"Gue cuman mau ke rumah kakak gue, sebentar doang kok." Jawabku agar Ian berhenti bertanya.
"Gue anter ya." Minta Ian, tetapi aku menolaknya.
"Koper ini gak akan bisa dibawa di motor." Tanganku memesan taksi online.
Beberapa menit kemudian taksi itu sampai, dan aku langsung berpamitan pada Ian sedangkan Ian hanya menatap tingkahku bingung.
Di tengah perjalanan aku terjebak macet, Aldi menelpon lagi.
"Dimana kamu?"
"Ini lagi di jalan, macet banget ini." Jawabku setengah panik.
Gawat ini kalo bunda dateng sebelum gue~
"Saya tidak menyuruhmu panik, bodoh." Kata Aldi seperti biasa.
"Nanti kalau gu... aku dateng telat bilang aja gu... aku abis nginep di rumah temen kampus gitu." Aku memukul mulutku pelan.
"Mana ada orang menginap di rumah teman membawa barang sebanyak itu?" Aldi berdecak kesal.
" Saya tidak mau tahu kamu harus bisa sampai di apartemen sebelum saya, saya akan menjemput mamah sendirian." Perintah Aldi.
"Tapi ini masih macet, tau macet kan?" Aku sedikit kesal.
"Kalau saya sampe rumah, bilang ke bunda kamu baru selesai kuliah dan tidak bisa ikut saya untuk menjemput bunda, saya juga akan mencari jalan memutar agar kamu bisa sampai duluan."
Tut...
"Emang dasar." Aku menatap layar HP yang menyatakan panggilan selesai.
Ketika hampir sampai di apartemen Aldi, aku memesan makanan secara online. Aku langsung berlari ke dalam lift tanpa memedulikan pandangan orang yang berlalu lalang, dan menunggu sampai terhenti di lantai 25.
Untung kartu akses ke apartemennya masih gue pegang~
Setelah sampai di dalam apartemen, semuanya terlihat rapih tidak ada yang berserakan. Aku berhenti di depan kamar Aldi.
"Nggak apa-apa kan?" Pikirku.
"Lagian itu yang gak boleh." Aku melihat sebuah pintu yang tertutup rapat.
"Yaps..." Aku membuka kamar Aldi.
Dindingnya berwarna putih dengan furniture kayu yang melengkapi fasilitasnya, ada satu sisi dinding berwarna hitam. Aku langsung memasukkan bajuku asal ke lemari yang kosong, setelah itu aku membersihkan badanku yang penuh dengan keringat.
Setelah merasa beres aku melihat sebuah figura yang ada di meja samping kasur Aldi, itu adalah foto pernikahan kami Aku memasangnya di ruang tamu, mengingat ruang tamu bunda kemarin juga seperti ini.
Beberapa detik kemudian pesanan ku sampai, aku langsung memindahkannya ke meja makan, tepat setelah aku menyelesaikan pekerjaan pintu terbuka.
Aku berlari ke bunda dan langsung memeluknya, untuk mengungkapkan rasa senangku karena berhasil menyelesaikan semuanya tepat waktu.
"Acha kamu kangen banget ya... sama bunda." Kata bunda ketika aku melepas pelukanku.
"Bisa dibilang begitu." Aku tersenyum senang.
"Mamah juga nitip salam dari rumah tadi." Bunda mengusap kepalaku lembut.
"Bunda kenapa datang mendadak?" Tanya Aldi yang terlihat kesal, kantung matanya sedikit terlihat.
"Niatnya mau kasih kejutan tapi ketauan juga." Bunda mau menoel pipi Aldi, tapi Aldi menghindar.
"Bilang ke bunda! Aldi dingin kayak tadi nggak ke kamu?" Bunda melirik Aldi jail.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY married {END}
Hayran Kurgu"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, tapi kamu juga harus berjanji kalau jari manismu tidak boleh memakai apapun yang bukan pemberianku,dan hatimu jangan sampai ada yang memiliki selain aku." . ...