah duduk di sofa ruang tamu.
Aku langsung menoleh ke arahnya, menunda kekagumanku dengan apartemen ini.
"Tidak ada kata lu gue di sini jaga ucapanmu mulai sekarang, bagaimanapun saya ini jauh lebih tua dari kamu sekaligus suami sah kamu."
"Terus...." Perkataan ku terpotong karena Aldi mengangkat kedua jarinya.
"Kamu tidak boleh ke ruangan itu." Aldi menunjuk pintu tadi.
"Untuk sekarang hanya itu."
"Kalau kamu melanggarnya maka akan ada hukuman." Aldi bangkit hendak menuju kamarnya.
"Apa-apaan itu, gue tidur dimana dong?" Rengek ku.
Aldi yang baru beberapa langkah di depanku itu langsung berbalik dan memojokkan ku ke dinding, kedua tangannya mengunci tubuh yang lebih pendek ini, matanya menatapku tajam.
Dia menatapku sangat lama, "Malam ini tidur di sofa."
Setelah mengucapkan itu dia pergi ke kamar, sambil membanting pintu kamarnya, aku langsung sadar akan ucapanku tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY married {END}
Fanfiction"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, tapi kamu juga harus berjanji kalau jari manismu tidak boleh memakai apapun yang bukan pemberianku,dan hatimu jangan sampai ada yang memiliki selain aku." . ...